Hebat, dua anak muda ini ngajar anak jalanan tanpa dibayar
Merdeka.com - Anak jalanan seolah menjadi persoalan sosial yang melanda kota-kota besar di Indonesia. Aktivitas mereka seperti mengamen, atau berdagang di perempatan menjadi pemandangan yang mudah dijumpai sehari-hari. Di sisi lain aspek pendidikan yang semestinya mereka dapatkan di usianya menjadi terlupakan.
Hal itulah yang menjadi keprihatinan dua anak muda yakni Reza Ramadhan dan Ganda Permana. Keduanya kemudian menggagas Komunitas Save Street Child (SSC) Bandung pada 2011.
Kegiatan belajar mengajar menjadi kegiatan rutin yang dilakukan oleh komunitas ini. Kegiatan digelar setiap Sabtu dan Minggu. Untuk hari Sabtu kegiatan belajar dilakukan di Taman Buah Batu pukul 15.00 WIB, sementara untuk hari Minggu kegiatan dilakukan di kawasan Dago, tepatnya seputaran pertigaan Sultan Agung - Dago waktu yang sama.
Bentuk kegiatan belajar dilakukan secara tatap muka. Ada beragam hal yang diajarkan kepada adik-adik anak jalanan. Mulai dari calistung, sains teknologi, lingkungan, seni budaya, dan pengetahuan umum.
Metode pembelajaran yang diajarkan di komunitas ini tentu berbeda dengan sekolah pada umumnya. Para volunteer yang sebagai pengajar tidak menempatkan sebagai guru dan murid, tetapi lebih menempatkan hubungan sebagai kakak - adik. Tak hanya itu konsep belajarnya pun tak berfokus pada belajar, tetapi juga bermain.
Uniknya di akhir pertemuan KBM setiap adik yang datang mendapatkan susu dam biskuit. "Karena setidaknya dalam satu minggu adik-adik minum susu. Setiap pertemuan kita sediakan susu dan biskuit," ujar salah seorang pengurus SSC Bandung N Wida Pujiastuti kepada merdeka.com beberapa waktu lalu.
Tak hanya kegiatan belajar mengajar, untuk menghilangkan kejenuhan, komunitas ini juga melakukan kegiatan jalan-jalan yang mereka namakan edu trip. Kegiatan edu trip ini dilakukan beberapa bulan sekali dengan mengunjungi tempat-tempat edukasi seperti taman dan museum.
Untuk setiap kegiatan belajar mengajar ada sekitar 30-45 anak anak yang datang. Namun jumlah ini fluktuatif tergantung kondisi adik adik anak jalanan sendiri. "Rata-rata 25 orang. Karena mereka juga ada yang masih berdagang. Jadi mereka baru bisa datang setelah dagangannya habis," ucap Wida.
Pengurus komunitas SSC Bandung saat ini ada 13 orang. Namun jumlah volunteer yang bertindak sebagai pengajar di komunitas ini jumlahnya sangat banyak. Mereka datang dari berbagai latar belakang profesi. Namun sebagian besar dari mereka masih mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Bandung. Sebut saja ITB, Unpad, UPI, UIN, Telkom University, Unpas, dan kampus -kampus lainnya.
"Jadi kita sifatnya volunteer lepas. Kita tidak ada open recruitment. Siapa yang mau mengajar silakan datang," kata Wida.
Tertarik bergabung? Caranya cukup mudah, datang saja langsung ke tempat kegiatan belajar mengajar komunitas SSC Bandung baik di Taman Buahbatu ataupun Dago.
Jika masih penasaran, komunitas ini memiliki sejumlah akun media sosial yang dapat diakses. Untuk Facebook : Save Street Child Bandung, Untuk twitter @SSChildBandung, dan instagram @SSChildBandung.
Untuk web dapat mengakses sschildbandung.org
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rela merantau, ia setiap harinya harus menjual dagangan baksonya.
Baca SelengkapnyaIrham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca SelengkapnyaBantuan sosial berupa operasi gratis yang bernilai Rp533 juta dari Sido Muncul ini ditujukan untuk 60 penderita bibir sumbing, khususnya bayi dan anak-anak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di tengah teman-temannya yang berlomba membeli jajanan, siswa ini harus duduk sendirian menikmati bekal nasi yang dibawanya.
Baca SelengkapnyaPemkab Bekasi rutin melakukan razia kepada para pengemis dan anak jalanan
Baca SelengkapnyaCara didikan orang tua menentukan keberhasilan anak di masa depan.
Baca SelengkapnyaBerikut momen Kompol Ika Shanti Wakapolres muda yang bantu pasangkan pangkat anak buahnya.
Baca SelengkapnyaBukannya berniat mengusir, Harun justru mengajak anak laki-laki tersebut masuk ke mobilnya dan mengambil beberapa foto.
Baca SelengkapnyaMereka menyerang warga secara acak saat melintas jalan raya
Baca Selengkapnya