Ayah Taruna ATKP Tewas Dianiaya Senior Tanya Kelanjutan Kasus ke Polisi
Merdeka.com - Pelda Daniel Pongkala (43), orangtua Aldama Putra Pongkala, taruna angkatan 1 Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar mendatangi Polrestabes Makassar. Mereka mempertanyakan kelanjutan kasus penganiayaan berujung tewas terhadap anaknya.
Tak cuma ayah Aldama, adik, kaka dan keponakannya juga ikut. Kedatangan mereka diterima Kapolrestabes Makassar, Kombes Polisi Wahyu Dwi Ariwibowo didampingi Wakasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Jamal Fathur.
Kurang lebih 30 menit pertemuan dilakukan. Sebelumnya, pria yang bertugas di TNI Angkatan Udara ini juga sudah bertemu dengan pimpinan ATKP Makassar, Achmad Setiyo Prabowo.
"Bapak Kapolrestabes menjelaskan ke kami bahwa kasusnya masih pengembangan. Katanya mereka sudah bekerja sesuai prosedur dan kami percayakan itu karena kami sadar memang butuh waktu, bukti-bukti kuat. Karena juga sampai saat ini penyidik belum menerima hasil otopsi jenazah putra kami dari Universitas Hasanuddin," kata Daniel, Senin (25/2).
Dalam pertemuan itu, Daniel merasa aneh penyidik tidak memeriksa ponsel anaknya. Dia yakin dari ponsel tersebut mungkin ada petunjuk baru untuk mengungkap kasus ini.
"Sabtu malam sebelum anak saya meninggal dunia, dia terima telepon dari seseorang. Karena terdengar anak saya mengatakan "Siap Bang" jadi saya yakin kalau itu telepon dari seniornya. Tiga kali ditelepon untuk datang ke Kelurahan Antang untuk ngumpul tapi saya larang. Saya dengar anak saya seperti diancam sampai mengatakan 'siap salah' berkali-kali. Keesokan harinya anak saya meninggal dunia di kampus," kata Daniel Pongkala.
Dia yakin, akan ada petunjuk baru jika percakapan di ponsel putranya itu selidiki.
"Kapolrestabes tadi mengatakan soal ponsel itu akan menyusul informasinya. Kita diminta bersabar karena penyidik sementara menunggu hasil autopsi," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Aldama Putra Pongkala tewas di kampusnya karena dianiaya seniornya Muhammad Rusdi yang kini telah menjadi tersangka. Penganiayaan karena hal sepele, saat korban memasuki lingkungan sekolah dengan sepeda motor, kedapatan tidak memakai helm.
Terpisah Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo, mengaku pada keluarga sudah memeriksa 28 saksi. Polisi juga sedang melengkapi berkas tersangka Rusdi.
"Kita sampaikan bahwa sudah ada 28 saksi yang dimintai keterangannya yakni para taruna ATKP dan petinggi kampus. Sementara masih satu tersangka yang kini tengah pemberkasan dan untuk progresnya, penyidik masih menunggu hasil autopsi jenazah yang belum keluar dari Universitas Hasanuddin. Kita juga sampaikan ke keluarga korban untuk melaporkan jika menemukan hal baru yang bisa jadi petunjuk," kata Kombes Polisi Wahyu Dwi Ariwibowo.
Dipastikan, jika ada bukti-bukti baru yang ditemukan dalam perjalanan menyelidiki kasus ini, polisi akan menindaklanjuti.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari perceraian tersebut, HA wajib memberikan nafkah terhadap anaknya.
Baca SelengkapnyaHingga kini, kepolisian masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut kaitan dengan kejadian itu.
Baca SelengkapnyaSeorang polisi berpangkat Kombes menceritakan bahwa sang ayah hanya seorang Tamtama TNI, kini dirinya selangkah lagi bisa jadi Jenderal Polisi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Istrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca SelengkapnyaTragis pelaku beraksi saat anaknya tengah tertidur pulas
Baca SelengkapnyaPolisi resmi menghentikan perkara ini usai merampung investigasi.
Baca SelengkapnyaSang putra melesat berbintang empat, ayahnya justru hanya berpangkat rendah.
Baca SelengkapnyaPolisi menjerat pelaku dengan Pasal 340 tentang pembunuhan berencana
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang polisi berhasil mendidik anak-anaknya hingga kini menjadi taruna di Akmil dan Akpol.
Baca Selengkapnya