Polisi tunggu hasil visum korban tawuran pemuda di Pasaman
Merdeka.com - Jajaran Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) masih menunggu hasil visum korban "cakak banyak" atau perkelahian antara dua kelompok pemuda di Kecamatan Kinali beberapa waktu lalu.
"Saksi kunci yakni saksi korban sebanyak enam orang masih kondisi lemah dan dalam waktu dekat akan kami periksa," kata Kepala Polres Pasaman Barat, AKBP Sofyan Hidayat di Simpang Ampek, seperti dikutip dari Antara, Senin (9/6).
Dia mengatakan pihaknya saat ini telah mengamankan barang bukti dua unit sepeda motor, mobil Daihatsu Taft dengan kondisi hancur. Pihaknya juga mengamankan barang bukti lainnya seperti kapak, tojok, pisau dan pecahan kaca jendela rumah.
Dia menyebutkan pihaknya saat ini masih dalam proses penyelidikan karena kondisi saksi korban masih lemah.
"Kedua belah sama-sama membuat laporan pengaduan atas nama Masrial dan Yanton. Kami masih mendalami kasus ini dan akan mengusut tuntas," tegasnya.
Saat ini dua saksi korban di pihak Masrial masih mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sedangkan empat orang di pihak Anton mendapatkan rawat jalan.
"Cakak banyak" atau perkelahian dua kelompok pemuda terjadi antara dua kelompok pemuda Kampung Pisang dengan kelompok pemuda Kampung Jambu pada Kamis (5/6).
Kasubag Humas Polres Pasaman Barat, Iptu Refrinizal menjelaskan perkelahian itu diduga karena ada kesalahpahaman antara kedua kelompok. Kedua kelompok pemuda itu saling serang dengan senjata tajam.
Akibatnya, kedua belah pihak mengalami luka berat, karena bacokan senjata tajam kapak, pisau dan benda tumpul lainnya. Perkelahian itu terjadi tepatnya di Kampung Jambu Kecamatan Kinali Pasaman Barat Kamis (5/6) dini hari bertempat di rumah Supra Yanton (26) Kinali. Dia menjelaskan kejadian berawal pada Rabu (4/6) sekitar pukul 17.00 WIB. Ayu (karyawan kafe milik Supra Yanton) di hubungi melalui telephone genggam oleh Egon agar datang ke Muara Binguang.
Kemudian Ayu pergi dengan menggunakan sepeda motor milik Supra Yanton, sekitar pukul 22.00 WIB. Setelah itu Ayu menelepon Supra Yanton ia tidak bisa pulang karena dihalang-halangi oleh Egon serta ban sepeda motor yang digunakannya dikempeskan.
Kemudian Supra Yanton menyuruh temannya, Aldi Febrianto untuk menjemput Ayu dengan sepeda motor. Setelah Ayu sampai di rumah dengan kondisi ban sepeda motor kempes.
Setelah itu Supra Yanton menghubungi Egon sehingga terjadi pertengkaran mulut melalui telepon. Lalu sekitar pukul 23.00 WIB, datang Guslan dan tiga orang temannya ke rumah Supra Yanton.
Saat itu terjadi keributan antara Supra Yanton dengan Guslan. Setelah itu Guslan keluar dan tiba-tiba datang kawan-kawan Guslan sekitar 20 orang yang langsung menyerang menggunakan senjata tajam serta melempari rumah Supra Yanton dengan batu.
Situasi menjadi kacau, pihak Supra Yanton yang berjumlah empat orang melakukan perlawanan dengan menggunakan senjata tajam yang berujung bentrok fisik baik menggunakan tangan kosong maupun senjata tajam dan tumpul.
Akibat kejadian tersebut beberapa orang dari kedua belah pihak mengalami luka robek atau sayatan akibat benda tajam dan tumpul. Adapun korban dalam kejadian tersebut yakni dari kelompok Kampung Pisang korbannya bernama Egon (32) dengan kepala samping kiri luka robek dan telapak tangan kiri luka robek.
Korban kedua Ijon (30) dengan leher samping kanan robek, kepala atas luka robek pergelangan tangan kiri luka sayat dan tangan kiri luka sayat.
Sementara dari kelompok Kampung Jambu korbannya Aldi Ferbriyanto (23) dengan kondisi lengan sebelah kanan luka robek. Korban kedua adalah Sobris (21) dengan luka tusuk pinggang kiri. Korban ketiga dari Kampung Jampu, Isaf (28) dengan Luka robek jempol kanan.
Akibat kejadian tersebut terdapat pula kerusakan pada beberapa kaca jendela bagian depan rumah milik Supra Yanton yang pecah. Dia menyebutkan dugaan penyebab kejadian itu Ayu adalah bekas karyawan kafe milik Egon yang sekarang bekerja di kafe milik Supra Yanton.
Diduga Egon merasa tidak senang dengan kepindahan Ayu ke kafe milik Supra Yanton. Egon berusaha agar Ayu kembali bekerja padanya dengan cara menelepon dan menghalang-halangi untuk pulang serta mengempeskan ban sepeda motor.
Selanjutnya Supra Yanton tidak terima atas perbuatan Egon yang telah mengempeskan ban sepeda motornya dan kemudian menghubungi Egon melalui telepon seluler. Kemudian terjadilah pertengkaran mulut antara Egon dengan Supra Yanton.
Diduga Egon memprovokasi Guslan dan rekan-rekan dengan mengatakan jika Supra Yanton telah menantang Guslan untuk berkelahi.
Kemudian Guslan mendatangi rumah Supra Yanton. Saat berada di dalam rumah tersebut, terjadi keributan yang berakhir dengan perkelahian yang menggunakan senjata tajam dan tumpul.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karnita meminta warga untuk menjaga jarak aman dan agar tidak berbuat macam-macam yang bisa mengancam keselamatan.
Baca SelengkapnyaKehadiran aparat untuk memberikan rasa aman kepada para pemudik yang meninggalkan rumahnya
Baca SelengkapnyaMelihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi menduga pria itu tewas akibat pembunuhan dan sengaja dibuang ke sungai.
Baca SelengkapnyaKorban terluka akibat terkena sabetan senjata tajam yang diayunkan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaPolisi telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus penembakan ini.
Baca SelengkapnyaIa membagikan kisahnya berjuang dengan kondisi sakit. Untungnya keluarganya tetap setia mendampingi.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara disiram diduga dengan air keras lalu dibacok dengan celurit.
Baca SelengkapnyaPerbuatan cabul dilakukan oknum polisi hingga berulang-ulang. Dari korban masih duduk di bangku sekolah dasar hingga ia menginjak kelas 9 SMP
Baca Selengkapnya