Komnas Perempuan ngaku tak pernah kenal dengan Naumi
Merdeka.com - Naumi Werdisastro kemarin menyambangi Mapolresta Malang untuk bertemu dengan tersangka kasus pemerkosaan mahasiswa yang kasusnya sedang booming. Kepada polisi dan awak media, Naumi mengaku kepanjangan tangan Komnas Perempuan.
Namun ternyata hal itu dibantah oleh Komisioner Komnas Perempuan, Sri Nurherwati. Bahkan Sri Nurherwati mengaku kaget atas tindakan Naumi yang mengatasnamakan Komnas Perempuan. Sebab Komnas Perempuan tidak mengenal sama sekali siapa itu Naumi. Bahkan Sri menegaskan bahwa sistem mengutus atau perpanjangan tangan tak ada di lembaganya.
"Itu tidak benar. Di internal kita tidak ada mekanisme perpanjangan tangan. Kita adanya bermitra dengan lembaga layanan. Itupun setelah kita diskusikan kasusnya. Kita analisis sama-sama," jelas Sri di kantornya, Jalan Latuharhary No 4B, Jakarta, Kamis (13/8).
Sri menegaskan jika relasi yang dibangun berupa sistem kemitraan pun ada prosesnya tersendiri. Harus ada perjanjian antar kedua belah pihak terlebih dahulu. Selain itu Komnas Perempuan membutuhkan waktu panjang dahulu untuk mempelajari kasusnya. Lantas setelah itu baru diputuskan apakah layak diselesaikan melalui sistem kemitraan.
"Bermitra ada mekanisme semacam nota kesepahaman. Sebab akan berkaitan dengan sistem rujukan harus saling mengenal kedua belah pihak," tuturnya.
Salah satu contoh program kemitraan Komnas Perempuan yang telah bangun ialah Women's Crisis Center Savy Amira di Surabaya, Jawa Timur. Lembaga yang bergerak di bidang memperjuangkan kesetaraan hak perempuan tersebut bisa menjadi rujukan bagi Komnas Perempuan.
"Setelah itu Komnas Perempuan hanya memantau dan memberikan dukungan sepanjang itu dibutuhkan untuk kepentingan korban," terangnya.
Namun Sri menegaskan bahwa sebenarnya Komnas Perempuan tidak menghalangi hak orang untuk menjadi pendamping. Asalkan proses pendampingannya itu berpusat pada kebutuhan korban.
"Asal visi misi gak melanggar sebenarnya gak ada masalah. Hanya dari sisi etika ini tidak ada sopan santun," tutupnya.
Kemarin Naumi Werdisastro yang mengaku kepanjangan tangan dari Komnas Perempuan mendatang Mapolsek Malang. Naumi mengaku bertemu dengan kedua tersangka kasus pemerkosaan tersebut yakni Gama Mulya dan AS. Namun juga bertemu dengan Korban EW.
"Korban ini shock, tetapi masih bisa bercanda dan komunikasinya sangat bagus. Korban orangnya cerdas, dia mengaku kaget kok ada ya perilaku seks seperti temannya itu," ungkap Naumi di Mapolres Malang Kota, Rabu (12/8).
Justru yang terjadi, pelaku AS sangat tertekan dan mengalami shock. AS sempat menangis saat menyampaikan curhatannya. Secara kejiwaan pelaku sepertinya memiliki persoalan lebih komplek.
"Dalam dialog yang sangat dalam, dia menangis dan curhat yang dialami sesungguhnya. Saat ditawarkan pendampingan dari psikolog, dia mengangguk," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nafsu birahi yang memuncak membuat SR (22) gelap mata. Dia tega membunuh lalu memerkosa teman kencannya TIL (21).
Baca SelengkapnyaKomnas HAM tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Munir.
Baca SelengkapnyaMantan Danjen Kopassus ini lalu cerita bahwa dulu sering mengunjungi Nusakambangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
240 narapidana yang mendapatkan remisi pada Lebaran
Baca SelengkapnyaWanita tersebut rupanya punya suami di tubuh TNI AD.
Baca SelengkapnyaTim Hukum Nasional Anies-Muhaimin mengklaim memiliki fakta dan bukti kecurangan Pemilu 2024 yang akan dihadirkan dalam persidangan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaAgus Subiyanto mengungkap rasa bangga-nya menjadi bagian dari keluarga besar Hiu Kencana.
Baca SelengkapnyaPensiunan TNI AU berpangkat Kapten panik tersesat ketika Umrah, beruntung ada sosok wanita yang menolongnya.
Baca Selengkapnya14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM
Baca Selengkapnya