Merdeka.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan melakukan pendataan terhadap sekolah rusak di lokasi bencana. Proses identifikasi segera dilakukan di Propinsi Banten dan Lampung yang menjadi daerah terdampak tsunami Selat Sunda.

"Ini baru kita identifikasi sekolah-sekolahnya," kata Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (27/12).

Kemendikbud akan bertangung jawab untuk menjamin dan memastikan proses belajar dan mengajar di lokasi terdampak bencana tidak akan terganggu. Jika dibutuhkan, akan dilakukan pendirian sekolah dan trauma healing di tenda-tenda darurat.

"Biasanya affirmasinya berupa pemberian bantuan alat tulis, dan trauma healing, bantuan para guru, berupa tunjungan untuk guru dan tenda untuk sekolah darurat, kemudian ruang darurat bersifat sementara," jelasnya.

Selanjutnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bertugas membangun sekolah darurat atau sekolah permanen.

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM menyatakan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, naik level III atau berstatus siaga.

Terkait peningkatan status Gunung Anak Krakatau PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM memperluas zona berbahaya dari dua kilometer menjadi lima kilometer. Masyarakat dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius lima kilometer dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau. Naiknya status Siaga (Level III) ini berlaku terhitung mulai (27/12) pukul 06.00 WIB.

Data yang diambil dari Stasiun Sertung, dekat kawasan Gunung Anak Krakatau menunjukkan aktivitas kegempaan tremor menerus amplitudo 8-32 mm (dominan 25 mm). Status siaga ini membuat masyarakat diminta tak mendekati kawah Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer.