Tokoh masyarakat Serang sayangkan kasus Ibu Saeni dibesar-besarkan
Merdeka.com - Peristiwa razia warteg yang dilakukan oleh Satpol PP Kota Serang dengan cara menyita dagangan di warung milik Ibu Saeni menuai banyak simpatik. Bahkan ada penggalangan dana dari netizen hingga Rp 170 juta yang diberikan kepada Ibu Saeni.
Menanggapi hal tersebut, Nasir SH salah satu tokoh Masyarakat di daerah Ibu Saeni berdagang di Cikepuh, Kecamatan Serang, Kota Serang, menyayangkan penggalangan dana tersebut. Karena dirinya menilai, masih banyak masyarakat lain yang kondisinya lebih parah dan butuh bantuan.
"Warteg yang dibilang itu, dia lagi buka dan makannya orang sini. Orang Cikepuh juga. Tidak benar kalau dia bilang tidak berjualan. Dan dia bukan orang tidak punya, dia punya warteg tiga. Dia orang kaya, dia kontrak itu saja Rp 12 juta. Itu satu pembohongan. Orang kita salah menilai, harusnya menyumbang investigasi dulu. Jangan sepihak. Persoalan kecil ini jangan dibesar-besarkan," kata Nasir saat dihubungi, Kamis (16/6).
Nasir yang beberapa waktu lalu sempat mendatangi Satpol PP Kota Serang untuk memberikan dukungan kepada Satpol PP menegakan perda Kota Serang tersebut, mengatakan dirinya sangat tahu betul bahwa Ibu Saeni mempunyai warteg lebih dari satu.
"Sudah yakin pak (Warteg tiga), bukan ngecek lagi, tapi kita tahu karena kita tetangganya. Kita tahu persis orang saya orang sini. Wartegnya tiga di kota Serang di Tanggul, Kaliwadas, Cikepuh yang kemarin dirazia. Terakhir saya dengan di Pakupatan juga punya," kata Nasir.
Nasir meminta masyarakat jangan membesar – besarkan hal tersebut, masih banyak masyarakat lain yang benar-benar butuh bantuan. "Jangan ikut campur orang-orang pusat. Kita enggak mau daerah kita diobok-obok," tegas Nasir.
Nasir juga berharap, pemerintah pusat jangan mengintervensi terkait Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2010 tentang Penyakit Masyarakat (Pekat).
"Bahwa perda itu tetap harus dijalankan, ini bulan suci Ramadan. Kepunyaan orang yang berpuasa, orang yang tidak puasa harus wajib menghormati. Kota serang kota ulama dan santri, dan ini adalah otonomi daerah, Puasat jangan intervensi," kata Nasir.
Sementara itu saat dikonfirmasi, ibu Saeni sendiri mengaku hanya memilik warteg satu, yang berada di Cikepuh, Kecamatan Serang, Kota Serang.
"Enggak ada lagi, cuma satu," kata Ibu Saeni, saat di temui di Bank BRI Cabang Kota Serang, Kemarin.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaSeorang pria dan dua anaknya tega membunuh seorang wanita tua HA (62) di Kedaton, Ogan Komering Ulu. Pembunuhan ini dilatarbelakangi sengketa lahan.
Baca SelengkapnyaPada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaMeski nasi mulai basi, pria ini tersentuh dengan aksi ibunda yang tetap peduli dengannya walau sudah memiliki keluarga baru.
Baca SelengkapnyaTak peduli dengan kondisinya yang sakit, ayah wanita ini tetap tinggal di rumah yang dilanda banjir dan meminta putrinya untuk kembali ke perantauan.
Baca SelengkapnyaProses perkenalan Ayu Ting Ting dan calon suami cukup singkat. Keduanya dikenalkan oleh orang tua mereka.
Baca SelengkapnyaIbunda Awan mengenang anaknya yang tewas di tangan ayahnya itu orang yang rajin membantu lingkungan.
Baca SelengkapnyaSaat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.
Baca Selengkapnya