Revitalisasi Halte Tosari Tuai Polemik, Transjakarta Klaim Sudah Ikuti Aturan

Merdeka.com - Rencana revitalisasi halte Transjakarta, Tosari-Bundaran Hotel Indonesia menuai polemik. Lantaran revitalisasi berpotensi menutup Patung Selamat Datang yang menjadi cagar budaya.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), Mochammad Yana Aditya mengklaim sudah berkoordinasi dengan seluruh pihak untuk melakukan revitalisasi Halte Bundaran HI. Dia pastikan proses revitalisasi mengikuti aturan yang ada.

"Kalau cagar budaya ya, kita sudah koordinasi dengan semua pihak. Intinya nanti kita akan sesuai aturan lah," kata Yan ketika ditemui di Kantor Pusat Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (30/9).

Menurutnya, proses pembangunan halte tetap akan dilakukan. Dia kembali memastikan, proses pembangunan sudah mengikuti ketentuan yang adan.

"Semua yang dibangun oleh Transjakarta sudah ada landasan hukumnya, sudah ada peraturan hukumnya. Ya kita selalu patuh dan tegakkan pada aturan hukum," jelas Yana.

Sebelumnya, Ketua Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta Boy Bhirawa menilai Transjakarta telah melanggar prosedur dalam pembangunan revitalisasi Halte Bundaran HI. Seharusnya, Transjakarta meminta persetujuan TSP ataupun Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) sebelum melakukan revitalisasi.

"Jadi, seharusnya memang semua objek diduga cagar budaya itu melalui tim sidang pemugaran," kata Boy kepada wartawan, Kamis (29/9).

Boy juga menilai, Transjakarta melanggar etika karena revitalisasi Halte Transjakarta Bundaran HI menghalangi Patung Selamat Datang. Sebab, Patung Selamat Datang merupakan objek diduga cagar budaya (ODCB).

"Sebenarnya karena dia Bundaran HI sudah ODCB. ODCB itu bukan bukan fisiknya saja tapi juga visualnya. Jadi visual objek cagar budaya itu tidak boleh ditutupi. Secara etika terhadap cagar budaya itu masalah," kata Boy.