Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini penjelasan yang tak membolehkan tilawah pakai langgam Jawa

Ini penjelasan yang tak membolehkan tilawah pakai langgam Jawa Saiful Islam. ©2015 Merdeka.com/Facebook Saiful Islam

Merdeka.com - Penggunaan langgam Jawa dalam tilawah masih menjadi perdebatan. Seperti lantunan ayat suci AlQuran yang dibacakan qori Muhammad Yasser Arafat di Istana Negara pada Jumat (15/5) lalu.

Sang qori membaca ayat suci AlQuran dengan langgam Jawa dalam acara peringatan Isra Miraj di Istana Negara. Qori Yasser Arafat membaca Surah An Najm ayat 1-15 dengan langgam Jawa.

Boleh atau tidaknya masih menjadi perdebatan. Ide menggunakan langgam Jawa ternyata datang langsung dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. "Tujuan pembacaan Alquran dengan langgam Jawa adalah menjaga dan memelihara tradisi Nusantara dalam menyebarluaskan ajaran Islam di tanah air," kata Lukman melalui akun Twitter resminya, Minggu (17/5) kemarin.

Tak semua sependapat dengan Menteri Agama. Pendapat berbeda dikemukakan oleh pimpinan Pondok Pesantren Tinggi MAQDIS Saiful Islam Mubarak. Menurutnya, bacaan AlQuran dengan irama Jawa bertentangan dengan karakter AlQuran.

Berikut ini penjelasan lengkap Saiful Islam Mubarak tentang langgam Jawa seperti dikutip merdeka.com dari akun Facebook-nya, Senin (18/5):

Baca Quran dengan lagu daerah

Sehubungan dengan tampilan tilawah AlQuran yang sangat asing bagi kaum muslimin dunia maka pertanyaan terus bermunculan tentang status hukum membaca AlQuran dengan lagu jawa. Untuk mengetahui status hukum tersebut mari kita kembalikan kepada karakter AlQuran sendiri.

Nama "AlQuran" untuk wahyu ini sangat menekankan pentingnya perhatian pada hakikat bacaan kitab suci ini, sedangkan AlKitab menekankan tentang pentingnya memerhatikan hakikat tulisan wahyu ini. Bahasan yang lebih luas tentang hal ini telah saya kemukakan dalam buku berjudul "Mukjizat Huruf AlQuran dan Tafsir Qiraat" yang antara lain adalah kata "alquran" adalah bacaan yang terdengar semua manusia. Karena itu, Allah tegaskan dalam QS.2:185 bahwa AlQuran adalah petunjuk bagi semua manusia.

"Diturunkan padanya AlQuran sebagai petunjuk bagi manusia" (Al Baqoroh: 185)

Sedangkan "alkitab" adalah tulisan yang hanya mendapat perhatian serius dari sebagian orang yang beriman saja, karena itu Allah tegaskan dalam QS.2:2 bahwa AlKitab adalah petunjuk bagi orang yang bertakwa.

Berdasarkan ayat di atas maka hendaklah setiap orang membaca kitab suci dengan menggunakan irama yang dapat mengantarkan semua manusia untuk menikmatinya. Keindahan irama sangat sesuai dengan bawaan wahyu yang bacaannya tidak pernah berhenti sejak turun empat belas abad yang lalu hingga sekarang dengan bacaan yang indah dan menarik bagi semua pendengarnya. Allah berfirman:

"Allah telah menurunkan perkataan yang paling indah" (QS.39:23),

Keindahan Al-Quran meliputi segala segi yang mendorong para pembaca untuk menikmatinya. Setiap mukmin dipersilakan untuk membacanya dengan menggunakan suara yang sesuai bawaan masing-masing, namun diupayakan agar dapat dinikmati semua pihak maka gunakanlah irama yang sesuai dengan isinya hingga irama tersebut terdengar sebagai bagian dari tafsir Al-Quran. Artinya, membaca Al-Quran dengan menggunakan irama yang sesuai dengan kondisi pembaca dan pendengar akan dapat mengantarkan dirinya untuk lebih tunduk kepada Yang Maha Agung, bahkan dengan menggunakan irama yang tepat, para pendengar pun akan terbantu untuk menghayati isi Al-Quran. Hal ini dapat memberi kemudahan berkomunikasi secara sempurna dengan semua lapisan umat di setiap zaman dan tempat. Karena bacaan yang tepat mengikuti aturan disertai dengan irama yang sesuai maknanya merupakan awal tafsir bagi AlQuran yang dapat menggiring umat menuju Allah secara langsung yang kemudian ditindaklanjuti dengan penjelasan keilmuan hingga maknanya dapat dipahami lebih luas dan lebih mendalam.

Rasulullah SAW telah memberi pengarahan kepada semua umat agar menikmati bacaan Al-Quran dengan memilih irama yang dapat mengantarkan pembaca dan pendengar untuk lebih dekat dengan yang Mahamulia. Beliau bersabda:

"Dari Abu Hurairah RA, bahwa dia telah mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda: tiada yang Allah izinkan untuk sesuatu yang menyerupai apa yang Dia izinkan untuk Nabi Muhammad SAW pemilik suara yang merdu untuk membaca Al-Quran dengan suara nyaring". (HR. Bukhori)

"Dari Abu Hurairah RA, bahwa dia telah mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda: tiada yang Allah izinkan untuk sesuatu yang menyerupai apa yang Dia izinkan bagi seorang Nabi pemilik suara merdu agar berirama dengan Al-Quran saat membacanya dengan suara nyaring." (HR.Muslim)

Kedua hadits diatas memberi gambaran pentingnya memelihara keindahan bacaan dengan cara yang menarik berupa pemeliharaan suara dan pilihan irama. Sehingga setiap umat yang berinteraksi dengan Al-Quran dapat merasakan kenikmatannya dari berbagai segi. Pada saat yang sama umat akan terlatih dalam pembinaan kepekaan emosional yang sangat bermakna bagi kepentingan kehidupan sehari-hari terutama saat berkomunikasi dengan Zat Yang Maha Agung hingga pada saat ayat Al-Quran dibacakan, mereka akan merasakan di mana sebenarnya posisi mereka berada. Ketika dibacakan kepada mereka ayat-ayat yang menjelaskan pentingnya sujud maka mereka pun sujud, merendahkan diri di hadapan-Nya sambil menangis karena takut tidak mendapat ampunan dan rahmatNya.

"Apabila dibacakan ayat-ayat Zat Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan benar-benar bersujud dan benar-benar menangis". (QS.19:58)

Semua orang yang sehat pasti senang dengan keindahan. Karena itu, Al-Quran sebagai pembimbing menuju kesehatan lahir batin sangat memerhatikan keindahann lahir batin. Keindahan sangat berperan dalam membina kepekaan social yaitu yang berkaitan dengan komunikasi emosional yang sangat bermakna bagi semua lapisan manusia. Hal itu memberi dorongan kepada semua aktivis da’wah agar dapat menyampaikan kandungan Al-Quran dengan memerhatikan kondisi masyarakat yang sangat memerlukan sentuhan emosional.

Sekiranya irama yang digunakan untuk membaca AlQuran itu hanya dinikmati kelompok kecil seperti kelompok seniman jawa maka hal tersebut telah keluar dari karakter AlQuran yang bacaannya untuk dinikmati seluruh manusia terutama orang yang beriman. Tidak dapat dipungkiri bahwa seni baca AlQuran telah tersebar ke seluruh dunia dengan irama yang dapat mengantarkan semua umat menuju nikmatnya khusyu. Terkait dengan seni baca AlQuran, Indonesia dapat dikatakan termasuk Negara yang paling kaya dengan juara MTQ tingkat Internasional.

Simpulan:

Bacaan alQuran dengan irama jawa bertentangan dengan karakter AlQuran karena beberapa hal sebagai berikut:

- AlQuran mengantarkan semua manusia untuk mencintai Allah. Menempatkan cinta budaya daerah di atas cinta keindahan wahyu Ilahi sangat dikhawatirkan akan merusak cinta Allah.

- Bacaan AlQuran akan menambah imannya para pendengar yang menikmatinya. Dengan lagu jawa maka bacaan tersebut tidak dapat dinikmati semua pendengar yang terdiri dari perwakilan kaum muslimin sedunia.

- AlQuran adalah pemelihara ukhuwah umat secara keseluruhan. Indonesia memiliki banyak ahli seni baca AlQuran yang sudah keliling dunia karena mereka telah menjadi juara MTQ Internasional. Dengan bacaan irama jawa maka umat Islam Indonesia merasa malu di hadapan dunia yang dapat mengganggu ukhuwah Islamiyah internasional

- Irama baca AlQuran telah tersebar ke seluruh dunia. Bacaan iram jawa ini telah mengganggu perasaan para pendengar yang sudah biasa membaca dan mendengar indahnya bacaan AlQuran sesuai irama yang beredar di seluruh dunia.

- AlQuran memiliki seni yang mengantarkan semua umat untuk meraih nikmat khusyu, Bacaan irama jawa sangat jauh dari nikmat khusyu bagi yang tidak menikmati irama tersebut.

- Irama baca AlQuran yang sudah beredar ke seluruh dunia merupakan bagian dari syiar Islami yang mempertemukan perasaan, pemikiran dan keyakinan. Itulah seni Islami yang tidak pernah ada tandingannya dari agama lain. Jika irama jawa ini dibiarkan berkembang maka sangat dikhawatirkan akan membuka peluang untuk merubah bagian lainnya dari syiar-syiar Islam untuk disesuaikan dengan tuntutan budaya daerah.

- Bacaan AlQuran memiliki aturan baca yang turun dari Zat Yang Maha Indah. Pembaca dalam irama jawa ini tampak sekali berjuang agar bacaanya sesuai dengan ilmu tajwid, namun demikian karena ada yang dipaksakan agar sesuai dengan tuntutan irama maka sedikit banyak aturan bacaan tersebut terganggu.

Sebagai penguat dari uraian di atas ada baiknya untuk kita perhatikan hadits di bawah ini:

"Dari Hudzaifah bin Yaman berkata, Rasulullah Saw bersabda: bacalah AlQuran dengan mengikuti irama orang Arab dan suaranya. Janganlah kamu mengikuti irama ahli kitab (Taurat dan Injil), dan orang fasik. Nanti akan datang setelah aku satu kaum yang membaca AlQuran mengikuti gaya para penyanyi, irama pendeta, irama ratapan yang tidak sampai kepada tenggorokan mereka. Hati mereka merasa bangga, bangga diri dengan gaya mereka sendiri". (HR. Thabrani)

(mdk/has)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dari Mana Asalnya Bulan? Ternyata Ini Penjelasan Menurut Ilmiah
Dari Mana Asalnya Bulan? Ternyata Ini Penjelasan Menurut Ilmiah

Keberadaan Bulan membuat langit tampak indah di malam hari. Namun tak banyak yang tahu dari mana asalnya Bulan. Begini ulasan singkatnya.

Baca Selengkapnya
500 Nama dalam Jawa untuk Anak Laki-Laki dan Perempuan, Miliki Makna yang Dalam
500 Nama dalam Jawa untuk Anak Laki-Laki dan Perempuan, Miliki Makna yang Dalam

Menamai anak dengan bahasa Jawa yang bermakna indah bisa menjadi pilihan tepat untuk Anda.

Baca Selengkapnya
Penyebab Gatal di Jari Tangan, Ketahui Cara Mengatasinya
Penyebab Gatal di Jari Tangan, Ketahui Cara Mengatasinya

Gatal di jari tangan bisa dipengaruhi oleh beberapa kondisi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Sosok Mbah Wo, Bintang 1 TNI AU yang Kini Jualan Bakmi Jawa
Mengenal Sosok Mbah Wo, Bintang 1 TNI AU yang Kini Jualan Bakmi Jawa

Usai purna tugasnya di tubuh militer tanah air, Mbah Wo memilih tak berdiam diri.

Baca Selengkapnya
Jelang Debat Cawapres, Cak Imin: Banyak Istirahat Supaya Tidak Ngantuk
Jelang Debat Cawapres, Cak Imin: Banyak Istirahat Supaya Tidak Ngantuk

Debat ini pada intinya dapat memaparkan visi dan misi perubahan yang digagasnya.

Baca Selengkapnya
Mengapa sih Lalat Selalu Muntah atau BAB Setiap Kali Hinggap?
Mengapa sih Lalat Selalu Muntah atau BAB Setiap Kali Hinggap?

Mengungkap mitos dan fakta seputar lalat, serangga umum yang sering mengganggu rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Mengapa Sih Kita Memicingkan Mata ketika Mencoba Melihat Lebih Jelas?
Mengapa Sih Kita Memicingkan Mata ketika Mencoba Melihat Lebih Jelas?

Manfaat utama dari menyipitkan mata adalah mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata agar kita melihat lebih jelas.

Baca Selengkapnya
Sisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek
Sisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek

Jaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.

Baca Selengkapnya
7 Tanda Penuaan Dini pada Wajah dan Pemicunya, Cegah Sebelum Terlambat
7 Tanda Penuaan Dini pada Wajah dan Pemicunya, Cegah Sebelum Terlambat

Tanda penuaan dini pada wajah dapat mencakup berbagai perubahan yang terlihat nyata.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Gara-Gara Jalan Dikeramik, Banyak Pemotor 'Ngepot' di Medan
VIDEO: Gara-Gara Jalan Dikeramik, Banyak Pemotor 'Ngepot' di Medan

Persimpangan di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Medan, mendapat sorotan publik. Penggunaan material keramik membuat pemotor banyak terpeleset.

Baca Selengkapnya