Fenomena rokok popeye di Jakarta dikecam media asing

Merdeka.com - Fenomena rokok 'popeye laut' di Jakarta mengejutkan media Barat. Rokok dari biang es ini dijual kepada anak-anak di bawah usia lima tahun.

Surat kabar the Daily Mail, Rabu (4/7), melansir berita bernada mengecam 'anak-anak diajari merokok sejak usia tiga tahun'. Di berita itu lantas ditampilkan foto para bocah yang sedang asyik menghisap biang es itu di sebuah pipa dari plastik bekas.

Bocah laki-laki dan perempuan menghisap popeye itu beramai-ramai. Di foto-foto yang dilansir Daily Mail, tampak beberapa orang dewasa di belakang mereka, membiarkan bocah-bocah ini merokok uap biang es.

Rokok abal-abal itu dinamai 'Popeye Laut', meniru sosok kebiasaan tokoh kartun Amerika Serikat 'Popeye' karya  E. C. Segar yang biasa menghisap cerutu.

Pembuatnya bernama Yusuf, pedagang kaki lima biasa mangkal di luar Museum Nasional (Museum Gajah). Tapi tidak disebutkan di mana pria itu berdomisili.

Yusuf menjual 'rokok' ini bersama es krim. Dibandrol dengan harga Rp 1000, dia mengaku pendapatannya lumayan. "Anak-anak taman kanak-kanak bisa merokok popeye ini pas pulang sekolah," ujar dia.

Daily mail menilai rokok ini bisa mempengaruhi anak-anak untuk merokok sungguhan di masa mendatang. Media Inggris ini juga mempertanyakan mengapa barang seperti ini bisa dijual bebas di pinggir jalan tanpa pengawasan guru atau orang tua.