Saat Pandemi Covid-19, Waspadai Juga Gigitan Nyamuk DBD Pagi dan Sore
Merdeka.com - Ahli infeksi dan pediatri tropik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Mulya Rahma Karyanti mengatakan nyamuk Aedes Aegypti yang mengakibatkan demam berdarah dengue (DBD) memiliki perilaku menggigit pada pagi dan sore hari. Khusus pagi hari, nyamuk dengan ciri khas kaki berwarna hitam dan putih itu mencari sasaran mulai pukul 10.00 sampai 12.00.
"Sama sebelum magrib ya, jam 4 sampai jam 5 sore," ucap Mulya dalam Talk Show Ancaman Demam Berdarah di Masa Pandemi yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Senin (22/6).
Menurut Mulya, nyamuk DBD menyukai tempat lembap dan genangan air, seperti bak mandi atau pot bunga. Guna mencegah nyamuk tersebut berkembang biak, masyarakat dianjurkan untuk rajin menerapkan 3 M, yakni menutup, menguras dan mendaur ulang.
Dia menjelaskan, pada dasarnya gejala DBD berbeda dengan Covid-19, meskipun keduanya sama-sama disebabkan terinfeksi virus. Pada kasus Covid-19, gejala yang muncul cenderung terjadi pada bagian pernapasan.
Sedangkan gejala DBD, lebih kepada demam dan pendarahan kulit, seperti mimisan, gusi berdarah atau memar.
Selain itu, gejala penderita DBD biasanya mengalami panas mendadak, kadang disertai muka merah, nyeri kepala, nyeri di belakang mata, muntah-muntah dan bisa disertai pendarahan.
"Itu yang tidak ada pada covid, pendarahan spontan, mimisan, gusi berdarah, atau timbul bintik-bintik merah di kulit, itu bisa terjadi," terangnya.
Dia menjelaskan, pada kasus DBD, apabila demam tak kunjung membaik selama tiga hari, penderita diminta minum air putih yang banyak. Jika tidak dilakukan, maka penderita bisa mengalami dehidrasi sehingga kondisi kesehatannya memburuk.
"Nah, kalau demam 2 sampai 3 hari tidak membaik, segera ke rumah sakit," katanya.
Bahaya lain DBD yang dapat diamati melalui gejala berupa sakit perut, letargi atau lemas, pendarahan spontan, pembesaran perut, hati dan ada penumpukan cairan. Penderita yang mengalami kondisi tersebut bisa dengan mudah memasuki fase kritis.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaMembuang sampah sembarangan telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang juga berdampak buruk pada kesehatan.
Baca Selengkapnya