Kebohongan mahasiswi asal Malaysia ngaku diperkosa versi polisi
Merdeka.com - JS (20) mahasiswi Unpad asal Malaysia ini mengaku bahwa dirinya menjadi korban penculikan dan pemerkosaan yang dilakukan beberapa orang. Kejadian itu terjadi pada Jumat 16 Mei lalu saat dirinya mengambil uang di ATM di kawasan Jatinangor, Bandung.
JS mengaku didatangi pelaku dan dibius kemudian dibawa menggunakan mobil. Korban lalu mengaku dibuang di daerah Lembang.
Namun semua pengakuan JS itu ternyata sandiwara belaka. Polisi berhasil membongkar rekayasa yang dilakukan JS bahwa dirinya telah diculik dan diperkosa. Bagaimana ceritanya? Berikut faktanya:
Hasil visum Mahasiswi Unpad asal Malaysia tidak diperkosa
Hasil visum terhadap JS (20) Mahasiswi Unpad asal Malaysia tidak ditemukan adanya kekerasan seksual. Temuan itu bertolak belakang dengan laporan korban yang mengaku diculik dan diperkosa. JS ditemukan lemas di Rumah Makan Grafika Lembang Kabupaten Bandung Barat 17 Mei lalu oleh warga sekitar."Hasil visum tidak ada kekerasan terhadap organ vital tubuh korban dan kami juga tidak menemukan adanya sperma," kata Kapolda Jabar Irjen Pol Mochamad Iriawan di Bandung, Senin (9/6).Menurut dia, kehadiran mahasiswi Jurusan Kedokteran itu dibutuhkan untuk penyelidikan lanjut. Saat ini JS masih berada di Malaysia. Polisi saat ini akan mencocokkan sejumlah barang bukti dan keterangan saksi."Kita akan kembali panggil dia yang kini berada di Malaysia untuk dimintai keterangan lebih lanjut," jelasnya.
JS merekayasa laporan
Polisi menemukan banyak hal janggal dalam kasus dugaan pemerkosaan yang menimpa JS (20) Mahasiswi Unpad asal Malaysia. Kapolda Jabar Irjen Pol Mochamad Iriawan bahkan menyebut JS diduga merekayasa laporan adanya kasus penculikan dan pemerkosaan."Korban bisa jadi diduga merekayasa (laporan dan keterangan kepada penyidik kepolisian)," kata Iriawan di Bandung, Senin (9/6).Indikasi itu menurut dia mengacu dari pemeriksaan sejumlah saksi dan barang bukti. Dari hasil olah tempat kejadian perkara, jenderal bintang dua tersebut mengaku, adanya perbedaan mendasar sehingga itu dianggap janggal."Jam delapan malam korban yang mengaku diculik kita sudah lakukan olah TKP di situ. Tapi sebenarnya tempat itu ramai tak mungkin ada penculikan," jelasnya.
Korban mesra-mesraan dengan pacarnya
Dihari yang sama atau 17 Mei lalu, menurut Iriawan polisi menemukan jejak komunikasi antara korban dan mantan pacarnya melalui telepon seluler yang tersambung ke Medan sekitar pukul 23.00 WIB."Jam 11 (malam) menelepon bekas pacarnya di Medan dan itu mesra-mesraan. Apa mungkin sedang diculik menelepon, mesra lagi," tuturnya. Dia pun mengaku akan segara memanggil JS untuk mengkonfrontir keterangan yang dibuat dengan hasil temuan di lapangan. Saat ini JS masih berada di Malaysia.
Polda lapor Kemenlu soal rekaya mahasiswi asal Malaysia
JS (20) mahasiswi Unpad asal Malaysia diduga membuat laporan palsu atas kasus penculikan dan pemerkosaan. Polda Jabar yang menangani kasus itu akan melaporkan ke Kementerian Luar Negeri untuk kemudian disampaikan ke pihak Malaysia.Penyidik tidak menemukan indikasi adanya mahasiswi jurusan kedokteran itu diperkosa. Hal itu diperkuat dari hasil visum yang dilakukan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung."Kami sudah laporkan kepada pimpinan kita Kapolri. Kami juga laporkan ke kementerian luar negeri. Jadi nanti kita serahkan kepada Kapolri dan Menteri Luar Negeri untuk menyampaikan kepada pihak Malaysia melalui kedutaan," kata Kapolda Jabar Irjen Pol Mochamad Iriawan di Bandung, Senin(9/6).Hasil penyidikan yang dilakukan, kata dia tidak ada temuan yang mengarah bahwa JS diculik lalu disekap. Keterangan saksi di lokasi saat kejadian menyebut tidak ada penculikan seperti yang diakui JS di kawasan Jatinangor.
IPK mahasiswa Malaysia 1,7
JS mahasiswi Unpad asal Malaysia diduga membuat laporan palsu atas kasus penculikan dan pemerkosaan. Rektor Unpad Ganjar Kurnia menyerahkan kasus itu kepada Polda Jabar. Di mata Ganjar JS tak terlalu pandai di bidang akademiknya karena hanya memiliki IPK 1,7.JS merupakan mahasiswi semester II jurusan kedokteran. "Urusan (dugaan rekayasa) biar polisi saja, yang saya tahu (JS) ini IPK-nya hanya 1,7 dan geulis (cantik)," kata Ganjar berseloroh, di Bandung, Selasa (10/6).Unpad menurut dia, masih membuka lebar jika JS masih ingin melanjutkan pendidikannya. Dengan syarat JS memberikan keterangan sebenar-benarnya kepada penyidik soal adanya dugaan laporan rekayasa terhadap kepolisian.Jika pun JS belum mau kembali ke Indonesia, Polda Jabar yang akan mengirimkan penyidik ke Malaysia benar-benar harus mengungkap tabir sebenarnya. Harapannya agar tidak menjadi teka-teki di masyarakat."Polisi datang ke sana (Malaysia) untuk cari jawaban benar ya bagus. Karena bagi kami penting untuk ke depannya. Kalau saya kira (JS) masih mau diteruskan (kuliahnya) mangga (silakan). Urusan akademis diikuti," tuturnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi membeberkan peran masing-masing para tersangka.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara disiram diduga dengan air keras lalu dibacok dengan celurit.
Baca SelengkapnyaWira mengatakan pihaknya belum bisa banyak memberikan keterangan lebih lanjut terkait dengan kasus pemerkosaan tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengeroyokan terhadap seorang anggota polisi, merupakan kasus ketiga yang menjeratnya.
Baca SelengkapnyaKepolisian Resor Garut menangkap enam pelaku pencurian dan penculikan terhadap salah seorang warga
Baca SelengkapnyaPara pelaku juga menuding AK sebagai pengguna narkoba dan akan ditangkap.
Baca SelengkapnyaBerani terabas hujan untuk temui rakyat, begini potret anak jenderal polisi saat belusukan menjelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.
Baca SelengkapnyaSihol Situngkir memenuhi panggilan dari penyidik Bareskrim Polri terkait tersangka TPPO mahasiswa magang ke Jerman
Baca Selengkapnya