Cerita Pelarian Pembunuh Ketua Mapala Lubuklinggau, Gagal ke Cianjur hingga jadi Pelayan Pecel Lele
DD nekat membunuh temannya, FR (25), karena dendam dan cemburu.
Media sosial menjadi salah satu petunjuk keberadaannya.
Cerita Pelarian Pembunuh Ketua Mapala Lubuklinggau, Gagal ke Cianjur hingga jadi Pelayan Pecel Lele
DD (23) sempat berusaha kabur ke Cianjur, Jawa Barat, tetapi akhirnya bekerja sebagai pelayan warung pecel lele. Media sosial menjadi salah satu petunjuk keberadaannya.
DD nekat membunuh temannya, FR (25), karena dendam dan cemburu. Polisi berhasil menguak kasus ini dari tulisan darah 'Maaf Yah Teh' di kamar korban.
Usai melakukan pembunuhan, DD berniat pulang ke kampung halamannya di Cianjur. Dia mengendarai sepeda motor milik korban, jenis Honda Astrea Grand nomor polisi AB 5835 PU menuju Palembang.
Setiba di kota itu, pelaku melaju ke Pelabuhan Tanjung Api-Api Banyuasin. Dia bermaksud menyeberang ke pulau Jawa menggunakan kapal.
Sesampai di sana, DD dibuat kecewa lantaran pelabuhan itu tidak melayani rute menuju Merak, melainkan hanya ke Bangka Belitung. DD putar balik ke Palembang dan menginap di masjid.
Di sana, pelaku bertemu dengan seseorang yang menawarkannya pekerjaan sebagai pelayan di pecel lele miliknya di kawasan Kalidoni Palembang. Bekal uang semakin menipis membuat pelaku bersedia.
Beberapa hari kemudian, pemilik pecel lele curiga dengan wajahnya mirip dengan pelaku pembunuhan di Lubuklinggau yang beredar di media sosial. Ia pun melapor ke tetangganya seorang polisi dan diteruskan ke Intelkan Polda Sumsel.
Informasi ternyata valid dari hasil video call antara petugas dan pemilik pecel lele dan pengintaian polisi. Alhasil, DD ditangkap tanpa perlawanan, Jumat (15/9) pukul 23.00 WIB.
Kasatreskrim Polres Lubuklinggau AKP Robi Sugara mengungkapkan, petugas sempat berangkat ke Cianjur untuk mencari tersangka. Anggota Polsek Cilaku turut membackup mendatangi rumahnya tetapi tersangka tak ada di tempat.
"Dari rekaman kamera ETLE, tersangka mengarah ke pelabuhan, kami kejar ke kampungnya dan hasilnya tidak berada di tempat," ungkap Robi, Senin (18/9).
Sejak saat itu atau pada 11 September 2023, polisi menetapkan DD sebagai daftar pencarian orang (DPO). Foto tersangka disebar di seluruh wilayah Sumsel, termasuk media sosial.
"Ternyata tersangka berada di Palembang beberapa hari dan tertangkap oleh Polda Sumsel," ujar Robi.
Dalam pemeriksaan, tersangka mengaku khilaf dan menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban. Dia juga merasa bersalah kepada kakak sepupunya, NI (33), karena menghabisi nyawa pegawainya itu.
"Proses hukum tetap berlanjut, kami lagi mencari pisau yang digunakan tersangka dalam pembunuhan. Pisau itu diakuinya dibuang di selokan tak jauh dari TKP," tutup Robi.