Koster Blak-blakan Ungkap Penyebab Tingginya Kasus Rabies di Bali
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bergerak cepat menyikapi peningkatan kasus rabies di wilayahnya. Salah satun yang dilakukan dengan mempercepat vaksinasi rabies untuk kelompok hewan penular rabies (HPR), juga kepada warga yang terinfeksi rabies.
Gubernur Bali, Wayan Koster, mengatakan sudah 51 persen hewan penular rabies divaksinasi.
"Jadi, sekarang kita melakukan percepatan vaksinasi. Sekarang sudah mencapai 51 persen yang vaksinasi. Dan kita masih memiliki ketersediaan vaksin yang cukup banyak," kata Koster, di Kantor DPRD Bali, Rabu (28/6).
Dia juga menyebut Pemprov Bali mendapat bantuan vaksin untuk rabies dari Pemerintah Australia sebanyak 200 ribu dosis. Sementara dari pemerintah pusat 350 ribu dosis.
Gubernur Koster menargetkan di tahun 2024 tidak ada lagi warga yang meninggal dunia karena rabies. Bahkan dia sangat menginginkan pada 2028 nanti, Pulau Bali zero rabies
"Pemerintah Australia membantu 200 ribu dosis. Tanggal 1 (Juli 2023) akan datang 100 ribu dosis. Pemerintah pusat menyiapkan 350 ribu dosis. Targetnya 2024 tidak ada lagi manusia yang meninggal karena rabies dan 2028 zero rabies binatang dan manusia (yang terinfeksi rabies)," imbuhnya.
Penyebab Bali Banyak Anjing Rabies
Di kesempatan yang sama, Koster mengatakan tingginya kasus rabies di Pulau Bali karena banyaknya anjing dibiarkan liar atau berkeliaran oleh pemiliknya. Mengatasi hal itu, pemda akan bekerja sama dengan desa adat di Bali. Apakah Desa Adat akan memberikan sanksi atau tidak itu tergantung Desa Adat setempat.
"Makanya kita Desa Adat yang kita ajak. Supaya mengatur warganya agar tidak membiarkan lagi anjingnya liar. (Untuk sanksi) terserah Desa Adat nanti apakah dengan Pararem (aturan Desa Adat) atau apa," ujarnya.
19 Ribu Kasus Rabies Sepanjang 2023 di Bali
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali, Nyoman Gede Anom menyampaikan, bahwa sepanjang tahun 2023 ada 19.035 kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) dan ada sebanyak 300 warga dinyatakan positif rabies dan empat orang meninggal dunia di Bali.
"Ada 300 kasus rabies dan empat orang di antaranya meninggal dunia. Itu, artinya hampir 296 divaksin dan empat orang ini memang belum (atau) tidak divaksin, entah alasan apapun dia, yang jelas dia tidak divaksin," kata Anom, di Denpasar, Bali, Selasa (27/6).
"Khusus tahun 2023 dari Januari-Juni ada 19.035 (kasus gigitan) dan yang positif 300 gigitan dan yang meninggal ada empat (orang) di (Kabupaten) Buleleng satu orang, Jembrana ada dua, dan Badung satu orang," imbuhnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pungutan sebesar Rp150.000 bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali akan digunakan utamanya untuk menangani permasalahan sampah.
Baca SelengkapnyaPungutan Rp150 ribu ke turis asing akan diberlakukan di seluruh pintu masuk Pulau Bali.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Komnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaFL melakukan tindakan itu karena dendam pernah ditangkap kasus narkoba dan direhabilitasi.
Baca SelengkapnyaSetelah sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, pariwisata Bali telah bangkit kembali pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengajak tokoh-tokoh Bali berkumpul tanpa memandang partai, organisasi mana dan institusi untuk merumsukan pembangunan Bali ke depan.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi adanya kasus polio baru di Klaten, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca Selengkapnya