Kapolri Ungkap Asal Muasal Senjata Pemberontak di Papua
Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkap cara kelompok pemberontak di Papua mendapatkan senjata. Pertama, kawanan pemberontak mendapatkan senjata dari hasil rampasan anggota TNI-Polri.
Kemudian, para pemberontak itu mendapatkan senjata dari sisa-sisa konflik Ambon.
"Jadi kita ada mereka mendapatkannya dengan merampas dari anggota, beberapa kali kami membongkar, dari konflik Ambon mereka cari, yang kita tangkap buktinya ada," kata Tito di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/12).
Tak hanya itu, menurutnya, pemberontak juga mendapatkan senjata dari jaringan ilegal di perbatasan Papua Nugini. Temuan-temuan itu, kata Tito, didapat melalui keterangan pemberontak yang tertangkap.
"Senjata beredar gudang senjata Brimob dijebol, dari jalur ilegal oknum-oknum di perbatasan Papua Nugini beberapa kami tangkap," ujar mantan Kapolda Papua ini.
Di lokasi terpisah, Menko Polhukam Wiranto menambahkan hingga saat ini belum diketahui jumlah, spesifikasi dan jenis senjata yang dipakai para pemberontak tersebut.
"Ya itu kan belum jelas. Kan macam-macam. (Dari) zaman dulu juga bisa, ya dari mana-mana. Sudah cukup ya," ucap Wiranto.
Dia hanya menegaskan tim gabungan TNI-Polri terus bergerak memburu kawanan pemberontak yang membunuh belasan pekerja PT Istaka Karya kemarin.
"Ya akan terus kita kejar, kita kejar mereka, kita bersihkan mereka, kita tangkap mereka. Ini kan sesuatu kejadian yang tidak kita sangka. Karena mereka ada satu kegiatan 1 Desember itu, tapi ternyata ada satu rencana brutal seperti ini. Ya kita kejar. Namanya gerakan kriminal separatisme bersenjata, polisi maupun militer boleh ngejar," ungkap Wiranto.
Sebelumnya, Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf. Muhammad Aidi, mengatakan, pembunuhan pekerja pembangunan jembatan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, dilakukan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogoya. Adapun mereka memiliki senjata api ilegal.
"Ya senjata api. Kita punya data bahwa mereka memang memiliki senjata api. Jumlahnya secara pasti kita belum tahu. Itu yang belum kita dapatkan informasi berapa kekuatannya dan senjatanya apa saja. Hanya data awal saja, bahwa emang ada di antara mereka itu membawa atau ada kepemilikan senjata secara ilegal," kata Aidi.
Dia menuturkan, dari data intelijen yang diterima pihaknya, senjata yang dimiliki kelompok tersebut, ada yang berasal dari rampasan TNI-Polri. Dan ada yang diduga berasal dari luar.
"Senjata standar militer dan jumlahnya puluhan. Kan standar militer, standar NATO. Sebagian senjata api itu diambil dari hasil rampasan terhadap TNI-Polri di pos-pos. Sebagian juga yang selama ini berhasil kita sita, senjatanya ada saat kontak tembak, ada yang indeks TNI, Polri, ada juga yang bukan Indeks TNI-Polri. Artinya berasal dari luar," ungkap Aidi.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca Selengkapnya"Komandan wilayah Polda Papua Barat dan TNI telah bertemu untuk komunikasi dan menyelesaikan persoalan tersebut dengan baik,"
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaJelang hari pencoblosan Pemilu 2024, TNI AD menyiapkan sejumlah rangkaian antisipasi pengamanan
Baca SelengkapnyaRentetan kontak senjata antara TNI-Polri dengan KKB Papua terjadi sejak Minggu (21/1) hingga Selasa (23/1). Lima anggota KKB tewas dalam peristiwa itu.
Baca Selengkapnya446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca SelengkapnyaDi perayaan itu, Maruli juga memuji jajarannya yang telah banyak membuat kegiatan sosial khususnya di daerah Papua.
Baca SelengkapnyaKorban terlibat dalam tindakan separatisme dan membakar fasilitas umum di Papua
Baca Selengkapnya