Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tak Ada di BAP, Pembantu Aulia Kesuma Ngotot Coba Gagalkan Rencana Pembunuhan

Tak Ada di BAP, Pembantu Aulia Kesuma Ngotot Coba Gagalkan Rencana Pembunuhan 3 Saksi Dihadirkan di Sidang Aulia Kesuma. ©2020 Merdeka.com/Fotografer Magang: Muhammad Fayyadh

Merdeka.com - Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kembali menggelar sidang terkait pembunuhan berencana terhadap Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anaknya, M Adi Pradana alias Dana (23). Agenda sidang ini menghadirkan pembantu Aulia Kesuma yakni Karsini alias Tini (43), Rody Syaputra Jaya Mps alias Rody (36) dan Supriyanto alias Alpat (20).

Dalam sidang tersebut, salah satu saksi yakni Asoka Wardana menyebut, ketiga terdakwa tersebut sebagai penghubung antara Aulia dengan eksekutor untuk membunuh Pupung dan Dana. Hal itu ia dapatkan berdasarkan perkembangan kasus tersebut.

"Menurut berita yang disampaikan, bahwasanya kejadian pembunuhan itu adalah pelaku menyewa eksekutor melalui asisten rumah tangganya," kata Asoka dalam persidangan, Jakarta Selatan, Selasa (18/2).

Namun, hal itu dibantah oleh salah satu terdakwa yakni atas nama Rody jika Aulia mendapatkan eksekutor bukan dari mereka. Ia mengaku, jika ia hanya diminta untuk mencari orang pintar.

"Kami disuruh cari orang pinter untuk untuk menjualkan rumah, supaya rumahnya cepat terjual," ujar Rody.

Tak hanya itu, Rody mengaku jika mereka yang mencoba untuk menggagalkan perencanaan pembunuhan terhadap Pupung dan Dana.

"Tidak benar (eksekutor), karena saya sendiri yang membatalkan perencanaan pembunuhan," ucapnya.

Lalu, Hakim pun meluruskan apa yang dimaksudkannya itu yakni jika mereka bukan eksekutor melainkan sebagai penghubung antara Aulia dengan eksekutor.

"Tidak ada yang bilang kamu eksekutor, menyambungkan bagaimana (caranya) dia juga tidak tahu hanya dapat informasi polisi, memberitahu caranya dia tidak tahu. Dia hanya mendapatkan informasi, bukan kamu eksekutor, intinya gitu," ujar Hakim Majelis Achmad Guntur.

"Tidak benar, yang benar kami membatalkan perencanaan pembunuhan," jawab Rody.

Sementara itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Sigit Hendradi menjelaskan, apa yang disampaikan saksi tersebut berdasarkan hasil dari perkembangan penyidikan atas kasus tersebut.

"Sebenernya sih menurut saya kan tadi bilang tidak benar ya, tidak benar itu kan terhadap keterangan saksi, nah keterangan saksi sendiri juga dapet informasi (dari polisi). Jadi sebenernya, bener apa enggaknya dipembuktian merekalah dengan saksi-saksi yang lain," ujar Sigit.

"Iya sebenernya dibantah juga menurut saya sih lucu ya, aneh. Kenapa aneh, karena kan saksi menerangkan, mendapat informasi dari pihak penyidik perkembangan penyidikan, kok dibilang enggak bener kata dia, yang enggak bener apanya?orang saksi cerita dia dapet informasi dari penyidik kok dibilang enggak bener. Emang dia tahu waktu penyidik menghubungi saksi, kan enggak," sambungnya.

Selain itu, ia mengungkapkan, dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kasus tersebut. Tak adanya rencana untuk menggagalkan pembunuhan.

"(Fakta menggagalkan memang tidak tertera di BAP) Enggak ada itu, enggak ada. Kalau sepengetahuan saya di BAP enggak ada menggagalkan," tutupnya.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bawaslu: Pemungutan Suara Ulang Tepis Dugaan Pelanggaran Pemilu, Selanjutnya di MK
Bawaslu: Pemungutan Suara Ulang Tepis Dugaan Pelanggaran Pemilu, Selanjutnya di MK

Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Totok Hariyono menyatakan Pemungutan Suara Ulang (PSU) bagian dari upaya mencari kebenaran.

Baca Selengkapnya
Pengamat Soal Rencana Hak Angket Pemilu: Keliatannya Layu Sebelum Berkembang, akan Diblok Koalisi Pemerintah
Pengamat Soal Rencana Hak Angket Pemilu: Keliatannya Layu Sebelum Berkembang, akan Diblok Koalisi Pemerintah

"Keliatannya bisa jadi usulan hak angket ini akan layu sebelum berkembang, akan diblok, ya akan di bendung oleh kubu koalisi pemerintahan Jokowi,"

Baca Selengkapnya
AHY Bawa Ransel Hitam Saat Rapat Perdana Kabinet, Ini Isinya
AHY Bawa Ransel Hitam Saat Rapat Perdana Kabinet, Ini Isinya

Rapat kabinet paripurna kali ini sangat penting bagi AHY karena merupakan pengalaman perdana.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
AHY Ungkap Isi Pembicaraan Saat Bertemu Prabowo di Kemenhan
AHY Ungkap Isi Pembicaraan Saat Bertemu Prabowo di Kemenhan

AHY mengaku tidak membicarakan mengenai susunan kabinet.

Baca Selengkapnya
Ketua KPU Ingatkan Pentingnya Mencoblos: Satu Suara Sangat Menentukan
Ketua KPU Ingatkan Pentingnya Mencoblos: Satu Suara Sangat Menentukan

Pemilih adalah penentu terhadap siapa yang akan menduduki jabatan.

Baca Selengkapnya
Suciwati Bosan Dengar Janji Penyelesaian Kasus Pembunuhan Munir: Segera Bentuk Pengadilan HAM Ad Hoc
Suciwati Bosan Dengar Janji Penyelesaian Kasus Pembunuhan Munir: Segera Bentuk Pengadilan HAM Ad Hoc

Komnas HAM tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya
Menhub Budi Karya Pastikan Kelancaran Arus Balik Lebaran 2024
Menhub Budi Karya Pastikan Kelancaran Arus Balik Lebaran 2024

Menhub sempat melakukan rapat koordinasi untuk kelancaran perjalanan balik dari pelabuhan Bakauheni ke Pelabuhan Merak.

Baca Selengkapnya
Hakim MK Arief Hidayat: Pilpres 2024 Paling Hiruk Pikuk, Ada Pelanggaran Etik hingga Isu Cawe-Cawe Presiden
Hakim MK Arief Hidayat: Pilpres 2024 Paling Hiruk Pikuk, Ada Pelanggaran Etik hingga Isu Cawe-Cawe Presiden

hakim semula hendak memanggil Jokowi untuk meminta keterangan. Namun, dibatalkan demi menghargai kepala negara.

Baca Selengkapnya
Airlangga Enggan Bicara Komposisi Kabinet, Alasan Tunggu Pengumuman KPU
Airlangga Enggan Bicara Komposisi Kabinet, Alasan Tunggu Pengumuman KPU

Airlangga Enggan Bicara Komposisi Kabinet, Alasan Tunggu Pengumuman KPU

Baca Selengkapnya