Lagi rapat pemecatan Wahidin, pengurus Demokrat tiba-tiba tewas
Merdeka.com - Pasca pemecatan Wahidin Halim dari kursi Ketua DPD Partai Demokrat Banten, Dewan Pengurus Cabang (DPC) Kota Tangerang mengadakan rapat membahas pemecatan itu. Rapat itu sendiri digelar di kantor DPC Demokrat Kota Tangerang, Jalan Benteng Betawai, Cipondoh, Kota Tangerang.
Perdebatan sengit terjadi dalam rapat yang digelar Rabu (28/08) sekitar pukul 21.30 WIB itu. Perdebatan ini ternyata berujung pada meninggalnya salah seorang pengurus DPC, Dedi Madsudi alias Cepy.
Anggota majelis pertimbangan cabang (MPC) Partai Demokrat Kota Tangerang itu diduga kesal, karena para kader merayakan pemecatan Wahidin Halim secara berlebihan. Emosi Cepy terpancing dan memicu serangan jantungnya.
Menurut informasi yang didapat, begitu mengetahui pemecatan itu, para kader bergembira seraya menurunkan seluruh baliho yang bergambar Wahidin Halim.
Rapat yang awalnya mengagendakan pemenangan calon wali kota dan wakil wali kota Tangerang Arief R Wismansyah–Sachrudin pada Pilkada Kota Tangerang pun seketika berubah.
Para perwakilan pengurus anak cabang (PAC) bersorak kegirangan karena Wahidin akhirnya benar-benar dipecat. Tetapi, kegembiraan itu tidak dirasakan oleh Cepy yang memang dikenal dekat dengan Wahidin Halim.
Cepy hanya terdiam, kemudian sesekali emosi melihat perilaku para kader yang kegirangan. Dia kemudian mengalami kejang-kejang.
Cepy langsung dibawa ke RS Mayapada, Modernland, Cikokol, Kota Tangerang. Sayangnya, saat dalam perjalanan menuju RS, nyawa Cepy sudah tidak bisa diselamatkan.
Namun demikian, kejadian itu dibantah Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Banten Herry Rumawatine yang mengaku berada di lokasi malam itu. Menurutnya, H Cepy juga ikut dalam euforia malam itu.
“Semua yang hadir malam itu emosi kegembiraannya terlalu berlebih. Adapun yang tidak, mereka yang tidak hadir. Dia (Cepy) sempat bilang ke teman-teman pengurus, 'Saya bukan orang Wahidin Halim, saya orang SBY'. Jadi, agenda malam itu memang sehabis membahas pemenangan Arief-Sachrudin, kita bahas soal pemecatan Wahidin Halim,” terang Herry.
Setelah itu, menurut Herry, barulah Cepy mengalami serangan jantung. “Kita langsung bawa ke RS, tetapi sudah tak tertolong,” terangnya.
Herry juga menyayangkan sikap Plt Ketua DPC Partai Demokrat Kota Tangerang, Baehaki, yang juga keponakan Wahidin Halim tidak hadir dalam rapat tersebut.
”Saya kecewa dia (Baehaki) tidak hadir, kalau hadir dia tahu kegembiraan para kader begitu tahu kabar Wahidin Halim dipecat. Bahkan ada yang siap potong sapi,” ujar Herry.
Menurut Herry, Kota Tangerang kehilangan salah satu tokoh masyarakat yang juga seorang pengusaha. Herry juga menuturkan, semasa hidupnya almarhum dikenal sebagai seorang yang militan dalam menjalankan tugas apapun.
"Almarhum kalau berjuang selalu all out, kita tahu dia sakit tapi dia lupakan. Kita selalu mengingatkannya. Demokrat kehilangan beliau yang mau berkorban untuk partai," kata Herry .
Sementara itu, Ahmad Subadri yang juga mantan Ketua DPC Demokrat Kabupaten Tangerang saat dtemui di masjid Baabul Akhiroh, Pasar Baru, mengaku sangat kehilangan Cepy. Sebab almarhum sangat dekat dengan dirinya.
"Sosok yang dinamis dan dekat dengan semua kalangan, saya sangat kehilangan almarhum yang sudah seperti saudara saya sendiri," tuturnya.
(mdk/bai)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDia menyebut debat menjadi wadah untuk masyarakat mengetahui bagaimana isi kepala dari calon pemimpinnya nanti.
Baca SelengkapnyaCak Imin menyebut telah mencoba untuk menelusuri akar permasalahan yang perlu diatasi atau di 'Slepet'.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
AHY tegas menolak wacana hak angket untuk mengusut dugaan kecurangan pemilu
Baca SelengkapnyaKata Ketum PKB ini, dengan kesadaran maka bahwa pembangunan nasional, kebijakan nasional harus berpijak kepada yang namanya Keadilan.
Baca SelengkapnyaAnies menuturkan, ada tiga hal prinsip demokrasi. Yaitu kebebasan berbicara khususnya mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaDebat ini pada intinya dapat memaparkan visi dan misi perubahan yang digagasnya.
Baca Selengkapnyaetapi ia menyatakan bersama Anies Baswedan bertekad untuk membawa perubahan.
Baca SelengkapnyaCak Imin kerap kali melontarkan strategi pernyataan dan pertanyaan "serangan" kepada lawannya
Baca Selengkapnya