Bawa Poster Selangkangan, Mahasiswi Unud Dipanggil Rektor
Merdeka.com - Poster yang bertuliskan 'Selangkanganku bukan milik Negara, Tolak RKHUP' yang dibawa oleh seorang mahasiswi dari Universitas Udayana (Unud), Bali, berbuntut panjang. Mahasiswi tersebut dipanggil pihak rektor karena membawa poster tersebut pada Selasa (24/9).
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Udayana, Made Sudarma membenarkan mahasiswi tersebut telah dipanggil. Mahasiswi tersebut diketahui angkatan tahun 2019 dari Fakultas Fisip Unud.
"Iya benar (dipanggil). Pemanggilan seperti ini, pertama saya sudah mengonfirmasi pada Ketua BEM dan Presiden BEM bahwasanya kalau ada kegiatan-kegiatan harus diberitahukan kepada saya dan minimal kepada kepala biro," ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (30/9).
"Dan ternyata itu tidak digubris. Kemudian apalagi membawa atribut dan membawa nama Udayana. Nah kemudian ada tulisan yang dipotret oleh wartawan, itu tidak etis artinya tidak masuk seperti norma-norma akademis itu tidak masuk akal dan dia (mahasiswi) sudah minta maaf kepada saya waktu saya panggil," sambung Sudarma.
Mahasiswi yang tidak disebutkan nama atau inisialnya itu dipanggil pada pukul 10.00 Wita. Kemudian, mahasiswi tersebut sudah meminta maaf dan membuat surat pernyataan dan isinya, berjanji tidak akan ikut aksi saat jam kuliah atau membawa poster yang dinilai tak pantas.
"Dia sudah minta maaf dan buat surat pernyataan enggak akan mengulangi lagi. Kalau demo itu kan ada aturannya, bisa disampaikan aspirasi ke DPRD tidak harus demo turun ke jalan-jalan," jelas Sudarma.
Sementara itu, Made Aristya Kerta Setiawan salah satun Juru Bicara #BaliTidakDiam menyayangkan sikap Rektorat Universitas Udayana (Unud), Bali, dengan memanggilnya seorang mahasiswi yang membawa poster, 'Selangkanganku bukan milik Negara, Tolak RKHUP' saat aksi damai #BaliTidakDiam, Selasa (24/9) lalu.
"Iya sih (Menyayangkan), karena kan harusnya rektor tidak jauh mengambil dari Tri Darma Perguruan tinggi. Ketika mahasiswa melakukan kegiatan untuk sosial malah seperti itu. Padahal soal poster itu tidak terlalu sarkas masih yang wajar-wajar saja," katanya saat dihubungi via telepon, Senin (30/9).
Setiawan menjelaskan, dengan pemanggilan mahasiswi dari Fakultas Fisif Fisip Unud oleh pihak Rektorat Unud tersebut, pihaknya tidak kaget dan malah hal itu wajar. Karena menurutnya, setiap mahasiswa melakukan gerakan selalu yang dicari kesalahannya.
"Kalau dari kami sih menganggap itu hal yang wajar lah. Ketika mahasiswa melakukan pergerakan selalu dicari kesalahannya kan begitu. Mungkin mereka menganggap ini akan selesai tapi kita tidak akan selesai. Malah dengan seperti itu kita ingin lebih melawan," jelasnya.
Dia mengungkapkan, pihaknya akan mendampingi mahasiswi tersebut sampai permasalahannya tuntas.
"Iya sudah di kontak oleh kawan-kawan sudah didampingi (Mahasiswi), iya pasti kita dampingi sampai tuntas," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
ETH meminta penundaan pemeriksaan hingga Kamis, 29 Februari
Baca SelengkapnyaDua mahasiswa UB Muhammad Rizki Rafiandhika dan Prayoga Avrian Wardana meninggal jelang wisuda
Baca SelengkapnyaSetidaknya sudah ada 16 nama terjaring sebagai bakal calon Rektor Universitas Pancasila.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mahasiswa mengaku tak puas dengan putusan tersebut, yang hanya menonaktifkan ETH. Mereka menginginkan ETH dipecat tak hormat.
Baca SelengkapnyaRektor juga menyatakan kesiapannya untuk memberikan pendampingan bagi mahasiswa menjadi korban.
Baca SelengkapnyaKendati sudah dinonaktifkan sebagai rektor, namun mahasiswa menolak ETH untuk tetap mengajar.
Baca SelengkapnyaAlam Jamaaluka Tentua, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara berhasil juara suara rendah pria dan tampil di Istana Negara.
Baca SelengkapnyaKendati mendapat intervensi, para mahasiswa tetap berjuang mengungkap kebenaran demi nama baik kampus.
Baca SelengkapnyaMahasiswa juga menyuarakan agar ASN, TNI dan Polri tetap netral dan bekerja sesuai dengan porsinya.
Baca Selengkapnya