4 Kasus bayi tertukar
Merdeka.com - Selama ini cerita bayi tertukar sering muncul dan menjadi tema sinetron-sinetron. Ragamnya bermacam-macam seperti anak orang kaya yang tertukar lantas merasakan sebagai orang miskin. Bisa juga sebaliknya tergantung si pembuat skenario.
Tetapi sesungguhnya, di alam nyata kasus bayi tertukar itu juga kerap terjadi. Terakhir yang membuat prihatin adalah kasus bayi tertukar di Sekayu, Sumsel di mana orangtua diberi bayi yang sudah meninggal. Padahal, bayi mereka sesungguhnya masih dirawat. Berikut 4 kasus bayi tertukar dirangkum merdeka.com, Senin (13/1):
Sekayu
Kelalaian seorang perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Provinsi Sumsel tidak patut dicontoh bagi perawat lain. Betapa tidak, karena kelalaiannya hampir saja salah menyerahkan bayi pasiennya. Ironisnya, bayi yang diberikan tersebut sudah meninggal dunia.Kejadian ini dialami pasangan Ledi (27) dan Rini (25), warga Desa Lumpatan Kecamatan Sekayu Kabupaten Muba. Beruntung, keluarga Ledi sangat teliti sebelum bayi tersebut dikuburkan sehingga dipastikan bayi yang diterima bukan anak pasangan ini.Menurut Arief, kerabat Ledi, kejadian yang membuat heboh di kampungnya ini berawal saat Rini melahirkan seorang bayi perempuan yang dibantu bidan di desanya pada 6 Januari yang lalu. Karena mengalami gangguan kesehatan lantaran lahir prematur, bayi yang belum diberi nama itu dilarikan ke RSUD Sekayu.Setelah dirawat beberapa hari, perawat mengabarkan kepada keluarga Ledi bahwa bayi mereka tidak bisa diselamatkan. Alhasil, pihak keluarga memutuskan membawa jasadnya pulang untuk dimakamkan. Saat akan mengurus jasad bayi tersebut, keluarga terkejut karena jenis kelamin bayi itu laki-laki, padahal bayi mereka berjenis kelamin perempuan."Kami heran kenapa jenis kelaminnya berbeda. Bayi anak saudara saya itu perempuan, tapi yang kami terima laki-laki," ungkapnya kepada merdeka.com, Sabtu (11/1).Atas inisiatif keluarga, Ledi yang menyandang tunarungu ini ditemani keluarganya mengembalikan bayi tersebut kepada pihak RS. Namun, usaha mereka mengalami kendala. Sebab, pihak RS bersikeras tidak mau mengakui kesalahan tersebut. Akhirnya, keluarga Ledi menghadirkan bidan yang membantu persalinan untuk menjadi saksi. Mendengar keterangan sang bidan, barulah pihak RS kesalahan tersebut."Ternyata anak saudara kami ini masih hidup dan dirawat di ruang incubator. Ini jelas kesalahan fatal yang buat kami syok," tukasnya.
Jambi
Penyidik Subdit IV Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jambi akan melakukan tes DNA untuk mengungkap kasus bayi yang ditukar perawat RSU Raden Mattaher Jambi, Desember akhir tahun lalu.Kabid Humas Polda Jambi AKBP Almansyah di Jambi mengatakan, tes DNA akan dilakukan untuk mengetahui kebenaran laporan orangtua korban apakah bayinya ditukar atau tidak.Hingga saat ini penyidik polisi masih melakukan pemeriksaan intensif terkait laporan Firmansyah, yang mengaku bayinya tertukar usai dilahirkan di RSU Raden Mattaher Jambi."Untuk memastikan apakah benar bayi yang dilahirkan istri Firmansyah telah ditukar atau tidak, penyidik akan melakukan tes DNA," kata juru bicara Polda Jambi, Almansyah.Untuk pelaksanaan tes DNA tersebut, saat ini segala sesuatunya tengah disiapkan, salah satunya pengambilan sampel darah dari orangtua dan dua bayi yang tertukar tersebut.'Tes DNA akan dilakukan Bidang Dokkes Polda Jambi,' kata Almansyah.Sebelumnya penyidik juga sudah memintai keterangan enam orang perawat RSU Raden Mattaher terkait pengusutan kasus ini.Dalam waktu dekat, penyidik juga mengagendakan pemanggilan terhadap dokter yang membantu proses persalinan istri Frimansyah.Firmansyah melaporkan pihak RSU Raden Mattaher Jambi karena bayi yang dilahirkan istrinya ditukar karena awalnya, istri Firmansyah melahirkan bayi perempuan, lalu tertukar bayi laki-laki.
Pamekasan
Pimpinan Rumah Sakit Daerah (RSD) Dr Slamet Martodirdjo Pamekasan, Madura, akan memberi sanksi kepada petugas medis di rumah sakit itu yang lalai dalam menjalankan tugas hingga menyebabkan bayi pasiennya tertukar."Saya telah memerintahkan kepada Kasi Pelayanan di RSD Pamekasan untuk mengusut kasus tertukarnya bayi itu dan jika terbukti lalai, jelas akan kami beri sanksi," kata Direktur RSD Pamekasan dr Iri Agus Subaidi, Maret tahun lalu.Peristiwa bayi tertukar di RSD Pamekasan itu menimpa keluarga pasangan suami istri Isryad dan Asuna, warga Desa Kaduara Timur, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep.Tertukarnya bayi pasangan suami istri ini diketahui setelah sampai ke rumahnya di Desa Kaduara Timur, Sumenep.Bayi anak pertama Irsyad ini lahir dengan operasi caesar pada Jumat (15/3) di RSD Pamekasan dengan jenis kelamin laki-laki. Pada saat yang sama, seorang ibu asal Camplong, Sampang, juga melahirkan bayi dengan jenis kelamin perempuan.Tiga hari setelah melahirkan, petugas medis memperboleh istri Irsyad pulang ke rumahnya di Desa Kaduara Timur, sedangkan bayinya masih perlu perawatan lebih lanjut, karena kondisinya lemah.Pada Selasa (19/3) pihak rumah sakit memperbolehkan bayi Irsyad itu pulang. Demikian juga dengan bayi anak warga Camplong Sampang.Namun setelah sampai di rumahnya, bayi itu diketahui berjenis kelamin perempuan, padahal, saat melahirkan laki-laki."Awalnya anak saya itu nangis terus. Lalu mertua saya melihat popoknya. Kan dia berpikir kemungkinan pipis. Ternyata setelah dilihat bayinya perempuan," katanya menuturkan.Saat itu juga Irsyad membawa bayinya ke rumah sakit Pamekasan dan menemui langsung petugas medis yang menyerahkan bayi kepada dirinya."Tapi sampai di rumah sakit, saya justru dimarahi, karena tidak diperiksa dulu," tutur Irsyad.Pengakuan Irsyad dan keluarganya ini berbeda dengan pernyataan Direktur RSD Pamekasan.Direktur RSD Pamekasan menyatakan, bayi itu tertukar, karena yang mengambil bayinya secara langsung di ruang perawatan bayi pihak keluarga, bukan petugas medis, namun keluarga Irsyad menyatakan, dari petugas media.Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Masyarakat (LP2M) Heru Budi Prayitno menilai, kasus tertukarnya bayi di RSD Pamekasan itu, kemungkinan karena kecerobohan petugas. Sebab yang memiliki hak pengawasan, seperti memberi tanda atau nama pada bayi pada bayi adalah petugas.
Jayapura
Terjadi ketegangan di ruang persalinan rumah sakit dok II Jayapura antara keluarga seorang ibu yang baru melahirkan dengan pihak rumah sakit, Oktober tahun lalu di Jayapura. Keluarga pasien, tidak terima setelah mengetahui bayi yang baru dilahirkan oleh Agustina menggunakan gelang identitas dengan nama ibu yang berbeda. Hal ini baru diketahui, setelah sang ibu membawa bayinya pulang ke rumah.Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dok II Jayapura, Papua, Yerry Mzen mengakui insiden tertukarnya gelang identitas seorang bayi yang baru dilahirkan Oktober tahun lalu akibat kelalaian perawat yang bertugas.Menurut Yerry, tidak ada kejadian bayi tertukar, melainkan tanda pengenal bayi yang salah dipakaikan oleh perawat. Hal itu terjadi karena jumlah tenaga perawat yang berjaga di ruangan persalinan dan bayi hanya tiga orang. Sementara bayi yang dilahirkan sepanjang hari ada 8 bayi.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenali gejala tersedak pada bayi sangat penting untuk memberikan tindakan cepat dan tepat guna.
Baca SelengkapnyaTersedak merupakan kondisi yang rentan dialami oleh bayi pada saat disusui.,
Baca SelengkapnyaTangisan yang dikeluarkan oleh bayi memiliki berbagai tanda yang berbeda. Kenali enam penyebab tangisan dari bayi yang biasanya ditunjukkan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kolik adalah kondisi ketika bayi yang sehat menangis dan disertai dengan rewel yang cukup intens dan berkepanjangan tanpa alasan yang jelas.
Baca SelengkapnyaSejumlah kondisi kesehatan pada bayi sebenarnya normal terjadi tanpa harus menimbulkan kekhawatiran orangtua.
Baca SelengkapnyaGejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.
Baca SelengkapnyaMembiasakan bayi tidur sendiri bisa dilakukan mulai usia 3 bulan dengan berbagai cara.
Baca SelengkapnyaCegukan pada bayi sebenarnya adalah respons alami dari sistem pernapasan yang sedang berkembang.
Baca SelengkapnyaPara peneliti di India baru-baru ini menemukan seekor katak hidup dengan jamur kecil tumbuh di sisi tubuhnya. Yuk, simak penjelasannya!
Baca Selengkapnya