Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bulan Tan Malaka di merdeka.com

Bulan Tan Malaka di merdeka.com Tan Malaka. ©blogspot.com

Merdeka.com - Nama Ibrahim Datuk Tan Malaka mungkin tak setenar Bung Karno, Bung Hatta dan sederet pahlawan lainnya. Namun, pria kelahiran Suliki, Sumatera Barat, 1894 itu memiliki jasa besar bagi perjuangan kemerdekaan dan revolusi Indonesia.

Tan Malaka dibuang Belanda pada 1922 karena pemikiran dan perjuangannya dinilai membahayakan negeri kolonial itu. Namun, diusir dari negerinya sendiri tak membuat Tan Malaka justru berkecil hati dan berhenti memperjuangkan idealismenya.

Dari Belanda dia memulai perjalanan panjangnya ke negara-negara lain seperti Jerman, Rusia, China, Thailand, Filiphina dan negara lainnya. Kecerdasan dan sikap kritisnya membuat Tan Malaka diangkat sebagai ketua Komunis Internasional, atau Komintern yakni organisasi komunis revolusioner internasional.

Saat itu, Tan Malaka bertanggungjawab atas pembentukan partai komunis di Asia Tenggara. Meski menjabat sebagai ketua Komintern, Tan Malaka tetap memikirkan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Tan Malaka mensarikan pemikirannya mengenai perjuangan menuju Indonesia merdeka dalam berbagai artikel dan buku yang kemudian dibaca dan dijadikan rujukan perjuangan para tokoh dan aktivis pergerakan kemerdekaan tanah air. Sebut saja misalnya 'Naar de Republiek Indonesia' (Menuju Republik Indonesia) yang ditulisnya pada 1925 dan 'Aksi Massa' pada 1926.

Kepulangannya ke tanah air setelah Belanda hengkang dan Jepang berkuasa pada 1942, rupanya tak sebaik yang diharapkannya. Pasca-proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Tan Malaka justru bersilang pendapat dengan Soekarno , Hatta, Sjahrier, dan Amir Sjarifudin. Tan Malaka tak sepakat dengan jalan perundingan yang dilakukan Soekarno dkk terhadap Belanda untuk meraih kemerdekaan penuh. Bagi Tan kemerdekaan harus diraih 100 persen melalui perjuangan atau kalau perlu perang. Sebab, penjajah tak akan pernah mau memberi kemerdekaan kepada negara yang dijajahnya.

Soekarno lantas memenjarakan Tan bersama para loyalisnya pada 1946 tanpa pengadilan dan baru dibebaskan pada 1948. Setelah dibebaskan, Tan tetap mengritik Soekarno dkk yang tetap berunding dengan Belanda. Dia bahkan mengritik pedas Soekarno - Hatta yang menurutnya rela menyerahkan diri ke Belanda saat agresi militer ke II. Tan juga mengritik TNI wilayah Jawa Timur yang tak mau berperang melawan Belanda.

Tan Malaka akhirnya tewas ditembak pasukan Letnan Dua Soekotjo dari Batalyon Sikatan bagian Divisi Brawijaya, pada 21 Februari 1949 di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Meski memiliki jasa besar, nama Tan tak setenar pendiri bangsa lainnya.

Padahal, Tan Malaka merupakan orang yang membangkitkan gairah pergerakan kemerdekaan Indonesia di eranya. Bung Karno menjulukinya sebagai orang yang mahir dalam revolusi. Moh Yamin menjulukinya sebagai 'Bapak Republik Indonesia.' Bung Karno juga mengakui banyak belajar kepada Tan Malaka .

Februari merupakan bulan kematian Tan Malaka . Untuk menghormati jasa-jasanya, merdeka.com menjadikan Februari sebagai 'Bulan Tan Malaka .' Setiap harinya, merdeka.com akan menampilkan tulisan soal Tan Malaka . Selamat membaca.

Baca juga:

Ketimbang Soekarno, Tan Malaka lebih dulu cetuskan Berdikari

'Negara berutang pada Tan Malaka'

Perjuangan Tan Malaka bebaskan romusha Banten dari penderitaan

Tan Malaka cerdas tapi 2 kali tak lulus ujian akhir di Belanda

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kata Bijak Soekarno tentang Perjuangan, Bakar Semangat Jiwa Muda di Bulan Kemerdekaan
Kata Bijak Soekarno tentang Perjuangan, Bakar Semangat Jiwa Muda di Bulan Kemerdekaan

Merdeka.com merangkum informasi tentang kata-kata bijak Soekarno tentang perjuangan yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya
Nurdin Halid Nilai Airlangga Hartarto Masih Layak Pimpin Golkar, Ini Alasannya
Nurdin Halid Nilai Airlangga Hartarto Masih Layak Pimpin Golkar, Ini Alasannya

Nurdin Halid Nilai Airlangga Hartarto Masih Layak Pimpin Golkar, Ini Alasannya

Baca Selengkapnya
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Momen Lawas Upacara 17 Agustus Tahun 1969 di Istana, Banyak Nyonya Bule Berpakaian Tanpa Lengan
Momen Lawas Upacara 17 Agustus Tahun 1969 di Istana, Banyak Nyonya Bule Berpakaian Tanpa Lengan

Presiden Soeharto memimpin langsung Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-24 di Istana Merdeka, Jakarta pada 17 Agustus 1969.

Baca Selengkapnya
70 Pantun Lucu Bahasa Jawa yang Kocak dan Bikin Ngakak, Punya Makna yang Dalam
70 Pantun Lucu Bahasa Jawa yang Kocak dan Bikin Ngakak, Punya Makna yang Dalam

Merdeka.com merangkum informasi tentang 70 pantun lucu bahasa Jawa yang kocak dan bikin ngakak, serta punya makna yang mendalam.

Baca Selengkapnya
Ini Tim Indonesia Maju Pengibar Merah Putih, Putri dari Papua Pegunungan jadi Pembawa Bendera
Ini Tim Indonesia Maju Pengibar Merah Putih, Putri dari Papua Pegunungan jadi Pembawa Bendera

Tim Indonesia Maju adalah Paskibraka pada Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Merdeka

Baca Selengkapnya
30 Pantun Menyambut Ramadhan Lucu yang Bikin Semangat di Bulan Suci
30 Pantun Menyambut Ramadhan Lucu yang Bikin Semangat di Bulan Suci

Merdeka.com merangkum informasi tentang 30 pantun menyambut Ramadhan yang lucu dan bikin semangat di bulan suci.

Baca Selengkapnya
35 Pantun Perkenalan Nama Lucu dan Unik, Ampuh Bikin Orang Terkesan
35 Pantun Perkenalan Nama Lucu dan Unik, Ampuh Bikin Orang Terkesan

Merdeka.com merangkum informasi tentang pantun perkenalan nama lucu dan unik yang ampuh untuk bikin orang terkesan.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Jangan Biarkan Orang Tak Punya Etika Mengatur Negeri Seenaknya Udelnya!
Cak Imin: Jangan Biarkan Orang Tak Punya Etika Mengatur Negeri Seenaknya Udelnya!

Cak Imin dan Anies tidak ingin orang-orang tidak punya etika memimpin Indonesia.

Baca Selengkapnya