KPU Palembang akui Pileg 2014 amburadul

Merdeka.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palembang Abdul Karim Nasution mengakui pemilihan legislatif (Pileg) 2014 amburadul. Terdapat kelemahan baik dalam proses, pelaksanaan maupun pasca pencoblosan.

Dikatakan, dari sisi angka partisipasi pemilih sesuai daftar pemilih tetap (DCT) hanya 73 persen dari 80 persen yang ditargetkan. Ia pun menilai, sistem demokrasi yang diberlakukan perlu dikaji ulang.

Lalu, dari sisi penyediaan logistik juga mengalami kelemahan. Dibanding Pileg 2009, Pileg 2014 lebih parah. Misalnya, banyak terdapat salah pengiriman logistik hingga keterlambatan pengiriman ke setiap tempat pemungutan suara (TPS).

"Kami akui pelaksanaan Pileg tahun ini banyak kelemahan, baik dari sisi proses, pelaksanaan, hingga pasca pencoblosan," kata Karim, Jumat (25/4).

KPU Palembang juga mengalami keterlambatan penyelesaian rekapitulasi perhitungan suara yang baru tuntas pada Kamis (24/4) kemarin atau terlambat beberapa hari dari waktu yang ditetapkan. Nyaris saja, rekapitulasi di tingkat ini diambil alih KPU Sumsel.

"Keterlambatan ini bukan disengaja melainkan faktor teknis di lapangan karena banyak saksi dari partai politik yang interupsi saat rekap," ungkapnya.

Terlepas dari kelemahan itu, pihaknya bersyukur karena dalam pelaksanaan pesta demokrasi di kota Pempek ini berjalan lancar dan tidak menimbulkan konflik signifikan di masyarakat.

"Kami akan evaluasi untuk memperbaiki proses pemilihan presiden 9 Juli mendatang," pungkasnya.