Imbas Napi Kabur, DPRD Dorong Lapas Tasik Direlokasi karena Overload
Merdeka.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya mendorong lembaga pemasyarakatan (Lapas) kelas II B Tasikmalaya direlokasi karena kondisinya yang sudah overload. Dorongan itu menguat pascainsiden upaya kaburnya dua orang narapidana pada Minggu (8/9) dini hari.
Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Muslim menyebut kondisi overload Lapas Tasikmalaya sudah terjadi sejak dulu. Jumlah warga binaan di lembaga pemasyarakatan diketahui sudah melebihi kapasitas yang seharusnya.
Berdasarkan data per Agustus 2022, jumlah warga binaan di Lapas kelas II B Tasikmalaya berjumlah 269 orang. Kondisi itu dinilai melebihi kapasitas karena lapas itu hanya diperuntukkan bagi 88 orang saja.
"Memang dari dulu lapas itu audah over kapasitas dan tidak layak untuk pembinaan. Ini juga pemerintah mendorong agar segera dilakukan pembenahan, salah satunya relokasi," kata Muslim kepada wartawan, Senin (19/8).
Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya sebetulnya sudah menyiapkan lahan untuk merelokasi lembaga pemasyarakatan kelas II B Tasikmalaya. Lahan yang disiapkan untuk merelokasinya diketahui memiliki luas sekitar 4 hektare.
Atas lahan yang sudah disiapkan Pemkot Tasikmalaya itu, pihaknya sudah melakukan survei langsung dengan tim, namun relokasi belum bisa dilakukan.
Belum dilakukannya relokasi itu karena pihak lembaga pemasyarakatan meminta bukan hanya lahannya saja, namun juga bangunannya.
"Itu (pihak Lapas) mintanya dengan bangunan. Kemenkumham harus memikirkan lapas itu tidak layak untuk pembinaan para napi," pungkasnya.
Sebelumnya, dua narapidana berupaya kabur dengan cara merusak jeruji tahanan dan menaiki tembok Lembaga pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Tasikmalaya, Minggu (18/9) dini hari. Namun aksi keduanya gagal karena ketahuan Tim Maung Galunggung Polres Tasikmalaya Kota.
Hilman (24), petugas keamanan salah satu tempat makan dekat Lapas, mengaku sempat melihat langsung upaya kedua narapidana untuk kabur. Dia melihat dua orang yang berupaya melewati dinding setinggi empat meter dengan cara menggelantung di pohon bambu.
"Yang dipanjat adalah dinding sebelah timur di Jalan Otto Iskandardinata. Itu kejadiannya sekitar pukul 03.15 subuh. Pas turun, satu orang berhasil ditangkap polisi (Tim Maung Galunggung) yang sedang patroli di sekitar lokasi dibantu anggota lainnya," kata Hilman.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Takalar, Yoran Pahabol meninggal dunia di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar, Kamis (21
Baca SelengkapnyaKetujuh pelajar itu dibariskan kepala sekolah lantaran mereka membuat masalah saat magang di kantor camat.
Baca SelengkapnyaAtap ambruk diduga tak kuat menahan tingginya debit air hujan yang mengguyur Bogor sejak Kamis dini hari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kondisi kesehatan Supardi menurun drastis dan dinyatakan meninggal pada pukul 9.30 WIB
Baca SelengkapnyaForkompimda meninjau kesiapan Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Lapas Cipinang.
Baca SelengkapnyaSebanyak 558 penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bekasi belum masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMeski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaIkrar sumpah setia pada NKRI itu dilakukan secara hibrida dengan dipusatkan di Lapas Khusus Kelas IIA Gunungsindur, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaSelain melarang hamil, pegawai dipaksa terus bekerja sepanjang hari kerja tanpa istirahat.
Baca Selengkapnya