Gubernur Riau Akui Program PSR Bikin Produksi Sawit Melonjak
Merdeka.com - Gubernur Riau Syamsuar mengakui produksi sawit para petani plasma binaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V tembus enam ton per hektare. Pencapaian ini lebih tinggi ketimbang sebelumnya yang hanya di kisaran empat ton.
Syamsuar menuturkan, pencapaian ini tidak lepas dari program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang diusung PTPN V.
"Program PSR yang diusung PTPN V telah meningkatkan produktivitas petani. Hasilnya luar biasa," kata Syamsuar di Rokan Hulu, Senin (24/10).
Syamsuar bersama Bupati Rokan Hulu, Sukiman serta Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III Persero Mohammad Abdul Ghani dan Direktur PTPN V Jatmiko Santosa melakukan panen perdana sawit plasma binaan PTPN V seluas 697 hektare yang tergabung dalam KUD Makarti Jaya di Desa Kumain, Kecamatan Tandun.
Gubernur bergelar Datuk Sri Setia Amanah itu mengakui bahwa tanaman sawit plasma binaan PTPN V tumbuh subur dan dalam kondisi baik. Bahkan dia kagum karena pada usia awal panen, perkebunan sawit tersebut telah menghasilkan produktivitas hingga enam ton per hektare.
Selain itu, usia panen juga tergolong sangat cepat yakni 28 bulan, dari umumnya 36 bulan. Hal itu karena pola single management atau manajemen tunggal yang diterapkan PTPN V, baik dari mulai penumbangan sawit renta, penanaman, pemupukan hingga perawatan dilaksanakan karyawan PTPN V.
Dengan begitu, para petani yang mengikuti program PSR memperoleh tambahan ilmu pengetahuan melalui skema transfer knowledge dari anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero tersebut.
"Terima kasih Pak Jatmiko. PTPN telah membantu pemerintah dalam percepatan PSR. Saya imbau agar masyarakat Riau dapat bermitra dengan PTPN V dan PSR dapat terus diperluas," ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, Syamsuar mendapat penganugerahan sebagai Bapak Petani Plasma Riau dari Asosiasi Petani Kelapa Sawit Inti Rakyat (Aspekpir). Penghargaan itu disematkan kepada orang nomor satu di Riau tersebut atas kontribusi dalam mendukung dan mengakselerasi program peremajaan sawit Riau.
Penganugerahan serupa disematkan kepada Jatmiko Santosa sebagai Bapak Mitra Petani Plasma Riau. Program yang diusung Jatmiko sejak memegang amanah sebagai Direktur PTPN V pada 2019 lalu dinilai berhasil meningkatkan produktivitas petani mitra PTPN V kesejahteraan para petani.
Selain itu, Jatmiko juga dinilai berhasil menggenjot program peremajaan sawit PTPN V yang sejak 2019 hingga 2021 telah mencakup sedikitnya 5.138 hektare perkebunan petani.
"Kemudian, Pak Jatmiko dengan program bibit sawit unggul juga sangat membantu petani untuk melakukan peremajaan. Program penyediaan 1,4 juta bibit sawit unggul kepada petani Riau pada 2021 lalu adalah program yang sangat baik dan sangat membantu petani," kata Ketua DPP Aspekpir, Setyono.
Dirut Holding Perkebunan Nusantara III Persero, Mohammad Abdul Ghani mengatakan bahwa kolaborasi yang terjalin antara Pemprov Riau, PTPN dan petani sangat membantu dalam mempercepat peremajaan dan meningkatkan produktivitas sawit petani.
Dia menuturkan saat ini sedikitnya terdapat 1,4 juta hektare lahan petani sawit Indonesia yang dalam kondisi usia renta dan berproduktivitas rendah. Untuk itu, guna meningkatkan luasan PSR, ia mengatakan pola yang diterapkan PTPN V melalui kolaborasi dan sinergi apik akan diperluas ke seluruh unit usaha Holding Perkebunan Nusantara.
Selain itu, Ghani juga menuturkan bahwa PTPN kini berupaya meningkatkan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebesar Rp60 juta per hektare untuk kebutuhan peremajaan sawit.
"Dengan begitu, petani tidak akan terbebani biaya peremajaan yang cukup besar dan PSR diharapkan dapat terua diperluas," tuturnya.
Sementara itu, Jatmiko mengatakan panen perdana KUD Makarti Jaya secara tidak langsung merupakan sejarah baru bagi PTPN V dan petani binaan.
"Hari ini adalah sejarah baru. Bagi kami, KUD Makarti Jaya adalah bukti akan lompatan besar akan semangat program peremajaan sawit rakyat PTPN V yang mulai digulirkan sejak 2019 lalu," kata dia.
Sejak awal mendapat amanah memimpin PTPN V, peningkatan ekonomi petani plasma adalah bagian dari program penting perbaikan yang diusung Jatmiko di tubuh anak perusahaan peraih penghargaan The Best State Own Enterprise 2022 versi InfoBank itu.
Penerapan sistem single management serta keterlibatan petani melalui skema padat karya dalam mewujudkan transparansi adalah pola kerjasama yang dia terapkan dalam program PSR PTPN V pada 2019 lalu.
Mulai dari penumbangan sawit renta, penggunaan bibit unggul, penanaman, pemupukan, hingga pemeliharaan seluruhnya dilakukan dengan standar PTPN V. Selanjutnya, selama proses peremajaan berlangsung, perusahaan melibatkan para petani dengan pola padat karya atau cash for works.
Dengan begitu, lanjutnya, para petani mendapat jaminan pendapatan selama proses peremajaan berlangsung serta transfer pengetahuan terkait budidaya yang berkelanjutan.
"Melalui skema tersebut, kami berani memberikan jaminan kepada teman-teman petani mitra yang mengikuti program PSR PTPN V dengan produktivitas tandan buah segar di atas rata-rata nasional. Bahkan, sejak saat itu, dengan tegas kami berani memberikan jaminan bahwa kami siap mengganti jika produktivitas petani mitra PTPN V di bawah angka rata-rata nasional," tegasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, PTPN Group mempekerjakan sekitar 120-an ribu pegawai serta 200 ribu petani plasma sawit
Baca SelengkapnyaDari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.
Baca SelengkapnyaProgram bantuan pangan cadangan pemerintah berupa beras 10 kilogram untuk setiap keluarga penerima manfaat (KPM) ini awalnya disalurkan sampai Maret 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.
Baca SelengkapnyaKebun sawit terbesar di dunia seluas 586 ribu Ha dan diharapkan menyentuh 708 ribu Ha dalam satu dasawarsa.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengklaim rencana itu dapat terealisasi dengan memanfaatkan hasil produksi kelapa sawit yang jadi salah satu andalan Indonesia.
Baca SelengkapnyaMereka tak pernah membayangkan akan jadi pengusaha camilan.
Baca SelengkapnyaProduksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca SelengkapnyaPabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.
Baca Selengkapnya