Menag: Berikan Pelayanan Terbaik pada Jemaah, Tak Ada Tawar Menawar

Merdeka.com - Setelah dua tahun tertunda, akhirnya jemaah haji Indonesia bisa berangkat ke Tanah Suci. Penundaan akibat pandemi Covid-19 membuat jemaah sangat rindu beribadah di Tanah Suci.

Ekspektasi jemaah itu harus menjadi cambuk bagi seluruh petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) untuk memberikan pelayanan terbaik pada jemaah.

"Karena jemaah kita menunggu bertahun-tahun dan sekarang ada kesempatan. Dan kita sebagai petugas dibiayai rakyat harus berikan pelayanan terbaik pada jemaah. Tidak ada tawar menawar," kata Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat memberikan sambutan di acara pembukaan Bimbingan Teknis PPIH di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Selasa (17/5).

Diakui Menag, persiapan haji 2022 sangat singkat. Biasanya beberapa bulan sebulan sebelum keberangkatan, tetapi tahun ini lebih kurang hanya 47 hari. Namun demikian, dia meminta hal itu tidak menjadi kendala. Justru menjadi penyemangat untuk tetap bekerja maksimal.

"Itu menjadi tantangan luar biasa yang harus dijawab dengan baik oleh dirjen dan jajarannya dan calon PPIH ini," kata dia.

Menag Minta Syarat Perjalanan Haji Ditaati Baik

Kepada Direktorat Penyelenggara Haji dan Umroh, Menag berpesan agar semua syarat perjalanan haji yang ditetapkan Saudi ditaati dengan baik. Salah satunya soal vaksinasi lengkap Covid-19 untuk jemaah.

"Saya tidak mau ada kejadian karena satu lain hal, ada yang baru vaksin satu diloloskan. Semua yang disyaratkan Saudi harus disuntik vaksin lengkap, PCR 72 jam sebelum berangkat, umur batas 64,5 tahun atau di bawah 66 tahun. Tidak boleh ada kecurangan," tegas Menag.

Tentu hal ini menjadi PR penyelenggara agar memberikan penjelasan pada jemaah, khususnya calon jemaah. Perihal alasan Saudi memberikan batasan usia jemaah pada musim haji tahun ini.

"Agar kemudian tidak muncul spekulasi atau hoaks. Sampaikan ke jemaah dan publik, saya sudah konfirmasi ke Menteri Haji Saudi peraturan berlaku sekarang adalah persyaratan yang diberlakukan tahun ini artinya tahun depan bisa tetap atau bisa jadi diubah," ujar dia.

Menag juga mengingatkan agar semua fasilitas untuk jemaah haji dicek. Utama yang paling penting soal penginapan. Menag tidak ingin pengecekan hanya dilakukan secara acak. Termasuk hal-hal kecil yang sangat dibutuhkan jemaah selama di Tanah Suci.

"Cek kembali akomodasi, hotel cek satu-satu jangan sampling, sampling terlalu berisiko. Misal apa tersedia mesin cuci, ada berapa, dispenser di tiap lorong, kunci kamar. Pekerja kecil merepotkan tapi harus dilakukan," tegas Menag.