Sing Ming Hui dan kisah perjuangan orang-orang Tionghoa
Merdeka.com - Letak bangunan itu terselip diantara bangunan megah di Jalan Gajah Mada, Taman Sari, Jakarta Barat. Gaya bangunannya mirip dengan Klenteng dan rumah di Daratan Cina. Bangunan antik Itu beratap segi empat dengan ujungnya yang mengerucut. Itulah gambaran bekas kantor Sing Ming Hui. Sebuah perkumpulan sosial orang-orang Tionghoa ketika masa penjajahan Jepang.
Ide mendirikan perkumpulan ini muncul, ketika orang-orang Tionghoa menderita akibat penjajahan Jepang. Menurut sejarawan Jakarta, Alwi Shahab, perkumpulan ini muncul atas kesepakatan orang-orang Tionghoa berpengaruh saat itu. Dialah Thio Tong Hay, Khoe Woen Sioe, Lie Tek Ho, Lay Ie Thong dan Chang Ming AnThio Tong Hay, Khoe Woen Sioe, Lie Tek Ho, Lay Ie Thong dan Chang Ming An.
Pertemuan mereka dilakukan di kantor Harian Sin Po di Jalan Asemka. Harian Sin Po merupakan surat kabar terkemuka milik peranakan Cina di Indonesia. Koran ini merupakan surat kabar pertama menyiarkan lagu Indonesia Raya gubahan Wage Rudolf Supratman. "Dulu gedung itu adalah kantor Sing Ming Hui. Sebuah perkumpulan orang-orang Tionghoa yang basisnya adalah sosial, " ujar Alwi Shahab melalui sambungan seluler semalam.
Namun sejak era pemerintahan Presiden Soekarno, nama Sing Ming Hui berubah menjadi Perkumpulan Sosial Chandranaya. Perubahan nama itu bukan tanpa sebab, Soekarno yang kala itu sedang menggalakan nasionalisme, meminta nama-nama berbau kolonial di ganti. "Maka nama itu di ganti menjadi Chandranaya, " kata Alwi Shahab.
Sejarah nama Sing Ming Hui menurut Abah Alwi, begitu Alwi Shahab dikenal mengatakan jika ide pendirian perkumpulan itu tak lepas dari masa penjajahan Hindia Belanda. Sing Ming Hui saat itu menjadi bagian perkumpulan orang-orang keturunan Cina di sepanjang kawasan Kota Tua saat ini. Pada saat terjadi peristiwa pembantaian orang-orang Tionghoa di daerah Tangerang, gedung yang kini berada di tengah Novotel Gajah Mada ini pernah menampung sebagian dari ribuan pengungsi yang lari ke Jakarta.
Ketika peristiwa itu terjadi, hanya perwakilan dari Sing Ming Hui yang berani memberikan pertolongan untuk pergi menuju Tangerang. Bantuan itu dilakukan kepada para korban tragedi rasial itu. "Nama Sing Ming Hui artinya terang hati, " tutur Abah Alwi.
Kini, Gedung bekas kantor Sing Ming Hui menjadi salah satu bangunan cagar budaya masuk Kawasan Kota Tua Jakarta. Keberadaannya, menjadi pemanis di tengah gedung-gedung megah dan pusat perbelanjaan kawasan Jalan Gajah Mada. Menurut Commercial Area Departement Head, PT Modernland Realty, Vivi Chai, sejak tanah berikut bangunanya dibeli, belum ada satu bagian pun di hilangkan. Menurut dia, keberadaan bangunan itu menjadi pemanis sekaligus penghibur bagi para tamu yang datang.
Bahkan sejak dibeli oleh PT Modernland, bangunan bekas kantor Sing Ming Hui itu telah di pugarisasi tanpa mengubah nilai sejarah. "Bangunan itu tidak akan di bongkar karena masuk bangunan cagar budaya. Banyak peneliti dan pecinta sejarah juga datang kesini, " ujar Vivi Chai saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.
(mdk/arb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan wanita berdarah Minang ini berjuang di garda terdepan melawan dan menentang sistem kolonialisme Belanda.
Baca SelengkapnyaLahir dari keluarga orang kaya, pria Tionghoa ini sukses menjalankan industri perfilman saat era pemerintahan Hindia Belanda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.
Baca SelengkapnyaKejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaKawasan yang saat ini menjadi cagar budaya di Palembang dulunya sebuah lingkungan tempat tinggal bagi warga Tionghoa era kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaSebelum era kemerdekaan, pemuda Sumatra telah membentuk perkumpulan untuk mempererat hubungan satu sama lain.
Baca SelengkapnyaMengetahui sejarah Pemilu di Indonesia dari masa ke masa sejak tahun 1955 sampai 2024.
Baca SelengkapnyaProses perkenalan Ayu Ting Ting dan calon suami cukup singkat. Keduanya dikenalkan oleh orang tua mereka.
Baca Selengkapnya