Mengenal Metode Scientific Crime Investigation yang Digunakan Usut Kasus Brigadir J
Merdeka.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan perkembangan penanganan kasus kematian Brigadir J alias Nofriansyah Yoshua Hutabarat. Tiga Jenderal Polri dicopot dari jabatannya, 25 personel lainnya diperiksa penyidik Bareskrim.
Satu orang ditetapkan tersangka pembunuhan terhadap Brigadir J, yakni Bharada Eliezer alias Bharada E.
Penyidikan dilakukan menggunakan metode scientific crime investigation. Dikutip jurnalptik.id, Crime Scientific Investigation (CSI) merupakan suatu metode pendekatan penyidikan dengan mengedepankan berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Metode ini menjadikan pengakuan tersangka berada di posisi paling akhir dari sederet barang bukti yang bakal diajukan ke pengadilan.
Karena metode CSI menitikberatkan analisis berdasarkan ilmu pengetahuan dalam pengungkapan sebuah kasus pidana.
Scientific berarti keilmuan atau secara ilmiah. Sedangkan, investigation adalah upaya penelitian, penyelidikan, pengusutan, pencarian, pemeriksaan dan pengumpulan data, informasi dan temuan lainnya untuk membuktikan kebenaran atau bahkan kesalahan sebuah fakta yang kemudian akan menuju kesimpulan rangkaian kejadian.
Salah satu yang paling berperan adalah ilmu forensik. Yang merupakan suatu ilmu pengetahuan menggunakan multi disiplin ilmu untuk menerapkan ilmu pengetahuan alam, kimia, kedokteran, biologi, psikologi dan kriminologi.
Kasus Kematian Brigadir J
Pengamat intelijen Ngasiman Djoyonegoro mengatakan dalam pengusutan kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat, Polri menghimpun berbagai macam ahli, mulai dari unsur biologi, kimia forensik, balistik forensik, IT Forensik, hingga kedokteran forensik, sehingga unsur-unsur ilmiah dari pembuktian kasus pidana tersebut bisa terpenuhi.
"Komitmen keterbukaan dan ketegasan seperti inilah yang dibutuhkan untuk membangun stabilitas keamanan di masa yang akan datang. Saya optimistis sikap yang diambil oleh Kapolri akan meningkatkan integritas, independensi, dan kepercayaan publik pada institusi," jelasnya.
Scientific crime investigation merupakan salah satu dari empat langkah strategis yang diambil Listyo Sigit Prabowo.
Langkah lainnya adalah pencopotan sejumlah jabatan, yakni Irjen Ferdy Sambo dari Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri, Brigjen Hendra Kurniawan dari Karopaminal Divpropam Polri, Brigjen Benny Ali dari Karoprovos Divpropam Polri, dan Kombes Budhi Herdi Susianto dari Kapolres Jaksel.
Selanjutnya, Listyo Sigit mengizinkan untuk mengautopsi ulang jenazah Brigadir J di Jambi, Rabu (27/7), untuk mengetahui lebih jelas penyebab kematian tersebut. Langkah lainnya adalah Listyo Sigit juga menyampaikan informasi perkembangan terkini penanganan penyidikan kasus Brigadir J kepada publik.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tersangka YA tidak terindikasi alami gangguan jiwa dan dapat bertanggung jawab atas kematian Dante.
Baca SelengkapnyaAde menyebut, 104 orang saksi telah dimintai keterangan.
Baca SelengkapnyaPembuktian penyebab kematian bocah tersebut melalui pelbagai pendekatan penyidikan atau Crime Scientific Investigation (CSI).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut potret Jenderal Bintang 3 Polri berpenampilan berbeda saat mengajar.
Baca SelengkapnyaGidion mengatakan, tim dari forensik sedang menganalisis barang bukti yang ditemukan di lokasi.
Baca SelengkapnyaMenurut penuturan juru kunci makam, jenazah Djojodigdo bisa hidup kembali jika menyentuh tanah
Baca SelengkapnyaJasad keluarga yang terdiri dari 4 orang yaitu EA (51), JL (18), AIL & JWA (13) ditemukan pukul 16.15 Wib
Baca SelengkapnyaBrigadir Jenderal Hengki Haryadi baru saja meraih gelar Doktor Ilmu Hukum di Universitas Diponegoro.
Baca SelengkapnyaSaat dilakukan autopsi yang dilakukan oleh dokter ahli forensik Bhayangkara Jambi, Dokter Erni Situmorang, ternyata ditemukan sejumlah luka di tubuh AH.
Baca Selengkapnya