Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PLTN lebih murah dibanding batu bara, tapi publik masih takut

PLTN lebih murah dibanding batu bara, tapi publik masih takut Reaktor nuklir yang akan dibongkar di Jerman. ©2017 REUTERS/Thilo Schmuelgen

Merdeka.com - Meskipun kaya dengan sumber daya alam yang bisa menjadi bahan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan juga mempunyai ratusan ahli dalam bidang nuklir, Indonesia masih belum bisa mewujudkan nuklir sebagai sumber energi. Apa pasal? Masyarakat kita belum siap, kata Gusti Muhammad Hatta.

"Saya yakin, jika masyarakat sudah menyatakan siap menerima, hari itu juga pemerintah bisa langsung membangun beberapa pembangkit nuklir," ujar Gusti yang juga pernah menjadi Menteri Lingkungan Hidup di era Kabinet Indonesia Bersatu ini.

Sebelumnya, pembangunan pabrik nuklir di Indonesia diusulkan di Bangka Belitung dan Kalimantan Selatan. Dari hasil kajian keselamatan dan dampak lingkungan, daerah tersebut sangat cocok untuk pengembangan sumber energi nuklir. Selain bebas dari gempa, dua wilayah ini juga dinilai mudah untuk menyalurkan listrik dari PLTN ke wilayah-wilayah yang membutuhkan.

Gusti mengatakan, pemerintah sangat sulit untuk mengubah stigma masyarakat tentang nuklir, sehingga sulit untuk mengembangkan teknologi yang sebenarnya jauh lebih murah dibanding energi lainnya. Masyarakat, katanya, masih berpikiran bahwa energi nuklir hanya bisa dimanfaatkan untuk melakukan pengeboman seperti yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki serta yang terakhir di Fukushima Jepang yang terkena tsunami.

Kejadian radiasi nuklir di negara tersebut membuat masyarakat semakin sulit menerima pengembangan energi tersebut karena mengira kematian ribuan warga akibat radiasi padahal yang terbanyak diakibatkan oleh tsunami. Selain itu, nuklir memiliki manfaat yang cukup luas, bukan hanya untuk pengembangan energi seperti listrik tetapi juga bisa dikembangkan untuk memenuhi peningkatan sektor pangan.

Habibie juga mengatakan masyarakat jangan terlalu khawatir dengan teknologi nuklir karena banyak manfaatnya untuk masyarakat. Menurutnya, yang dibutuhkan dari nuklir adalah listriknya dan kita juga sudah meratifikasi perjanjian internasional untuk tidak membuat bom nuklir.

"Sudah banyak negara maju menggunakan PLTN dan hingga saat ini tidak ada masalah," ujarnya. "Lagipula kita punya Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) yang sudah teruji dan mengawasi penggunaan teknologi nuklir dengan ketat," kata Habibie.

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Mochammad Maksum Mahfoedz mengatakan, penolakan masyarakat terhadap PLTN bukan karena persoalan teknologi atau sumber daya manusianya, melainkan soal kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah.

"Beberapa proyek yang terkait kemaslahatan publik ternyata banyak dikorupsi dan akhirnya kualitasnya tidak bagus seperti jembatan baru sudah rubuh, jalan baru sudah rusak," ujarnya.

Maksum menilai, masyarakat khawatir PLTN yang risikonya besar, ketika baru dibangun karena proyeknya dikorupsi, kualitas bahan-bahannya tidak sesuai sehingga rentan keamanannya. Kendati begitu, kata Maksum, sebenarnya sehari-hari kita hidup dengan teknologi nuklir, seperti di Rumah Sakit, Bandara dan lain-lainnya.

"Memang nuklir sangat dekat dengan kita. Tinggal pemerintah bisa mendapatkan kepercayaan publik saja. Caranya, tegakkan hukum seadil-adilnya bagi para pelanggar dan fokus pada kesejahteraan rakyat," ujar Guru Besar Agroindustri Universitas Gajah Mada (UGM) ini.

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto membenarkan kekhawatiran masyarakat terhadap dampak nuklir selama ini menjadi penghambat pemanfaatan nuklir untuk energi alternatif. "Sebenarnya nuklir ini sudah dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti pertanian, kesehatan, industri, dan sebagainya," katanya.

Padahal, lanjutnya, kami sudah memanfaatkan nuklir ini sejak 1965 di tiga reaktor nuklir yang ada di Serpong, Bandung, dan Yogyakarta. Hingga saat ini reaktor itu masih berfungsi. Meski masih ada masyarakat yang khawatir, Djarot mengakui sekarang ini sudah banyak masyarakat yang mulai sadar atas pentingnya pemanfaatan nuklir sebagai energi alternatif dari survei yang dilakukan.

"Hasil survei kami menunjukkan banyak masyarakat menyetujui pemanfaatan nuklir sebagai energi karena mereka memang sangat membutuhkan listrik," paparnya.

Batan pada tahun 2016 lalu menggelar survei di 34 Provinsi dengan 4000 responden. Dari survei itu, keberterimaan warga terhadap pembangunan PLTN meningkat dibanding tahun 2015. Dari 4000 responden, 3.101 orang (77,53 persen) setuju PLTN dan 899 orang tidak setuju. Sebelumnya di tahun 2015, angkanya berada di 75,30 persen dan di 2014 berada pada angka 72 persen. Selain terus naik, selama tiga tahun berturut-turut angka penerimaan terhadap PLTN stabil di atas 70 persen.

Terkait reaktor nuklir skala kecil, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengatakan Batan sudah bisa membuat laboratorium pembangkit listrik tenaga nuklir, contohnya di Bandung. "PLTN mini di Bandung itu sanggup memproduksi listrik 250 kwh," kata Nasir.

Sayangnya, kata dia, penelitian tersebut masih terkendala oleh sikap masyarakat sekitar yang takut dengan risiko penggunaan nuklir. Masyarakat cenderung menolak karena dibayangi insiden di Chernobyl (Ukraina), dan Fukusima (Jepang) akan terjadi.

Padahal, menurut Nasir, secara hitung-hitungan tenaga nuklir merupakan salah satu sumber daya penghasil listrik yang murah. Sebagai perbandingan pembangkit listrik tenaga nuklir dengan batu bara. Pembangkit listrik dengan batu bara menghasilkan listrik seharga 11-12 sen per kwh.

"Kalau ditambah risiko kerusakan alam akibat polusi menjadi 32 sen per kwh," kata Nasir.

Sedangkan pembangkit listrik tenaga nuklir seharga 3,9-4,4 sen per kwh. Angka tersebut sudah termasuk risiko polusinya. Walhasil, Nasir meminta Batan dan ilmuwan nuklir melakukan sosialisasi penggunaan tenaga nuklir. Caranya, dengan mengoptimalkan produksi listrik dari PLTN mini milik Batan. Selanjutnya tenaga listrik yang dihasilkan bisa dijual ke PLN dan disalurkan ke masyarakat.

"Biar masyarakat merasakan langsung listrik dari nuklir tersebut, semacam sosialisasi langsung. Kalau (optimalisasi PLTN mini) gagal, ya tinggal ditutup saja, kan fasilitasnya masih kecil."

Jika berhasil, Nasir akan meminta Batan dan pihak-pihak terkait membuat laboratorium PLTN mini serupa ke berbagai daerah. Tujuannya agar sosialisasi tenaga nuklir bisa dirasakan masyarakat banyak. Soal risiko kerusakan reaktor nuklir mini tersebut, Nasir mengatakan bahwa peneliti Batan berani menjamin keamanannya.

"Ini sesuai prinsip saya, semakin tinggi risiko, semakin tinggi pula keuntungannya," kata Nasir.

Seperti halnya Nasir, Djarot, Prof Gusti dan juga Prof Maksum terus berupaya untuk membantu mensosialisasikan kepada masyarakat luas mengenai manfaat besar dari teknologi nuklir dengan beragam cara, mulai dari murah dan luasnya jangkauan listrik yang dihasilkan PLTN, pengenalan varietas-varietas pangan hasil pengembangan teknologi nuklir hingga persoalan kebersihan dan prosedur keamanan tingkat tinggi dari pemanfaatan teknologi nuklir.

Mengenai persoalan kebersihan limbah dan prosedur keamanan, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) terus meningkatkan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia. Para pemegang izin pemanfaatan nuklir pun diminta untuk terus mematuhi praktik perizinan dan pemanfaatan.

"Jadi kami melakukan pengawasan secara terintegrasi, mulai dari proses perizinan, hingga pengawasan melalui inspeksi berkala terhadap pemegang izin," kata Kepala Bapeten Prof Jazi Eko Istiyanto.

Prof Jazi memandang, Bapeten pun terus meningkatkan pengawasan sebelum kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Hal ini sesuai UU No 10 Tahun 1997 Tentang Ketenaganukliran, Bapeten mengemban amanat untuk melaksanakan pengawasan terhadap pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia. Pengawasan tersebut, bertujuan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja dan anggota masyarakat serta perlindungan lingkungan hidup dan memelihara tertib hukum.

Untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut, Bapeten menerapkan standar keselamatan radiasi atau keamanan sumber radioaktif melalui penyusunan peraturan, penyelenggaraan perizinan dan pelaksanaan inspeksi.

"Selain melakukan pengawasan, kami juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Diharapkan akan tumbuh budaya keselamatan dan keamanan di lingkungan pengguna tenaga nuklir sehingga pemanfaatan tenaga nuklir semakin berkembang, termasuk pula jaminan keselamatan dan keamanannya," terangnya.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Tak Mudah Bangun Pembangkit Nuklir di Indonesia, Ini Dia Sejumlah Hambatannya
Ternyata Tak Mudah Bangun Pembangkit Nuklir di Indonesia, Ini Dia Sejumlah Hambatannya

Fokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Baca Selengkapnya
Sejumlah Wilayah Indonesia Alami Pemadaman Listrik, Salah Satunya Tarakan
Sejumlah Wilayah Indonesia Alami Pemadaman Listrik, Salah Satunya Tarakan

PLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.

Baca Selengkapnya
PLTU Ini Ganti Bahan Bakar Batu Bara dengan Sampah dan Limbah Uang Kertas, Emisi CO2 Langsung Turun 555.000 Ton
PLTU Ini Ganti Bahan Bakar Batu Bara dengan Sampah dan Limbah Uang Kertas, Emisi CO2 Langsung Turun 555.000 Ton

Masyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Gantikan Batu Bara, 30 Ton Olahan Sampah Dipasok ke Pabrik SBI untuk Jadi Bahan Bakar
Gantikan Batu Bara, 30 Ton Olahan Sampah Dipasok ke Pabrik SBI untuk Jadi Bahan Bakar

Langkah ini untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, sekaligus membantu perusahaan mendapatkan sumber energi alternatif.

Baca Selengkapnya
Indonesia Ternyata Pernah Terancam Krisis Listrik dan Buat PLN Ketar-Ketir, Ini Penyebabnya
Indonesia Ternyata Pernah Terancam Krisis Listrik dan Buat PLN Ketar-Ketir, Ini Penyebabnya

PLN pernah menghadapi tantangan stok batubara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP) pada Desember 2021 lalu.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bakal Punya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di 2032, Lokasinya di Bangka Belitung
Indonesia Bakal Punya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di 2032, Lokasinya di Bangka Belitung

Indonesia perlu menyiapkan teknologi dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) guna mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut.

Baca Selengkapnya
PLN Tambah Pembangkit Listrik Hijau di Nusa Penida, Aktif Mulai Tahun Depan
PLN Tambah Pembangkit Listrik Hijau di Nusa Penida, Aktif Mulai Tahun Depan

Sistem kelistrikan Nusa Penida akan ditambah kembali dengan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW.

Baca Selengkapnya
Kembangkan Energi Terbarukan, KLHK dan PPLI Siapkan Teknologi Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM
Kembangkan Energi Terbarukan, KLHK dan PPLI Siapkan Teknologi Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM

Langkah ini penting dilakukan karena ada 13 juta ton lebih sampah plastik dalam setahun.

Baca Selengkapnya
PNS Mulai Pindah Juni 2024, Tapi Suplai Gas dan Listrik di IKN Baru Masuk bulan Agustus
PNS Mulai Pindah Juni 2024, Tapi Suplai Gas dan Listrik di IKN Baru Masuk bulan Agustus

Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah ditetapkan menjadi pemasok energi tetap oleh Badan Otorita IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya