Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bintaro, pohon beracun yang dijadikan tanaman hijau di Surabaya

Bintaro, pohon beracun yang dijadikan tanaman hijau di Surabaya Pohon Bintaro. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Pohon Bintaro yang mengandung racun mematikan ini, banyak tumbuh di Kota Surabaya, Jawa Timur. Pohon ini dikenal dengan nama Bintaro atau Cerbera Manghas atau nama ilmiahnya, Cerberus, yang dalam mitologi Yunani, dikenal sebagai nama anjing berkepala sepuluh.

Pohon Bintaro, memiliki daun bulat telur dengan warna hijau tua tersusun berselingan. Bunganya harum bermahkota dan berdiameter tiga sampai lima centimeter. Bentuknya pun seperti terompet dengan pangkal merah muda.

Ironisnya, hanya untuk penghijauan kota, pohon dengan nama ilmiah Cerberus ini dibudidayakan oleh Pemkot Surabaya dengan menanamnya di pingir-pinggir jalan dan buahnya yang mirip mangga mentah. Buah itu kerap dijadikan mainan anak-anak tanpa tahu racun di dalam buah tersebut.

Hal ini sempat diungkap peneliti di bidang pertanian, Trisno Wardani, warga Jalan Darmo Permai Selatan, Surabaya. Kata dia, pohon berbuah menyerupai mangga ini, mengandung racun yang sangat berbahaya dan bisa merusak lingkungan di sekitarnya.

Sayangnya, tak banyak orang tahu bahaya pohon yang ketinggiannya bisa mencapai 12 meter ini. Pohon ini sendiri, tumbuh di Indonesia sejak 15 tahun silam di Pulau Kalimantan dan diperoleh dari Amerika.

Dari dari hasil penelitian yang pernah dilakukannya, tanaman yang berada pada jarak atau radius dua meter dari Pohon Bintaro, dipastikan tidak bisa tumbuh dan berkembang. Tanaman yang berada di sekitar Pohon Bintaro akan kering dan mati, kerana selalu tumbuh kering akibat kekurangan air.

"Kita baru saja melakukan uji laboratorium di Sucofindo. Hasilnya memang ada zat yang membuat tanaman di sekitarnya tidak bisa hidup," ungkap Trisno di rumahnya, Sabtu (21/3).

Dia mencontohkan, air kolam yang penuh ikan, bisa mati dalam hitungan detik jika daun Pohon Bintaro dimasukkan dalam kolam. Air yang tercemari daun bintaro, dalam hitungan detik, jentik-jentik dalam air itu langsung mati.

"Kalau ditanam dekat kolam atau tambak, ketika daunnya rontok masuk ke air, ikan dalam kolam itu bisa dipastikan mati," katanya memberi contoh.

Karena mengandung racun berbahaya inilah, pria berkacamata minus ini menyayangkan budi daya yang dilakukan Pemkot Surabaya untuk penghijauan kota. Namun, dia maklum, karena memang tidak banyak yang tahu, racun pada Pohon Bintaro.

"Akar pohon ini juga mengandung zat yang bisa mengeraskan tanah. Jika ditanam di jalan-jalan protokol, maka justru akan memperlambat serapan air ketika terjadi banjir di kota."

Oleh sebab itu, lanjut Trisno, ada bagusnya kalau Pemkot Surabaya tidak lagi menanam Pohon Bintaro lagi di pinggir-pinggir jalan. "Apalagi selama ini, daun yang rontok dikumpulkan oleh Dinas Pertamanan dan didaur ulang dengan daun lain untuk dijadikan pupuk."

Padahal, masih kata dia, jika daunnya dicampur daun yang akan dijadikan pupuk itu, tidak akan menyuburkan, justru akan membuat tanah lebih keras. "Akarnya saja sudah membuat tanah keras, apalagi getah daunnya," cetus dia.

Dia juga menjamin, pada Pohon Bintaro tidak akan pernah tumbuh Benalu. Bahkan ulat dan cacing tanah-pun, hanya mencium aroma pohon ini, tak akan berani mendekat.

Pohon Bintaro sendiri, tidak bisa tumbuh dengan sendirinya kecuali sengaja ditanam. "Biasanya, buah Bintaro dipetik orang dan diletakkan di rumah untuk mengusir tikus. Jika dipegang memang tidak masalah, tetapi jika digigit anak-anak untuk mainan, justru akan berakibat fatal," katanya.

Sekadar tahu, pada kamus wikipedia, Bintaro adalah tumbuhan pantai yang di daerah Pasifik dikenal dengan nama Leva (Samoa), Toto (Tonga), serta Vasa (Fiji). Bila berbuah, buahnya berbentuk telur, dengan panjang lima sampai 10 centimeter, serta berwarna merah cerah jika masak.

Penyebarannya, secara alami di daerah tropis Indo Pasifik, dari Seychelles hingga Polinesia Prancis. Bintaro sering kali merupakan bagian dari ekosistem Hutan Mangrove. Di Indonesia bintaro sekarang digunakan sebagai tumbuhan penghijauan daerah pantai serta peneduh kota.

Daun dan buah Pohon Bintaro mengandung zat yang bisa mempengaruhi jantung, suatu glikosida yang disebut cerberin, yang sangat beracun. Getahnya sejak dulu dipakai sebagai racun panah atau tulup untuk berburu. Racunnya dilaporkan dipakai untuk bunuh diri atau membunuh orang.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bukan Sembarang Batu, Pemandu Turis Temukan Fosil Buah Pinus Berusia 115 Juta Tahun di Pinggir Pantai
Bukan Sembarang Batu, Pemandu Turis Temukan Fosil Buah Pinus Berusia 115 Juta Tahun di Pinggir Pantai

Tanaman purba ini berasal dari Zaman Greensand Bawah. ketika terjadi kenaikan air laut secara besar-besaran ke daratan.

Baca Selengkapnya
Tanaman Lidah Mertua Ampuh Halau Polusi Udara, Begini Penjelasan DLH Surabaya
Tanaman Lidah Mertua Ampuh Halau Polusi Udara, Begini Penjelasan DLH Surabaya

Tanaman lidah mertua ampuh halau polusi udara dan bisa bikin orang di sekitarnya merasa tenang. Begini penjelasan DLH Surabaya.

Baca Selengkapnya
Tak Kalah Indah dari Kawah Ijen, Intip Pesona Sungai Kalipait Bondowoso Mengalir Membelah Hutan dan Tebing Batu
Tak Kalah Indah dari Kawah Ijen, Intip Pesona Sungai Kalipait Bondowoso Mengalir Membelah Hutan dan Tebing Batu

Airnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jadi Salah Satu yang Tertua di Indonesia, Ini Fakta Menarik Kebun Binatang Bukittinggi
Jadi Salah Satu yang Tertua di Indonesia, Ini Fakta Menarik Kebun Binatang Bukittinggi

Tempat ini ternyata menjadi salah satu kebun binatang tertua di Indonesia dan satu-satunya di Sumbar.

Baca Selengkapnya
Tanaman Ini Ternyata Bisa Jadikan Hidangan Lebih Harum, Apa Saja?
Tanaman Ini Ternyata Bisa Jadikan Hidangan Lebih Harum, Apa Saja?

Bumbu dapur yang berbahan dasar tanaman pun memiliki peran yang tak terbantahkan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.

Baca Selengkapnya
Taksi Terbang Berkapasitas 5 Orang untuk IKN Akan Diuji Coba di Samarinda
Taksi Terbang Berkapasitas 5 Orang untuk IKN Akan Diuji Coba di Samarinda

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono berencana menguji coba langsung taksi terbang di Samarinda.

Baca Selengkapnya
Atraktifnya Rebana Kuntulan Kolosal ala Banyuwangi
Atraktifnya Rebana Kuntulan Kolosal ala Banyuwangi

Tabuhan rancak khas rebana kuntulan memecahkan keriuhan di tengah Alun-Alun Taman Blambangan, Banyuwangi.

Baca Selengkapnya
Menjelajah Hutan Bonsai Fatumnasi di NTT, Ribuan Pohon Kerdil Berusia Ratusan Tahun Bentuknya Bak Orang Menari
Menjelajah Hutan Bonsai Fatumnasi di NTT, Ribuan Pohon Kerdil Berusia Ratusan Tahun Bentuknya Bak Orang Menari

Selain alamnya yang indah, Fatumnasi juga dihuni oleh suku tertua di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Baca Selengkapnya