Tak punya biaya sekolah anak, seorang Ibu di Jembrana jual togel
Merdeka.com - Ni Sayu Kade Sri Alit (42) asal Banjar Anyar Kaja, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, tertangkap sedang menjual togel di wilayahnya.
Hal itu dia lakukan dengan alasan untuk membiayai sekolah anaknya yang kini baru duduk di kelas 7 SMP.
"Biaya sekolah untuk buku-buku dan saku anak sangat tinggi pak. Terpaksa saya jadi pengecer togel," aku Ibu satu anak ini di Mapolres Jembrana.
"Sehari hanya dapat persenan 50 ribu rupiah," imbuhnya.
Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Gusti Made Sudarma Putra, seizin Kapolres Jembrana dikonfirmasi Selasa (28/4) siang di ruang kerjanya, membenarkan penangkapan tersebut.
Menurutnya, dari tangan tersangka pihaknya berhasil menyita barang bukti berupa satu buah pulpen, satu lembar kertas karton berisi angka togel dari pemasang dan uang tunai sebesar Rp 22.000.
"Tersangka memang sebagai pengecer togel. Ada bosnya yang masih kita akan kembangkan," kata Sudarma.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di tengah teman-temannya yang berlomba membeli jajanan, siswa ini harus duduk sendirian menikmati bekal nasi yang dibawanya.
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di penghujung momen, ada sikap sang penumpang yang tak terduga.
Baca SelengkapnyaSejak lulus sekolah, ia memang tidak mau bekerja menjadi seorang karyawan. Ia kini berhasil menekuni profesi berdagang dengan hasil jutaan rupiah dalam sehari.
Baca SelengkapnyaIroni Dua Pelajar di Sumsel jadi Promotor Judi Online, Diimingi Upah Rp1 Juta
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaMerayakan ulang tahun tak harus dengan perayaan mewah, tetapi juga bisa dengan cara sederhana dan membekas.
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca Selengkapnya