4 Cara Atut mengiba KPK sebelum ditahan
Merdeka.com - Usai diperiksa selama 7 jam di gedung KPK sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemberian hadiah atau janji berkaitan dengan penanganan sengketa Pilkada Lebak, Banten di Mahkamah Konstitusi , Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah langsung dijebloskan ke rumah tahanan. Dengan mengenakan baju tahanan KPK berwarna oranye, Ratu Atut langsung diberangkatkan ke Rutan Pondok Bambu Jakarta pada Jumat (20/12) sore.
Saat akan memasuki mobil tahanan KPK , Ratu Atut yang sempat terpeleset di tangga keluar gedung KPK , enggan membuka suara. Politisi Golkar itu juga terlihat sesekali menutup wajahnya dari sorotan kamera pewarta.
Walau terlihat tegar saat mendatangi dan keluar gedung KPK , putri mantan Gubernur Banten TB Chasan Sochib ini meminta kepada KPK agar dirinya tidak langsung ditahan. Dengan mengiba, Ratu Atut melalui kuasa hukumnya berharap dirinya ditahan 2 atau 3 hari ke depan.
Berikut 4 cara Ratu Atut mengiba kepada KPK .
Ratu Atut menangis di hadapan penyidik
Berdasarkan informasi yang dihimpun, saat pemeriksaan Atut sempat menangis di hadapan penyidik KPK.Penyidik pun kemudian menunda sebentar pemeriksaan itu dan? menyuruh Atut untuk menenangkan diri dulu. Setelah tenang, baru penyidik kembali melanjutkan pemeriksaan terhadap Atut.Atut diketahui datang pemeriksaan KPK pagi tadi pukul 10.07 WIB. Atut keluar sekitar pukul 16.45 WIB dengan telah mengenakan baju tahanan KPK berwarna oranye. Wajah Atut terlihat tegar di depan awak media.
Topik Pilihan: Partai Golkar | Kasus korupsi
Mengaku sakit
Kondisi tersangka kasus dugaan suap Pilkada Lebak dan Alkes Tangerang Selatan, Ratu Atut, sedang tidak sehat. Ia juga sempat meminta istirahat.Kuasa hukum Atut, Nasrullah menyatakan, kliennya bahkan meminta waktu beberapa hari agar kondisinya membaik sebelum dilakukan penahanan."Kondisi ibu (Atut)? tidak sehat. Kata ibu 'saya minta izin dua sampai tiga hari sampai kesehatan pulih'," katanya di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Jumat (20/12).
Topik Pilihan: Partai Golkar | Kasus korupsi
Tuding KPK tak manusiawi
Kuasa hukum Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Firman Wijaya menyebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak manusiawi dalam penahannya kliennya. Terutama, terkait kondisi Atut sendiri."Saya pikir sebagai kuasa hukum ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama kondisi objektif ibu (Atut) yang mengeluh dadanya sakit. Ini persoalan serius. Seseorang diperiksa kan harus sehat,"? jelas Firman di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Jumat (20/12).Sedangkan yang kedua, lanjut Firman, ini hari pertama Atut diperiksa. Kliennya seharusnya diberikan waktu menjelaskan, namun KPK tidak memberikan kesempatan itu. "Ini yang dalam logika kami sulit dimengerti." terangnya.
Topik Pilihan: Partai Golkar | Kasus korupsi
Minta tidak ditahan dulu
Kondisi tersangka kasus dugaan suap Pilkada Lebak dan Alkes Tangerang Selatan, Ratu Atut, sedang tidak sehat. Ia juga sempat meminta istirahat.Kuasa hukum Atut, Nasrullah menyatakan, kliennya bahkan meminta waktu beberapa hari agar kondisinya membaik sebelum dilakukan penahanan."Kondisi ibu (Atut)? tidak sehat. Kata ibu 'saya minta izin dua sampai tiga hari sampai kesehatan pulih'," katanya di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Jumat (20/12).
Topik Pilihan: Partai Golkar | Kasus korupsi
Baca juga:Ekspresi nestapa Ratu Atut ditahan KPKTahan Ratu Atut, KPK disebut tidak manusiawiAtut ditahan, keluarga trauma dan tertekanJubir marahi keluarga Atut yang timpuki wartawanRatu Atut tidak mau satu sel dengan tahanan narkoba
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Otak Pungli di Rutan KPK Diperiksa Sebagai Saksi, Ini yang Bakal Didalami Penyidik
Hengki merupakan ASN yang saat ini bertugas di Pemprov DKI Jakarta. Pada jabatan sebelumnya di KPK, ia bertugas sebagai Keamanan Ketertiban di Rutan KPK.
Baca SelengkapnyaKetua dan Tiga Anggota PPK Tapos Depok Batal Mengundurkan Diri, Begini Alasannya
PPK Tapos pun kembali melanjutkan kerjanya untuk menghitung suara tingkat kecamatan dan dilanjutkan tingkat kota hari ini.
Baca SelengkapnyaOTT KPK di Labuhanbatu Terkait Korupsi Pengadaan Barang & Jasa, Bupati Erik Adtrada Ritonga Ikut Terjaring
Nawawi belum memberikan keterangan lebih lanjut soal sektor pengadaan barang dan jasa yang menyeret bupati Labuhan Batu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
VIDEO: Teka-Teki Kode Tersangka Pungli Rutan KPK Dibongkar 'Banjir-Kandang Burung'
Presiden Jokowi meninjau Rumah Sakit Umum Daerah Sibuhuan, Padang Lawas, 15 Maret 2024
Baca SelengkapnyaAkibat Ketemuan dengan Sang Pujaan Hati, Prajurit TNI AD Ini Mengaku Baru Dua Kali ke Jakarta
Seorang Prajurit TNI AD asal Biak Provinsi Papua mengaku baru dua kali menginjakkan Kakinya ke Ibu Kota Jakarta.
Baca SelengkapnyaTetap Ikut Rapat Meski Masuk Rumah Sakit, Aksi Anggota KPPS Ini Bikin Salut
Pemilu tinggal hitungan hari, petugas KPPS tentu tengah disibukkan dengan segala persiapan menuju hari pencoblosan.
Baca SelengkapnyaJokowi Bicara Pengganti Firli Bahuri Sebagai Pimpinan KPK: Masih Dalam Proses
Kursi pimpinan KPK saat ini kosong, usai Jokowi memberhentikan Firli Bahuri dari jabatan ketua dan anggota KPK.
Baca SelengkapnyaAnggota KPPS di Kendal Meninggal Dunia saat Penghitungan Suara
Sorang anggota KPPS di Kendal, Teguh Joko Pratikno (43) meninggal dunia saat penghitungan suara pada Rabu (14/2) sekitar pukul 23.30 WIB.
Baca Selengkapnya