Pakar sebut jembatan Soekarno Hatta Malang turun 20,8 sentimeter
Merdeka.com - Jembatan Jalan Soekarno-Hatta (Soehat) Kota Malang mengalami penurunan 10,8 sentimeter dari garis horizontal. Tetapi jika dihitung dari konstruksi awal dibangun, total penurunan sebesar 20,8 sentimeter.
Sugeng Prayitno Budio, Pakar Teknik Universitas Brawijaya yang melakukan kajian atas jembatan tersebut mengatakan, saat dibangun sengaja dipasang chamber 10 sentimeter. Chamber adalah lengkungan ke atas yang memang selalu diberlakukan oleh perancang jembatan kerangka.
"Karena saat dibangun ada chamber (melengkung ke atas) 10 sentimeter. Hasil studi kami terjadi lendutan (lengkung) sebesar 10,8 sentimeter dari garis horizontal," kata Sugeng di kantornya, Jumat (4/3).
Jembatan tersebut memiliki dua bagian. Sisi utara sepanjang 40 meter dan 60 meter di ruas selatan. Jembatan yang mengalami lendutan 20,8 sentimeter yang memiliki panjang 60 meter atau bagian selatan.
Terkait getaran jembatan, memang dianggap lazim untuk jembatan rangka, tetapi tidak boleh melebihi kelaziman. Getaran jembatan Soehat yang pernah diukur sudah melewati yang diizinkan.
"Sifat jembatan baja memang bergetar. Hasil kajian kami getarannya sudah di atas batas," tegas Sugeng yang menolak membuka hasil kajiannya yang dilakukan 2013.
Sebelumnya beredar foto jembatan Jalan Soekarno-Hatta Malang yang melengkung secara ekstrem. Foto tersebut beredar secara viral di media sosial dan mengundang kekhawatiran banyak orang.
Sejumlah pihak langsung melakukan peninjauan ke lokasi, termasuk Dinas Bina Marga dan Kementrian Pekerjaan Umum (PU). Mereka melakukan pemotretan dan pengukuran, serta menyatakan jembatan dalam kondisi aman.
Sementara foto yang beredar dianggap sebagai bohong atau hoax. Diduga terjadi tipuan kamera melalui teknik pengambilan foto tersebut.
"Kalau yang di medsos itu terlalu ekstrim, tidak sampai seperti itu," tegas Sugeng.
Dengan kondisi seperti sekarang ini, kendaraan yang lewat di atas jembatan tidak boleh melebihi 30 persen dari beban maksimal. Karena itu seharusnya lalu lintas di atas jembatan lancar.
Jembatan sendiri masih dalam status aman jika dilakukan perawatan secara benar. Lendutan (lengkungan) juga tidak akan bertambah jika memang rutin dilakukan perawatan.
"Sambungannya harus benar, baut-bautnya dikencangkan, dipastikan tidak ada pengaratan, pengurangan beban seperti yang sudah diberlakukan," katanya.
Jembatan rangka sendiri, kata Sugeng, sebenarnya tidak cocok digunakan di jalur lalu lintas yang macet. Seharusnya memang berbahan beton, karena efek getaran jembatan rangka sangat besar.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akses jalan penghubung itu ditutup sementara sejak Kamis (25/1) kemarin untuk mengantisipasi hal tak diinginkan.
Baca SelengkapnyaPembangunan jembatan ini sebagai wujud rasa hormat atas jasa Presiden Soekarno saat itu.
Baca SelengkapnyaWalau dianggap paling eskstrem, jembatan ini punya pemandangan yang indah
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peristiwa itu terjadi Pukul 07.57 WIB, saat melintas dari arah Utara, beberapa ratus meter dekat Stasiun Tanggullangin
Baca SelengkapnyaJembatan kereta api ini menjadi yang terpanjang di Indonesia yang menghubungkan jalur Banjar-Cijulang.
Baca SelengkapnyaMaterial batu dari Gunung Gamping digunakan untuk pembangunan rumah-rumah di Kota Yogyakarta
Baca SelengkapnyaJakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.
Baca SelengkapnyaMasih jadi tanda tanya mengapa jembatan ini dinamakan jembatan cincin
Baca SelengkapnyaRatusan kendaraan roda empat milik pemudik tersebut memadati Pelabuhan Bakauheni untuk menunggu antrean masuk naik ke geladak kapal.
Baca Selengkapnya