Sering berbelit, Dirut Indoguna ditawari jadi whistleblower

Merdeka.com - Ketua Majelis Hakim Nawawi Pomolango menawarkan Direktur Utama PT Indoguna Utama, Maria Elizabeth Liman bersedia menjadi Justice Collaborator (JC). Elizabeth merupakan terdakwa dalam perkara kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian dan pencucian uang yang juga melibatkan Ahmad Fathanah.

Justice Collaborator dimaknai sebagai seorang pelaku tindak pidana tertentu, tetapi bukan pelaku utama, yang mengakui perbuatannya dan bersedia menjadi saksi dalam proses peradilan. Jika bersedia, hakim dapat memberikan vonis ringan terhadapnya.

Tawaran itu disampaikan Nawawi, meski Elizabeth selalu berbelit dalam memberikan kesaksian. Sebab, Elizabeth merupakan saksi kunci dalam kasus yang dihadapinya itu.

"Saya mengimbau kepada saudara saksi soal JC. Menurut definisi MA, JC adalah orang yang mau bekerjasama mengungkap perkara. Meski dia adalah orang atau saksi yang turut serta bersama-sama melakukan tindak pidana itu mau membuka sedikit atau seluruhnya tentang tindak pidana yang terjadi agar semuanya menjadi jelas dan terang," kata Hakim Ketua Nawawi persidangan Ahmad Fathanah di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (29/7).

Mendengar itu, Elizabeth menjawab pendek. "Iya, iya."

"Maka terserah saudara apakan akan mendekat kepada definisi JC, atau tetap pada keterangan," lanjut Hakim Ketua Nawawi.

KPK menetapkan Direktur Utama PT Indoguna Utama, Maria Elisabeth Liman (MEL) sebagai tersangka. Dia diduga melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau b atau pasal 13 Undang-Undang nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana.

MEL adalah ibu dari Arya Abdi Effendy alias Dio. Dio sudah divonis penjara dua tahun delapan bulan dalam perkara sama.