Tolak pertambangan, nestapa warga Pulau Bangka makan mie instan

Merdeka.com - Sejak terlibat aksi penolakan terhadap perusahaan tambang PT Mikgro Metal Perdana (MMP), aktivitas warga Desa Kahuku, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minut, Sulawesi Utara, terganggu.

Mereka tidak dapat mencari nafkah dengan lancar. Akibatnya, mayoritas warga terpaksa mengonsumsi mie instan demi mengganjal perut.

Mereka makan apa adanya asal bisa mengenyangkan perut. "Kadang kita makan nasi sama daun singkong rebus saja," tutur Yohanis Tahulending (68) saat ditemui merdeka.com, Rabu (19/2) di pesisir pantai Kahuku.

Untuk melaut, menurutnya, warga tidak berkonsentrasi lagi. Mereka terus berjaga siang malam mengantisipasi beroperasinya perusahaan asal China tersebut.

"Tiap hendak melaut tiba-tiba ada informasi aktivitas perusahaan, maka kita batalkan kegiatan melaut. Begitu yang terus terjadi selang beberapa tahun sejak kehadiran PT MMP," jelas Richard Paraeng (60) warga yang sama.

Sebelum adanya kegiatan eksplorasi, dikatakannya, ia bisa meraup pendapatan sebesar Rp 100 ribu setiap kali pulang melaut namun saat ini dirinya sudah jarang melaut. Pekerjaan yang biasanya dilakoni bersama istri tercinta terpaksa terbengkalai lantaran harus fokus bersama warga yang lain.

Ia pun tak lagi menaruh harapan ke pemerintah daerah untuk dapat menyelesaikan persoalan. Dirinya bahkan menuding Pemkab Minut tak berpihak ke masyarakat.

"Kami tak percaya lagi dengan Bupati. Yang lalu kami sempat diundang bertemu di kantor Bupati pada tanggal 14 Agusutus 2013. Waktu itu dia mengatakan dirinya tak memberi izin alat bor masuk, namun tiga hari berikutnya alat bor masuk ke Desa Ehe," beber Paraeng.