Kota Dumai diselimuti kabut asap, ganggu warga hingga penerbangan
Merdeka.com - Kabut asap akibat kebakaran hutan menyelimuti Kota Dumai, Riau. Akibatnya, jarak pandang terbatas dan udara buruk membikin warga terhambat beraktivitas, hingga mengganggu penerbangan.
Kabarnya, pesawat maskapai Pelita Air rute Jakarta-Dumai terpaksa mengalihkan penerbangan. Sebabnya, kabut asap kebakaran hutan mengganggu jarak pandang di Bandara Pinang Kampai, Dumai, Minggu (28/8). Pesawat Pelita air jenis ATR 72 itu akhirnya mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Kota Pekanbaru.
"Pelita Air divert ke Pekanbaru, karena tidak bisa mendarat di dumai diakibatkan asap," kata Airport Duty Manager Bandara SSK II, Bambang.
Menurut Bambang, pesawat Pelita Air itu mendarat di Bandara Pekanbaru pada pukul 09.30 WIB. Dia mengatakan sejauh ini penerbangan di Bandara Pekanbaru masih normal, meski udara diselimuti asap tipis. Jarak pandang pada pagi hari sempat mencapai 1.800 meter, tetapi berangsur membaik pada pukul 10.00 WIB mencapai 5.000 meter.
Kota Dumai pada Minggu pagi memang sangat buruk karena tercemar asap kebakaran lahan dan hutan. Data dari Satgas Siaga Darurat Kebakaran Lahan dan Hutan Riau menyatakan, jarak pandang pada pagi hari di Dumai hanya sekitar satu kilometer akibat asap. Tingkat konsentrasi polutan mencapai 475 atau setara Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) 369. Artinya kondisi udara sangat berbahaya akibat tercemar asap. Sebagian warga sudah mulai memakai masker saat berkendaraan. Kondisi udara tidak sehat dan tercemar membuat warga memilih berdiam di rumah.
"Bau asapnya sudah tercium di dalam rumah, dan anak-anak mulai diserang flu. Karena itu pintu dan jendela tidak dibuka seperti biasanya," kata Ayu Wahyuni, seorang ibu rumah tangga warga Jalan Hasanuddin, Dumai, seperti dilansir dari Antara.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Dumai, Muhammad Rasyid Ridho, mengatakan data BMKG menyebutkan Kota Dumai nihil titik api. Namun, akibat kebakaran lahan dan hutan di sejumlah daerah membuat udara diselimuti kabut asap.
"Jarak pandang menyisakan hanya satu kilometer dan kebakaran lahan berdasarkan pemantauan BMKG tidak ada di Dumai," kata Ridho.
Dia menyebutkan, kebakaran lahan di Provinsi Riau berdasarkan data BMKG terpantau hanya empat hotspot, yaitu 3 titik di Kabupaten Rokan Hilir dan Siak 1 titik api.
Dia mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan mewaspadai kabut asap ini, dengan cara mengurangi kegiatan di luar ruangan dan selalu memakai masker agar tidak terserang sakit gangguan pernapasan maupun mengalami iritasi mata.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tingginya gelombang dan naiknya permukaan laut merusak rumah warga
Baca SelengkapnyaTelah lama hilang, namun jejak-jejak yang menjadi bukti keberadaan Selat Muria di masa lampau masih dapat dijumpai kini.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaAkses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
Baca SelengkapnyaWarga lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun secara swadaya.
Baca SelengkapnyaDaratan hingga rumah penduduk terancam hilang akibat abrasi yang terus terjadi
Baca SelengkapnyaSeorang pria dan dua anaknya tega membunuh seorang wanita tua HA (62) di Kedaton, Ogan Komering Ulu. Pembunuhan ini dilatarbelakangi sengketa lahan.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa yang terjadi di Sumedang masih membuat warga trauma hingga memilih tidur di luar rumah.
Baca Selengkapnya