Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah lelaki pembagi kondom di pelacuran Bali

Kisah lelaki pembagi kondom di pelacuran Bali pria pembagi kondom di pelacuran bali. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Jelang tengah malam Lokalisasi Danau Tempe, Sanur, Bali sudah ramai oleh pengunjung. Di lorong-lorong sempit dan remang-remang, para pekerja seks komersial (PSK) tampak berbincang dengan pelanggan mereka.

Sebagian lagi masih duduk, atau sibuk merias diri. Menunggu lelaki yang mengajak mereka kencan dengan imbalan selembar Rp 100.000 sekali masuk kamar.

Heri Utomo (48) malam itu mengunjungi lokalisasi kelas teri tersebut. Heri sudah belasan tahun bergaul akrab dengan para wanita malam. Dia aktivis anti-AIDS dari Yayasan Kertipraja.

"Mas Heri, bagi kondomnya mas. Punyaku habis," kata Dewi, salah satu PSK.

Heri mendekat, berbincang dengan PSK itu. Menanyakan kesehatan dan memberikan dua pak kondom isi empat.

"Kurang, mas. Lagi dong," rayu Dewi yang berdandan seronok malam itu.

Heri pun memberikan satu pak kondom lagi. Dia berkeliling dari satu pondok ke pondok lain malam itu untuk memberikan kondom gratis.

"Saya memberikan kondom gratis untuk pencegahan. Selain itu memberi penyuluhan, Yayasan Kertipraja juga melakukan tes kesehatan dan merawat orang-orang yang tertular HIV," kata Heri pada merdeka.com yang ikut blusukan masuk Lokalisasi Danau Tempe, Sabtu (19/10).

Obat ARV atau antiretriviral tak bisa menyembuhkan HIV/AIDS, tetapi mencegah virus berkembang biak. Orang yang terinfeksi pun tak kehilangan daya tahan tubuh selama mengonsumsi obat ini.

Heri mengaku mendapat bantuan dari pemerintah dan LSM luar negeri untuk menangani penyakit HIV/AIDS di Bali. Termasuk untuk kondom dan obat ARV.

"Penderita yang kami tangani sekitar 200 orang. Kebanyakan penyebaran karena hubungan seksual," kata dia.

Menurutnya, PSK kelas rendah justru paling rentan. Konsumen mereka belum seluruhnya sadar menggunakan kondom.

"Kalau bule itu sudah pasti minta pakai kondom. Kalau orang lokal yang agak sulit. Katanya kurang enaklah, kagoklah," beber ayah tiga anak ini.

Awalnya, sekitar tahun 1999, Heri mengurusi masalah penyakit kelamin. Tetapi karena HIV/AIDS makin marak, sejak 2004, dia ikut terjun mencegah dan mengobati HIV.

Saat itu masuk ke lokalisasi cukup sulit. Para germo dan PSK menolak. Teman Heri bahkan mau dipukul oleh preman yang menjaga pelacuran.

Butuh pendekatan khusus untuk mendekati PSK. Pelan-pelan kehadiran Heri bisa diterima dengan baik. Kini para PSK mengaku sangat terbantu dengan Heri.

"Saya kenal Mas Heri sudah lama, hampir 11 tahun. Orangnya baik," kata Nina, seorang PSK yang mangkal di Danau Tempe.

Para penjaga lokalisasi pun sudah akrab dengan Heri. Bahkan Heri kadang dipanggil Pak Dokter. Lulusan Antropologi Universitas Udayana itu pun selalu menolak.

"Saya bukan dokter," katanya.

Heri juga membagikan kondom dan melakukan tes pada wanita yang bekerja di panti pijat, karaoke dan salon. Mereka pelacur terselubung yang bisa melayani pelanggan jika diminta.

Para wanita itu pun selalu berterima kasih pada pria yang selalu membawakan kondom untuk mereka.

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Turis Asing ke Bali Wajib Bayar Rp150 Ribu Mulai Februari 2024, Begini Mekanismenya
Turis Asing ke Bali Wajib Bayar Rp150 Ribu Mulai Februari 2024, Begini Mekanismenya

Pungutan Rp150 ribu ke turis asing akan diberlakukan di seluruh pintu masuk Pulau Bali.

Baca Selengkapnya
Bule Rusia Bikin Onar di Bali, Pakai Jasa Spa dan Makan Tak Mau Bayar
Bule Rusia Bikin Onar di Bali, Pakai Jasa Spa dan Makan Tak Mau Bayar

Seorang pria WN Rusia, LK (51) ditangkap petugas Kantor Imigrasi Kelas II TPI Singaraja, Bali, karena kerap bikin onar dan meresahkan masyarakat.

Baca Selengkapnya
“Terpaksa” Pulang ke Kampung Halaman Demi Mertua, Pria Bantul Ini Teruskan Usaha Ayah Jadi Pembuat Keris
“Terpaksa” Pulang ke Kampung Halaman Demi Mertua, Pria Bantul Ini Teruskan Usaha Ayah Jadi Pembuat Keris

Untuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Istri Dibawa Lari Orang, Suwanto Gerilya Curi Celana Dalam Warga Desa Demi Hasrat Seksual
Istri Dibawa Lari Orang, Suwanto Gerilya Curi Celana Dalam Warga Desa Demi Hasrat Seksual

Hasrat yang tak terbendung lantaran istri dibawa lari orang membuat Suwanto, nekat mencuri celana dalam wanita desa di Surabaya.

Baca Selengkapnya
20 Petugas Pemilu di Bali Jatuh Sakit, Satu Orang Meninggal Dunia
20 Petugas Pemilu di Bali Jatuh Sakit, Satu Orang Meninggal Dunia

Sebanyak 20 orang petugas penyelenggara Pemilu 2024 di Bali jatuh sakit.

Baca Selengkapnya
Libur Lebaran, Desa Wisata Penglipuran Bali Dikunjungi 6.000 Orang per Hari
Libur Lebaran, Desa Wisata Penglipuran Bali Dikunjungi 6.000 Orang per Hari

Hari normal, desa Penglipuran di Bali dikunjungi 2.000-3.000 orang per hari . Saat Lebaran, mencapai 6.000 orang per hari.

Baca Selengkapnya
Bikin Geleng-Geleng, Turis di Bali Masuk Pura Besakih Pakai Celana Dalam, Diusir Marah-Marah
Bikin Geleng-Geleng, Turis di Bali Masuk Pura Besakih Pakai Celana Dalam, Diusir Marah-Marah

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (30/3) dan rombongan turis itu berasal dari Rusia.

Baca Selengkapnya
Peta Wisata Bali yang Indah dan Menakjubkan, Cocok Jadi Pilihan Libur Akhir Pekan
Peta Wisata Bali yang Indah dan Menakjubkan, Cocok Jadi Pilihan Libur Akhir Pekan

Peta wisata Bali dapat menjadi penuntun Anda saat hendak berlibur ke sana bersama keluarga, sahabat, ataupun sendirian.

Baca Selengkapnya
30 Pantun 4 Baris Lucu yang Kocak dan Bikin Ngakak, Cocok untuk Hiburan Orang yang Bersedih
30 Pantun 4 Baris Lucu yang Kocak dan Bikin Ngakak, Cocok untuk Hiburan Orang yang Bersedih

Merdeka.com merangkum informasi tentang pantun 4 baris lucu yang kocak dan bikin ngakak.

Baca Selengkapnya