Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Top, Kakek Lulusan SD Asal Blitar Ciptakan Bahan Bakar dari Limbah Sampah Plastik

Top, Kakek Lulusan SD Asal Blitar Ciptakan Bahan Bakar dari Limbah Sampah Plastik

Top, Kakek Lulusan SD Asal Blitar Ciptakan Bahan Bakar dari Limbah Sampah Plastik

Sampah tak selamanya membawa masalah. Sampah ternyata bisa mendatangkan manfaat.


Usia bukanlah sebuah halangan. Hal tersebut tercermin dari prestasi seorang kakek bernama Muryani, warga Blitar.

Dia berhasil menciptakan inovasi yang mampu mengubah sampah plastik menjadi tiga jenis bahan bakar minyak (BBM) berbeda, yakni premium, solar, dan minyak tanah, dengan alat bantu yang disebut destilator.

Cerita tentang kakek Muryani viral setelah diunggah akun Instagram @aksikitaindonesia, pada Rabu (6/9). Inovasi yang dia ciptakan membuat kakek Muryani diperbincangkan sejak tahun 2017.


Banyak yang tak menyangka, meski lulusan SD, kakek tujuh cucu ini bisa mengembangkan idenya setelah mendapat pengetahuannya setelah diajarkan ayahnya.

Kala itu, ayahnya mengajarkan bahwa semua plastik mengandung gas. Berangkat dari informasi itulah, Muryani penasaran dan ingin membuktikan ucapan sang ayah. Dia kemudian melakukan berbagai eksperimen.

Pekerjaannya sebagai petugas kebersihan lantas memudahkan Muryani untuk mendapatkan sampah plastik sebagai bahan percobaan.

Dengan tekad dan semangat yang tinggi, Muryani melakukan eksperimen berulang kali hingga akhirnya berhasil menciptakan destilator ini.

Top, Kakek Lulusan SD Asal Blitar Ciptakan Bahan Bakar dari Limbah Sampah Plastik

 Meskipun alatnya sederhana, namun hasilnya sangat mengesankan.


Sebelum mendapatkan hasil seperti saat itu, Muryani juga menghadap kegagalan berkali-kali dalam proses pengembangan alat ini. Hingga pada tahun 2009, ia akhirnya berhasil menciptakan alat yang bekerja sesuai dengan harapannya.

Bahkan pada tahun 2018, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) Jakarta juga tertarik dengan temuan dari Muryani. Mereka mendorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut terhadap alat ciptaan Muryani ini.

Namun, hingga kini belum ada informasi terbaru terkait penelitian lanjutan tersebut

Proses Pembuatan Bahan Bakar


Muryani menjelaskan, untuk menghasilkan bahan bakar melalui destilator dimulai dengan pemilihan sampah plastik yang warna utamanya bening atau tidak berwarna, lalu menjemurnya hingga kering.

Destilator ini memiliki kapasitas 10 kg plastik, di mana 60% dari plastik tersebut akan diubah menjadi solar, 25% menjadi premium, dan 15% menjadi minyak tanah. Proses penyulingan ini memakan waktu empat jam dengan suhu panas mencapai 200 derajat Celcius.

Top, Kakek Lulusan SD Asal Blitar Ciptakan Bahan Bakar dari Limbah Sampah Plastik

Hasil dari setiap proses penyulingan adalah 6 liter solar, 2,5 liter premium, dan 1,5 liter minyak tanah. 


Bahan bakar yang dihasilkan oleh Muryani dari limbah plastik itu dinamakan BBM Plast. Katanya, banyak warga terpukau dengan inovasi yang dia ciptakan. Apalagi, secara harga sangat terjangkau dan tidak berpengaruh pada kinerja mesin sepeda motor.

Selain meningkatkan nilai ekonomis sampah plastik, mesin suling yang diciptakan oleh Muryani juga menjadi langkah positif dalam mengatasi pencemaran lingkungan akibat tidak terurai nya limbah plastik, serta dapat memberikan kontribusi besar dalam menyelesaikan masalah lingkungan.

Kapas Mulai Digunakan sebagai Bahan Baku Tekstil Sejak 7.000 Tahun Lalu, Ini Buktinya
Kapas Mulai Digunakan sebagai Bahan Baku Tekstil Sejak 7.000 Tahun Lalu, Ini Buktinya

Temuan ini menjadi bukti penggunaan serat kapas paling awal di Timur Dekat kuno, merupakan salah satu yang tertua di dunia.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Heboh Ikan Mati di Tuban, Gara-Gara Terkontaminasi Limbah Nuklir?
CEK FAKTA: Heboh Ikan Mati di Tuban, Gara-Gara Terkontaminasi Limbah Nuklir?

Nelayan penangkap ikan, Sutrisno, menceritakan kronologi saat proses penangkapan ikan tersebut.

Baca Selengkapnya
Patung Dewa Jagung Bangsa Maya Berusia 1300 Tahun Ditemukan dalam Kolam, Tersisa Hanya Kepalanya
Patung Dewa Jagung Bangsa Maya Berusia 1300 Tahun Ditemukan dalam Kolam, Tersisa Hanya Kepalanya

Peran Dewa Jagung sangat penting bagi bangsa Maya. Simak penjelasannya dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Unik! SD Ini Terbuat dari Limbah Sampah Plastik, Pembangunannya Cuma Butuh Waktu 5 Jam & Tahan Gempa
Unik! SD Ini Terbuat dari Limbah Sampah Plastik, Pembangunannya Cuma Butuh Waktu 5 Jam & Tahan Gempa

Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 64 juta ton sampah plastik setiap tahun.

Baca Selengkapnya
Limbad Hingga Aldi Taher Masuk TPN Ganjar-Mahfud MD
Limbad Hingga Aldi Taher Masuk TPN Ganjar-Mahfud MD

Mereka akan bekerja sama dengan 95 nama lainnya di bawah pimpinan Jubir Johan Budi dan Aryo Seno.

Baca Selengkapnya
Tampang Culun Bikin Penyamaran Letkol TNI Gadungan Ini Terungkap, Ditangkap Tak Takut Malah Senyum
Tampang Culun Bikin Penyamaran Letkol TNI Gadungan Ini Terungkap, Ditangkap Tak Takut Malah Senyum

Pengungkapan kasus ini setelah mantan camat yang jadi korban penipuannya melapor.

Baca Selengkapnya
Koalisi Perubahan Tak Mau Buru-Buru Bentuk Tim Pemenangan Anies-Cak Imin, Ini Alasannya
Koalisi Perubahan Tak Mau Buru-Buru Bentuk Tim Pemenangan Anies-Cak Imin, Ini Alasannya

Koalisi Perubahan mengungkap alasan tidak mau terburu-buru membentuk tim pemenangan. Apa itu?

Baca Selengkapnya
Usai Putusan MK, Ini Sederet Kepala Daerah di Bawah 40 Tahun Selain Gibran Berpeluang Maju Pilpres
Usai Putusan MK, Ini Sederet Kepala Daerah di Bawah 40 Tahun Selain Gibran Berpeluang Maju Pilpres

Secara sederhana, maka seseorang yang belum mencapai umur 40 tahun dapat mencalonkan menjadi capres-cawapres, namun telah berpengalaman menjadi kepala daerah.

Baca Selengkapnya
PPLI Ungkap Pemusnahan Limbah Masih Cemari Lingkungan
PPLI Ungkap Pemusnahan Limbah Masih Cemari Lingkungan

Pengolahan limbah yang tidak tepat dapat merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan.

Baca Selengkapnya