Bocah kelas 6 SD di Bandung jadi PSK karena dijual orangtuanya
Merdeka.com - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat beberapa waktu ke belakang sempat menangani kasus bocah perempuan kelas 6 SD yang dijadikan budak seks para lelaki hidung belang. Kasus itu saat ini masih dalam penyelidikan Polrestabes Bandung.
P2TP2A yang sempat mengasuh bocah berusia 12 tahun itu terpaksa mengembalikannya ke orangtuanya. Itu karena orangtua keberatan jika harus dititipkan pada P2TP2A.
Hal itu disampaikan Ketua P2TP2A Netty Prasetyani ditemui usai menghadiri halal bihalal tingkat Provinsi di Gedung Sate, Bandung, Kamis (23/7). "Di Polrestabes Bandung ada anak yang menyambi (jadi PSK). Anak itu dilacurkan orangtuanya," katanya.
Ada pun motif bocah dilacurkan lantaran mencari uang tambahan mengingat kondisi ekonomi orangtua serba kekurangan. "Anak itu sudah dialog dengan Kapolrestabes (Kombes Pol AR Yoyol) anak itu meminta kami bertanya ke ibu nya berapa ibu nya memberi uang saku setiap hari," katanya.
Sehingga anak tersebut memilih jalan pintas menjadi pemenuh hasrat birahi lelaki hidung belang. Netty tidak ingat benar berapa lama bocah tersebut menjalankan profesi sebagai PSK. Yang pasti bocah tersebut sudah memiliki pelanggan tetap yang setiap saat bisa dihubungi.
"Miris memang, tapi ini harus dilihat apakah memang karena faktor agamanya yang kurang di berikan oleh orangtua atau tarikan lingkungannya yang lebih kuat," ungkapnya. Bisa saja nilai-nilai lingkungannya lebih dominan sehingga bocah tersebut bisa sampai dilacurkan.
Lebih lanjut dia menerangkan, karena dikembalikan ke orangtua, maka fungsi pendampingan harus dilakukan. Jadi, harus ada kesadaran masyarakat untuk saling mengawasi dan mencegah agar tak terjadi kekerasan pada anak. "Kalau ada indikasi kekerasan masyarakat harus segera melaporkan," katanya. Karena dikembalikan ke orangtua, maka fungsi pendampingan harus dilakukan. Jadi, harus ada kesadaran masyarakat untuk saling mengawasi dan mencegah agar tak terjadi kekerasan pada anak.
"Kalau ada indikasi kekerasan masyarakat harus segera melaporkan," katanya.
P2TP2A sudah menjalin kerja sama dengan Polrestabes Bandung untuk menampung korban kekerasan anak. Karena, mereka kesulitan mencari tempat untuk menitipkan korban. "Jadi kalau ada korban di titipkan ke kami," katanya.
Momen memperingati hari anak nasional yang jatuh pada 23 Juli ini, diharapkan pemangku kepentingan bisa memperhatikan masalah anak dengan sungguh-sungguh. Karena, dari sisi usia anak mereka termasuk kelompok rentan yang membutuhkan perlindungan orang dewasa. Baik orang tua, institusi pendidikan maupun masyarakat di sekitarnya.
"Dari sisi fisik anak juga kelompok yang lemah jadi harus dapat perawatan dan perlindungan," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah ibunya meninggal, Iky dan ketiga adik balitanya dan sang nenek mengontrak rumah. Ayahnya pergi meninggalkan mereka tanpa kabar.
Baca SelengkapnyaDilansir dari Liputan6, ocah 6 tahun, AJ disunat jin yang memicu perhatian warga Mereka berbondong-bondong ke rumah AJ, . Simak kronologi selengkapnya!
Baca SelengkapnyaSetiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pria yang menghabiskan masa kecil di Belitung ini pegang pesan sang ayah. Kini punya jabatan mentereng.
Baca SelengkapnyaBocah tak berdosa itu tewas di tangan ibu kandungnya yang berinisial SNF (26) pada Kamis (7/3) pagi.
Baca SelengkapnyaSosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca SelengkapnyaBocah berusia lima tahun di Bekasi ditemukan tewas bersimbah darah dengan luka tusukan.
Baca SelengkapnyaAda perjuangan dan kerja keras dari sosok bocah bernama Iyyang.
Baca SelengkapnyaIbunda Awan mengenang anaknya yang tewas di tangan ayahnya itu orang yang rajin membantu lingkungan.
Baca Selengkapnya