Cerita Gus Mus menangis di muktamar dan tolak jabatan tertinggi NU
Merdeka.com - Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang, Jawa Timur, bisa dibilang merupakan Muktamar NU terpanas sepanjang sejarah organisasi yang didirikan oleh KH Hasyim As'yari. Sejak sebelum dibuka hingga pelaksanaan, hawa panas sudah menyelimuti Muktamar.
Hal itu salah satunya dipicu oleh mekanisme Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa) dalam pemilihan Rais Aam. Belum lagi soal proses registrasi muktamirin sudah dibuat kesal oleh panitia penyelenggara, isu penculikan para peserta muktamar dan isu interpensi parpol, semakin membuat panas muktamar.
Sidang pleno yang dilansungkan dengan agenda membahas tata tertib (Tatib) Muktamar pun berlangsung alot sampai-sampai harus di-skors beberapa kali. Saat itu, hujan interupsi dari para peserta rapat mewarnai sidang yang membahas Pasal 19 BAB VII tentang Pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum.
Dalam rancangan tata tertib itu disebutkan, pemilihan rois aam dilakukan secara musyawarah mufakat melalui sistem Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa). Ketegangan dalam Sidang Pleno tersebut akhirnya mereda setelah Kiai Maimun Zubair atau Mbah Mun dan Kiai Mustofa Bisri atau Gus Mus turun langsung mendampingi sidang yang digelar di Alun-Alun Jombang, Jawa Timur, Senin (03/08).
Gus Mus, selaku Rais Aam sementara PBNU yang menggantikan Kiai Sahal Mahfud karena meninggal beberapa waktu lalu, berbicara kurang lebih selama 30 menit di depan ribuan peserta sidang. Sambil meneteskan air mata, Gus Mus mengaku prihatin dengan kekisruhan yang terjadi.
"Saya malu sama Allah, saya malu sama Mbah Hasyim, sama Mbah Wahab, sama Mbah Bisri. Saya ini kecelakaan karena harus menggantikan Kiai Sahal, sehingga saya terpaksa menerima jabatan ini. Kenapa Kiai Sahal harus meninggal lebih dulu," kata Gus Mus.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aturan mengenai batas usia Capres-Cawapres digugat ke MK pda Senin (21/7).
Baca SelengkapnyaMemet memberikan kesaksiannya terkait ada kegiatan perangkat desa yang tidak netral.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Munir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Patung Kepala Firaun Nabi Musa Dikembalikan ke Mesir, Dicuri Selama 30 Tahun dan Sempat Muncul di Pameran
Baca SelengkapnyaGus Baha mendoakan agar Polri sukses dalam melaksanakan tugas mengamankan Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPenunjukan Gus Kikin sebagai nahkoda baru PWNU Jawa Timur itu diputuskan dalam rapat gabungan Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU di Jakarta, Rabu (10/1).
Baca SelengkapnyaTanpa menahan, Luhut mempersilakan menteri yang ingin mundur segera pamit dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaGus Yahya berkelakar cawapres nomor urut satu Muhaimin Iskandar tak akan menang di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMasinton Pasaribu mengungkap adanya temuan kecurangan pemilu 2024 di dapil Malaysia.
Baca Selengkapnya