Aktivis antikorupsi demo tolak Fadli Zon jadi presiden GOPAC

Merdeka.com - Belasan aktivis menolak Fadli Zon sebagai Presiden Global Conference of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC). Penolakan itu dikarenkan Fadli Zon dianggap bagian parlemen Indonesia yang melumpuhkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lewat revisi Undang-undang KPK.

Para aktivis ini tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi Yogyakarta dan Perempuan Indonesia Anti Korupsi Yogyakarta. Mereka melancarkan aksi demo di depan lobi Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta, Kamis (8/10).

Koordinator aksi, Wasingatu Zakiah mengatakan dipilihnya Fadli Zon bertolak belakang dengan semangat GOPAC untuk memerangi korupsi. "Kami meminta para parlemen dari berbagai negara untuk mempertimbangkan pemilihan Fadli Zon. Karena dia justru menjadi bagian dari DPR, parlemen Indonesia yang ingin KPK, lembaga pemberantasan korupsi justru dilemahkan dengan revisi UU KPK," kata Zakiah.

Dia menjelaskan salah satu yang jelas terlihat upaya pelemahan KPK yaitu pembatasan umur KPK yang hanya 12 tahun saja. Selain itu juga pembatasan usia komisioner KPK yang di atas 50 tahun.

"KPK bukan panti jompo. KPK juga tidak bisa dibatasi umurnya karena pemberantasan korupsi itu tidak cukup hanya dilakukan dalam waktu 12 tahun," ungkapnya.

Dia juga menuding terpilihnya Fadli Zon hanyalah ambisi politik semata. Dia merasa prihatin jika GOPAC hanya dipimpin perwakilan parlemen Indonesia yang tidak konsisten.

"Kami menyerukan agar parlemen Indonesia jangan menjadi presiden GOPAC sebelum mampu membenahi diri sendiri menjadi parlemen yang anti korupsi," tandasnya.

Aksi yang berlangsung sekitar 30 menit tersebut pun mengundang perhatian para parlemen dari berbagai negara yang hadir. Beberapa di antara anggota parlemen negara lain tampak turut berfoto bersama dengan massa aksi dan menyerukan teriakan save KPK.