KM Putri Ayu tenggelam diduga akibat kelebihan muatan
Merdeka.com - KM Putri Ayu tenggelam dalam pelayaran dari Pelabuhan Slamet Riyadi Ambon menuju Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku, Minggu (17/6) dinihari. Kapal milik perusahaan Sumber Rejeki tersebut diperkirakan tenggelam akibat kelebihan kapasitas. Kapal nahas itu diketahui juga mengangkut banyak bahan bangunan.
"Saya menyaksikan sendiri begitu banyak material yang diangkut para buruh ke dalam palka KM Putri Ayu, di antaranya besi beton sebanyak 400 batang, ratusan sak semen dan barang lainnya, padahal kondisi kapal kayu ini terlalu kecil," kata Asriel, seorang warga Buru Selatan di Pelabuhan Slamet Riyadi seperti dilansir Antara, Minggu (17/6).
Asriel mengaku berada di Pelabuhan Slamet Riyadi dan hendak berangkat bersama seorang kerabatnya dengan KM Putri Ayu, sejak Sabtu (16/6) siang. Melihat begitu banyak material bangunan dan barang lainnya diangkut dalam palka kapal kayu tersebut, menyebabkan Asriel dan kerabatnya mengurungkan niat untuk berangkat dengan kapal nahas tersebut.
Batal menumpang KM Putri Ayu, Asriel dan kerabatnya berencana berangkat menggunakan kapal kayu KM Malona. Pertimbangan atas faktor angin kencang dan gelombang, KM Molina pun juga dibatalkan. Saksi merasa bersyukur karena tidak jadi menumpang kapal yang tenggelam di perairan Maluku tersebut.
"Untung saja kami tidak jadi berangkat dengan kedua kapal itu. KM Malona yang berangkat hampir bersamaan dengan KM Putri Ayu pada Sabtu (16/6), akhirnya kembali juga ke pelabuhan Slamet Riyadi, karena gelombang tinggi dan angin kencang," ujarnya Asriel.
Asriel juga memperkirakan, jumlah penumpang yang berangkat menumpang KM Putri Ayu lebih dari 27 orang seperti data yang dikeluarkan Adpel Ambon. "Saat berangkat dari pelabuhan, kapalnya terlihat sarat dengan penumpang. Jadi kemungkinan penumpangnya lebih dari 27 orang dan kebanyakan yang berangkat tidak membeli tiket pada loket resmi di pelabuhan," katanya.
Dia mengatakan, banyak penumpang yang berangkat dari Pelabuhan Slamet Riyadi yang khusus melayani pelayaran antar pulau itu, tanpa membeli tiket pada loket di pelabuhan. Penumpang ilegal baru akan membayar kepada ABK dan nahkoda saat berada di atas kapal, karena alasan lebih murah dari harga tiket yang semestinya.
Kini Pelabuhan Slamet Riyadi dipadati para kerabat yang menjadi korban tenggelamnya KM Putri Ayu, untuk mengecek perkembangan para korban kapal naas itu. "Saya sudah berada di pelabuhan sejak Minggu pagi untuk mengetahui perkembangan para korban, di samping mengecek informasi kemungkinan saudara maupun sahabat yang ikut bersama dalam pelayaran KM Putri Ayu," ujar salah satu warga Buru Selatan, Ahmed.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejadian itu pada saat pergeseran logistik pemilu dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Saliguma menuju Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Siberut Tengah
Baca SelengkapnyaPuluhan Artefak Berusia 2400 Tahun Ditemukan di Laut Hitam, Ada Keramik Hingga Sisa-Sisa Kapal Karam
Baca SelengkapnyaMenyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penemuan itu lalu dilaporkan ke petugas BMKG wilayah Rote Barat.
Baca SelengkapnyaKapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKapal pesiar Azzimut 80 di Kepulauan Seribu hangus dilalap si jago merah pada Minggu (10/3).
Baca SelengkapnyaRatusan kendaraan roda empat milik pemudik tersebut memadati Pelabuhan Bakauheni untuk menunggu antrean masuk naik ke geladak kapal.
Baca SelengkapnyaBea Cukai Riau kembali menangkap kapal pembawa pakai bekas impor yang masuk ke wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaCalon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.
Baca Selengkapnya