Fakta Kematian Ibu dan Anak di Cinere, Mirip Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Kematian keduanya terungkap dari kecurigaan tetangga yang lama tidak melihat penghuni rumah.
Kematian keduanya terungkap dari kecurigaan tetangga yang lama tidak melihat penghuni rumah.
Teka-teki penyebab kematian ibu dan anak bernama Grace (64) dan David (38) di perumahan Cinere, Depok, Jawa Barat masih misterius. Grace dan David sebelumnya ditemukan membusuk di dalam kamar mandi rumah.
Kematian keduanya terungkap dari kecurigaan tetangga yang lama tidak melihat penghuni rumah. Satpam kemudian diminta tetangga untuk mengecek keluarga itu. Keduanya ditemukan tewas mengenaskan.
Psikolog forensik, Reza Indragiri Amriel mengatakan, kematian ibu dan anak itu mengingatkan kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
Kasus kematian satu keluarga itu terjadi di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakbar.
Keluarga itu terdiri dari Rudyanto Gunawan (71), Renny Margaretha (66), Budyanto Gunawan (68) dan Dian (42), ditemukan tewas 10 November 2022 lalu.
Polisi menghentikan penyelidikan setelah tidak menemukan pidana. Keluarga itu dinyakan meninggal dalam kondisi wajar.
"Memang tidak bisa dipungkiri sepintas saya membayangan kasus Kalideres. Karena ada sekumpulan orang meninggal di satu TKP, di waktu yang saya anggap sama," kata Reza.
Dia mengingatkan agar polisi tetap memastikan penyebab kematian ibu dan anak di Depok, walaupun ada asumsi soal bunuh diri.
Reza menuturkan, ada empat hal yang harus didalami terkait mata rantai bunuh diri. Yaitu, ide, pemikiran tentang bunuh diri. Kemudian, plan atau perencanaan. Selanjutnya aksi. Teakhir, pada akhirnya terjadi kematian atau tidak.
Dalam kasus kematian ibu dan anak di Depok, Reza melihat sudah ada dua unsur yang terpenuhi. Yaitu plan dan action.
"Kalau sebatas surat yang ditinggalkan kemudian sepertinya kehilangan nyawa di kamar mandi, maka itu mengindikasikan adanya plan dan action,” ujar Reza.
Kemiripan dengan Kematian Keluarga di Kalideres
Hal senada dikatakan Kriminolog dari Universitas Budi Luhur, Nadia Larasati. Nadia melihat banyak kemiripan kasus di Cinere dengan Kalideres.
Pertama mereka satu keluarga. Kedua, keluarga ini mengisolasi diri dari masyarakat dan menutup diri.
Ketiga, rumah yang ditempati adalah kompleks perumahan yang bisa dikatakan cukup baik. Keempat, ada semacam surat atau petunjuk yang ditinggalkan.
"Jadi memang kelihatan keluarga ini menarik diri dari lingkungan masyarakat bahkan juga keluarganya ya. Ini cukup memprihatinkan sebetulnya karena si korban terlihat tidak punya ikatan sosial atau bonding dengan lingkungan sekitar dan orang terdekat," kata Nadia.
Nadia melihat tidak ada kejanggalan dalam kasus tersebut sejauh ini.
Untuk kasus seperti ini, kata dia, biasanya ada kecurigaan ke arah pembunuhan atau perampokan. Yang perlu diselidiki menurut Nadia adalah apakah kematiannya karena bunuh diri atau karena faktor lain.
"Bisa jadi keluarga tersebut mengalami kesulitan hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mereka terasing dari sekitar sehingga tidak mau minta tolong dan akhirnya meninggal," ujar Nadia.
Ketua RW 16 Herry Meidjiantono mengungkapkan, Grace dan David sangat tertutup di lingkungan. Bahkan Grace menolak dimasukkan dalam grup WhatsApp warga. Tidak diketahui alasan keluarga itu menutup diri.
Herry mengaku tidak pernah sekalipun bertemu Grace dan David. Sepengetahuannya di rumah itu hanya ada dua orang.
Sementara Toto, tetangga korban juga mengaku hanya melihat penghuni rumah kalau mereka buang sampah dan belanja saja. Selebihnya mereka hanya dalam rumah.
Toto mengaku sering melihat tetangganya itu naik taksi. Namun dia tidak tahu ke mana mereka pergi.
Dia terakhir kali melihat ibu dan anak itu sekitar dua bulan lalu. Saat itu salah satu penghuni terlihat membuang sampah.
"Saya melihat secara fisik kira-kira dua bulan lalu, karena dia membuang sampah di depan rumah saya," ujar Toto.
Polres Metro Depok pun dibantu Ditreskimum Polda Metro Jaya, Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Metro Jaya dan Inafis masih menyelidiki penyebab kematian ibu dan anak tersebut. Polres Metro Depok juga mendapat dukungan dari Bareskrim Puslbafor dan Forensik RS Polri.
Kapolres Metro Depok Kombes Pol Ahmad Fuady mengatakan, penyidik tidak menemukan benda mencurigakan di dekat jasad korban. Di rumah tersebut hanya ditemukan secarik kertas berisi nama dan nomor telepon keluarga. Di dekat korban memang ditemukan botol minuman air mineral dan minuman cokelat.
"Sementara ini kita belum dapat menyimpulkan karena oleh TKP belum bisa menarik kesimpulan. Dari luka kita tidak bisa ketahui apakah ada luka atau tidak, karena kondisi jenazah itu sudah posisi membusuk, sudah lama sekali," Fuady, Minggu (9/9).
Beberapa temuan baru kasus kematian anak perwira TNI AU yang tewas terbakar, ada luka tusukan hingga 'pesan' kematian.
Baca SelengkapnyaBelum bisa menarik kesimpulan waktu kematian dari dua orang korban.
Baca SelengkapnyaMisteri kematian anak perwira TNI AU tewas terbakar belum terkuak.
Baca SelengkapnyaAyah korban sekaligus pelaku juga diduga coba bunuh diri setelah membunuh anak-anaknya.
Baca SelengkapnyaPenemuan bermula dari kecurigaan warga yang melihat rumah tersebut seperti tidak ada penghuninya.
Baca SelengkapnyaBensin itu ditemukan polisi usai menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kematian remaja CHR di kawasan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaKepastian itu berdasarkan hasil visum et repertum yang dilakukan RS Polri Kramat Jati menemukan adanya fakta penyebab kematian.
Baca SelengkapnyaPolisi diharapkan mengungkap sebab kematian dan menemukan pelaku atas tewasnya empat anak tersebut.
Baca SelengkapnyaTeka-teki kematian Imam Masykur pemuda asal Aceh mulai terungkap.
Baca Selengkapnya