Mobil pemadam tak datang, polisi dan warga padamkan kantor KPU TTU
Merdeka.com - Pihak Polres Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama warga tengah berupaya keras memadamkan kobaran api yang membakar kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat guna menyelamatkan dokumen dan fasilitas penting lainnya dalam gedung itu.
"Warga sekitar kantor KPU TTU bersama pihak kepolisian di Polres TTU yang diterjunkan ke tempat kejadian peristiwa berupaya untuk memadamkan api dengan water canon, karena mobil pemadam kebakaran belum memunculkan saat kejadian itu berlangsung," kata Emanuel Manuinmetan (45), seorang warga di lokasi, Kupang, seperti dilansir Antara, Minggu (11/10).
Menurut dia, saat aparat kepolisian dari Polres TTU dan warga sekitar tiba di lokasi, api tengah melalap bagian dalam gedung itu. Api sulit dipadamkan karena ketiadaan fasilitas pemadam yang memadai di tempat kejadian.
"Sulit untuk memadamkan api secara manual dan baru beberapa saat kemudian muncul tangki air dan mobil water canon untuk menyiram api yang terus merambat dari ruang ke ruangan dalam kantor itu," tuturnya yang mengaku kesal dengan ketiadaan mobil pemadam kebakaran dalam wilayah TTU sehingga menyulitkan untuk memadamkan kobaran api pada setiap peristiwa kebakaran.
Sebelumnya diberitakan, kebakaran menghanguskan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Timor Tengah Utara. Dokumen penting terkait pelaksanaan Pilkada serentak akhir Desember 2015 ludes terbakar.
"Seluruh berkas penyelenggara Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) untuk calon tunggal yang sementara dalam proses ikut ludes terbakar," kata Ketua KPU Timor Tengah Utara, Feliks Bere Nahak kepada Antara, Minggu (11/10).
Kebakaran terjadi tadi sekira pukul 10.00 Wita. Belum diketahui penyebabnya, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
"Mobil tangki yang tiba di lokasi tidak bisa berbuat banyak, karena kencangnya angin hingga api dengan cepat membakar seluruh kantor tersebut," katanya.
Bahkan, katanya, kebakaran kantor KPU menjadi tontonan warga setempat, termasuk pasangan calon tunggal kepala daerah, yakni Raymundus Fernandez dan Aloysius Kobes.
Dia mengaku belum mengetahui penyebab kebakaran kantor tersebut, karena itu pihaknya menyerahkan penyelidikan kebakaran ini ke kepolisian. "Selalu ada yang jaga di kantor ini," katanya.
Terkait dengan tahapan Pilkada yang sementara berjalan, Feliks mengaku sangat berpengaruh dengan tahapan Pilkada yang sedang berjalan.
"Seluruh software dan hardware dokumen KPU hangus terbakar," katanya.
Dia mengaku telah melaporkan kejadian ke KPU Provinsi dan Pusat untuk mengambil langkah terkait, dengan pelaksanaan Pilkada calon tunggal di daerah itu.
"Kami masih menunggu arahan dari KPU Pusat, apakah meminta file dokumen kepada calon atau bagaimana," katanya.
Ketika dikonfirmasi per telepon, Kapolres TTU AKBP Robby M Saban belum ada konfirmasi balik, termasuk pesan singkat yang dikirim pun belum dibalas.
Kantor KPU Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Nusa Tenggara Timur terbakar pada Minggu siang sekitar pukul 10.25 Wita, padahal Mahkamah Konstitusi (MK) sudah mengabulkan permohonan uji materi yang diajukan Effendi Gazali dkk terkait calon tunggal yakni referendum menjadi alternatif jika hanya ada satu pasangan calon.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemilih adalah penentu terhadap siapa yang akan menduduki jabatan.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaPemilu 2024 sudah memasuki tahapan rekapitulasi suara di tingkat kecamatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rekomendasi itu akan dilakukan secara berjenjang hingga diputuskan oleh tingkat KPU Kabupaten/Kota.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita barang-barang digunakan para remaja saat konvoi menggunakan sepeda motor dan membawa bendera dari penangkapan tersebut.
Baca SelengkapnyaMeskipun, sempat ada aksi massa beberapa hari di depan Gedung KPU
Baca Selengkapnyawarga yang merasa dirugikan atas penonaktifan NIK pun bisa mengajukan keberatan.
Baca SelengkapnyaPemudik juga bisa menitipkan rumah kosongnya kepada polisi agar terus dipantau selama mudik
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga dapat mendokumentasikan proses penghitungan suara yang akan dilakukan sebelum TPS tutup.
Baca Selengkapnya