Kisah mistis di aksi kesenian Jaranan Banyuwangi
Merdeka.com - Kesenian tradisional jaran-jaranan ikut memeriahkan ajang lomba sepeda Banyuwangi Tour de Ijen. Empat raksasa berwajah seram yang digambarkan sedang berperang, sengit berusaha saling menjatuhkan.
Pertarungan di hadapan tamu undangan dan pembalap internasional itu semakin seru, ketika salah satu raksasa mengeluarkan senjata pecut dan mulai menghajar musuhnya. Bunyi keras pecut yang mengenai lengan musuh, membuat penonton terutama perempuan berteriak takut.
Seorang pria yang sudah sepuh tiba-tiba datang ke tengah arena. Pawang yang bernama Wanidi itu kemudian berusaha melerai. Namun usaha itu tak membuahkan hasil.
Karena lokasi arena berada di tepi pantai, raksasa yang sedang bertarung sengit itu kemudian melanjutkan ke bibir pantai. Seorang raksasa yang sudah dalam kuncian jurus lawannya, kemudian ditenggelamkan ke dalam air laut.
Sebuah pertunjukan yang seru. Semua penonton dibuat decak kagum, takut bercampur penasaran. Pertanyaan mendasar pun muncul, apakah benar itu semua, termasuk kebal dipecat karena sebelum beraksi karena dirasuki makhluk halus?
"Kalau ini cuma permainan. Hiburan," kata Wanidi kepada merdeka.com, Banyuwangi, Minggu (3/11).
Wanidi menuturkan, meski hiburan yang dilakukan rekan-rekannya di paguyuban Putri Kembar hanya sebuah permainan, namun dirinya mengaku sudah melakukan persiapan sebelumnya. "Persiapan. Ya pertama mengandung masalah fisik, keduanya ya magic," lanjutnya.
Magic, kata Wanidi, dimaknai sebagai sebuah ritual meminta perlindungan selama permainan berlangsung kepada tuhan yang maha esa.
Memang permainan jaran-jaranan juga ada yang menggunakan unsur gaib seperti kerasukan. Terkait itu, biasanya pemilik paguyuban mendapat permintaan dari pemilik hajatan serta membutuhkan persiapan lama.
Wanidi yang sudah bergabung dalam kesenian jaran-jaranan selama puluhan tahun ini melanjutkan, sudah sering teman-temannya kerasukan. Dia pun menjelaskan ciri-ciri pemain yang kerasukan.
"Dia kaku, tidak bisa jalan, berat. Jadi enggak ingatlah. Cuma bisa tanyain bisa berkata," sambungnya.
"Ada sendiri. Minta apa dia, minta pulang, minta sangu (pesangon) apa, beli ini," jawab Wanidi ketika ditanya cara menyembuhkan pemain yang kerasukan.
Karena lebih banyak digunakan untuk pertunjukan, Wanidi mengaku tak ada ritual khusus untuk membersihkan benda-benda dan aksesoris pertunjukan.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai purna tugasnya di tubuh militer tanah air, Mbah Wo memilih tak berdiam diri.
Baca SelengkapnyaUntuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca SelengkapnyaPemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengirimkan keikutsertaan Tari Kandangan pada 17 Agutus di Istana Merdeka
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Seorang warganet mengabadikan keseruan itu dari jendela kamar kosnya.
Baca SelengkapnyaAnies juga memeluk sambil menenangkan salah satu warga yang menangis mengeluhkan nasib mereka.
Baca SelengkapnyaKorban sempat cekcok dengan istrinya hingga sang istri meninggalkannya.
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaBawaslu memastikan, mereka telah menjalankan apa yang menjadi tugasnya sebagai pengawas Pemilu.
Baca SelengkapnyaMeningkatkan kecerdasaan sang buah hati ternyata bisa dilakukan melalui permainan. Apa saja rekomendasinya?
Baca Selengkapnya