Susah Bedakan Uang Rp5.000 dan Rp1.000, Pedagang di Manggarai Barat Merugi
Merdeka.com - Masih banyak warga yang belum begitu mahir membedakan uang kertas pecahan Rp5.000 dan Rp1.000, lantaran warnanya yang hampir sama.
Menurut warga Desa Nggorang, Kabupaten Manggarai Barat, mereka yang berjualan di pasar sering mengalami kerugian akibat kurangnya ketelitian, dalam mengembalikan uang belanjaan para pembeli.
Maria Fatima Jehura misalnya yang kesehariannya dihabiskan di pasar. Menurutnya, banyak penjual tidak bisa membaca sehingga sangat sulit untuk membedakan antara pecahan Rp5.000 dan Rp1.000.
Akibatnya, Ketika diberikan pengetahuan tentang keaslian rupiah oleh Tim Ekspedisi Kas Keliling Bank Indonesia dan TNI AL, Maria Fatima mengusulkan agar ke depan warnanya bisa diganti.
"Kalau orang tidak sekolah kan mereka tidak tau, apalagi mereka sudah sibuk layani pembeli mereka tidak bisa membaca angkanya. Seringkali terjadi kekeliruan di pasar, bukannya mengalami keuntungan malah rugi yang didapat," katanya, Senin (23/9).
Ia berharap, jika ke depan adanya percetakan lagi uang oleh Bank Indonesia, agar mengganti warna uang kertas pecahan Rp5.000 dan Rp1.000, sehingga warga di pasar yang kebanyakan masih buta huruf, tidak salah lagi mengelola uang hasil jualan.
"Uang Rp5.000 dan Rp1.000 warnanya hampir sama, kalau yang sekolah bisa bedakan dengan membaca angka, tapi kalau yang tidak bisa kan rugi percuma. Harapan saya sosialisasi seperti ini harus rutin dilakukan," harapnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Satgas Tim Ekspedisi Kas Keliling 3T dari KPw Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur, Joko Sri Hartono mengatakan, Bank Indonesia dalam pemilihan warna dasar untuk uang rupiah kertas tahun emisi 2016, sudah sesuai dengan standar bank sentral di seluruh dunia yaitu menggunakan teori Munsell. Yang mana warna dasar uang telah dikategorikan sebagai warna pokok dan warna sekunder.
"Setelah dilakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah secara langsung seperti ini oleh Bank Indonesia kepada warga, maka warga akan paham dan dapat meneruskan informasi kepada khalayak ramai tentang bagaimana cara mengenali jumlah nominal salah satunya dengan hanya melihat angka secara seksama," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak lulus SMK, ia merantau ke kota besar agar bisa menabung dari penghasilannya
Baca SelengkapnyaRiski kerap mengambil diam-diam uang dari kas kios pulsa hingga totalnya mencapai Rp80 juta.
Baca SelengkapnyaPelaku memiliki utang sebesar Rp1,2 juta, saat ditagih dia gelap mata dan menusuk temannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perjalanan hidup Kautsar tidak berjalan mulus. Sebagai anak ketujuh dari tujuh bersaudara, dia menyaksikan perjuangan orangtua-nya.
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaSetiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan itu dipicu lantaran para pelaku mengungkit permasalahan korban.
Baca SelengkapnyaSaat ini Kemenkop UKM tengah mengumpulkan data - data calon penerima KUR untuk menilai perilaku mereka dalam bertransaksi.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca Selengkapnya