Adik Atut sarankan Prabowo-Jokowi bertemu untuk redam konflik
Merdeka.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Provinsi Banten, Ratu Tatu Chasanah berharap supaya kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto - Hatta Rajasa dan Joko Widodo - Jusuf Kalla, segera bersilaturahim setelah pelaksanaan pemungutan suara kemarin. Menurut dia, hal itu diperlukan buat meredam potensi konflik di tengah masyarakat.
Menurut Tatu, Prabowo dan Jokowi saat ini adalah sosok negarawan. Maka dari itu, lanjut dia, semestinya keduanya memberikan teladan dengan menenangkan masyarakat.
"Seharusnya begitu dan dipublish (diperlihatkan) kepada masyarakat, biar masyarakat tenang," kata Tatu saat ditemui awak media di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (10/7).
Tatu hari ini mendampingi kakaknya, Ratu Atut Chosiyah, menjalani persidangan lanjutan dengan agenda pemeriksaan ahli dan saksi meringankan (a de charge). Tetapi, karena penasihat hukum tidak siap menghadirkan saksi, maka majelis hakim menunda sidang.
Kembali kepada soal pasca pilpres, Tatu mengatakan pertemuan antara Prabowo dan Jokowi juga buat meluruskan kabar di tengah masyarakat. Sebabnya menurut dia, masyarakat merasa bingung karena selepas pemungutan suara kedua pasangan saling klaim kemenangan.
"Memang kebanyakan menanyakan dari partai menanyakan, 'bagaimana nih, kita enggak mengerti, orang partai kan pasti ngerti. Yang presiden sebetulnya siapa, kok presidennya ada dua.' Saya bilang tunggu saja di KPU," ujar Tatu.
Tatu mengatakan sampai saat ini tidak terlihat gejolak masyarakat Banten pasca pilpres. Dia merasa hal itu adalah sebagai dampak dari pemberian wejangan sebelum melaksanakan pemungutan suara supaya tidak mempersoalkan perbedaan pilihan. Dia juga berpesan kepada seluruh tim sukses supaya ikut menenangkan masyarakat dan bukan bersikap sebaliknya.
"Perbedaan itu enggak usah jadi perpecahan. Perbedaan pilihan itu adalah demokratis. Jadi mereka bersikap biasa saja. Kalau seperti pilkada dan pilpres, rata-rata di bawah yang ribut. Jadi harus pintar-pintarnya timsesnya ke bawah meredam, jangan malah provokator. Repot," lanjut Tatu.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengirim utusan untuk mengajak rekonsiliasi, hingga akhirnya Prabowo masuk kabinet.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, kontestasi atau persaingan yang terjadi antara dirinya dan Jokowi ketika itu masih berlandaskan rasa cinta Tanah Air dan persahabatan.
Baca SelengkapnyaPemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca SelengkapnyaKendati berseberangan pada Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo mengaku tak pernah menaruh rasa dendam kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaSetelah terpilihnya Jokowi menjadi orang nomor satu di Indonesia, lalu mengajak Prabowo ke dalam susunan kabinet.
Baca SelengkapnyaKeputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pangkat kehormatan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menuai pro kontra.
Baca SelengkapnyaJokowi secara bergantian sudah bertemu dengan Prabowo Subianto, Airlangga dan Zulkifli Hasan
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto mengakui kehebatan Presiden Joko Widodo.
Baca Selengkapnya