Protes lewat lelucon meme
Merdeka.com - Sekarang orang bebas bicara. Mau mengkritik dan protes pakai cara 'manis' atau 'pedas'? tak masalah. Memuji atau menghujat? Monggo saja yang penting tahu konsekuensinya. Protes pakai cara damai bahkan anarkistis; maaf, misalnya protes sambil menimpuk polisi pakai batu--walaupun itu tak elok, yang seperti itu beberapa kali terjadi, kalau tidak mau menyebut sering.
Sikap kritis memang bukan sesuatu yang terlarang. Begitu juga dengan protes, baik pakai cara halus maupun kasar tadi. Karena pasca-reformasi 1998 dulu, kebebasan berpendapat memang diatur dalam undang-undang. Kalau protes dikekang, orang bisa berdalih dilindungi Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kebebasan Mengemukakan Pendapat di Muka Umum, yang selaras dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 dan Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia.
Di era sekarang, ketika 'tsunami' situs jejaring sosial dan media online berkembang luar biasa dahsyat, cara mengkritik dan protes massa pun berevolusi. Aksi demonstrasi turun ke jalan bukan lagi cara satu-satunya. Orang bisa menulis apa saja termasuk kritik atau protes di media sosial; di Facebook, Twitter, Path, dan banyak lainnya. Atau ketika orang ingin membuat petisi, bila dulu harus turun ke jalan meminta tanda tangan atau cap darah, kini lebih mudah dengan petisi online.
Baru-baru ini, jagat dunia maya juga ramai dengan istilah 'meme', selain lelucon tautan berita dan video. Demam meme ini bak virus di situs jejaring sosial.
Sadar atau tidak, meme menyebar secara viral--istilah viral itu diambil dari istilah yang biasa digunakan jika sebuah virus menyebar dengan cara mereplikasi diri. Celakanya, tidak semua pengguna internet (netizen) menyadari bahwa apa yang mereka unggah di situs jejaring sosial itu sekaligus dapat disaksikan oleh para pengguna di seluruh dunia.
Unggahan lelucon meme itu lalu diteruskan secara massal oleh orang lain, tentu tanpa sepengetahuan pemiliknya, hingga kemudian tersebar secara liar. Bahkan, situs berita online pun punya peran dalam hal ini. Di situs berita ini misalnya--yang saya maksud merdeka.com--saya iseng menghitung, ada puluhan berita dengan judul 'meme lucu'. Belum lagi di situs berita online lainnya.
Memang sepertinya sudah biasa bagi para netizen membuat meme dari kejadian yang menarik di media massa. Misalnya, ketika sekjen PKS mengatakan bahwa mengumpulkan data tidak semudah Roro Jonggrang membangun Tangkuban Parahu--padahal harusnya legenda Tangkuban Parahu terkait dengan Sangkuriang, bukan Roro Jonggrang--maka meme itu pun menjadi viral.
Ketika Menkominfo Tifatul Sembiring keliru mengatakan 'hamster' sebagai salah satu situs pornografi yang sudah diblokir pemerintah--padahal yang dimaksud adalah situs "xhamster"--maka meme berisi gambar binatang hamster dengan tulisan 'Apa salah saya?' pun segera muncul dan menyebar.
Orang tidak sepakat dengan kenaikan BBM, muncul lelucon meme liar mengkritik Presiden Jokowi. Orang yang 'gemas' dengan Pemerintahan Kota Bekasi misalnya, mereka membuat lelucon meme Bekasi. Orang kecewa dengan kerja polisi, muncul meme tentang polisi. Tergantung isunya.
Di dunia internet ini, seperti ada semacam 'kegatalan' untuk mengungkapkan sesuatu, termasuk kritik dan protes lewat lelucon meme itu. Memang, meme bukan sesuatu yang baru. Tapi eskalasi penyebarannya sebagai viral saya rasa baru-baru ini. Anda boleh sepakat boleh tidak.
Kata meme pertama kali dikenalkan oleh ilmuan Inggris Richard Dawkins melalui bukunya The Selfish Gene pada tahun 1976. Dawkins, ahli biologi evolusioner, yang juga penulis itu menyebut meme berasal dari bahasa Yunani 'mimeme' yang secara terminologi diartikan sebagai sesuatu yang menyerupai atau menirukan, dan terdengar serupa dengan gen (gene). Dawkins memakai istilah ini untuk mendefinisikan lahirnya budaya yang dianggap bentukan dari banyak replikator.
Lalu berikutnya istilah meme ini berkembang ketika muncul lelucon meme comic, misalnya; me gusta, you don't say, bad luck brian, forever alone, poker face dan troll face. Salah satu penemu dari meme comic adalah Whynne, seorang user (DeviantART). Dalam post-nya itu, Whynne ingin menggambarkan karakter yang bernama 'Rape Rodent'. Karena tidak semua 'troll' (kejahilan) selalu berhasil, maka diciptakan pula 'failed-troll face' yang mengekspresikan ekspresi sedih karena gagal menjahili.
Selanjutnya meme terus berkembang dengan berbagai variasi sesuai suasana hati pembuatnya terhadap sesuatu yang bersifat personal maupun sosial. Yang jelas, sekarang lelucon meme seperti menjadi virus baru di dunia maya. Terpenting membuat meme juga seperti menjadi cara anyar bagi masyarakat untuk mengekspresikan pendapat, termasuk kritik dan protes sosial kepada siapa saja.
Ada yang mengistilahkan lelucon meme itu seperti peluru yang ditembakkan langsung ke jantung. 'Dor!!!', kena, lalu matilah kau. Efektif? Saya bisa bilang pasti. Kalau tidak, enggak mungkin Presiden Ekuador Rafael Correa menyatakan perang terhadap meme.
Ketika teriakan dan aksi turun jalan tidak didengar, tidak ada salahnya cara baru ini Anda pakai.
Muhammad Taufik
Penulis adalah wartawan www.merdeka.com. MerdeKata merupakan ruang opini para penulis di merdeka.com yang diunggah setiap Kamis.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal D915, jalanan paling berbahaya di dunia dengan banyaknya tikungan tajam dan belokan yang mematikan.
Baca SelengkapnyaIni langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap mobil yang lama tidak terpakai usai ditinggal mudik Lebaran
Baca SelengkapnyaBentuknya yang bermacam-macam dan warnanya yang beragam membuat buah menjadi salah satu sumber lelucon yang mengundang senyum.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rasa malu pasti pernah dirasakan semua orang. Penyebabnya pun beragam. Namun, ada cara umum untuk mengatasinya.
Baca SelengkapnyaDengan metode ini, telur yang direbus dapat matang dalam rentang tujuh menit dan tetap mudah untuk dikupas. Berikut ini tahapan-tahapannya.
Baca SelengkapnyaLele goreng bisa gurih seharian dan bentuknya tidak bengkok walau digoreng tanpa tepung. Ini dia caranya.
Baca SelengkapnyaPetai yang sudah mulai layu dapat segar lagi meski tidak disimpan di kulkas. Ini caranya.
Baca SelengkapnyaTidak perlu direndam, ketan hitam bisa direbus hingga empuk cuma dalam 12 menit. Ini caranya.
Baca SelengkapnyaBeberapa orang mengalami kecemasan yang mungkin menjadi berlebihan dan mengganggu. Lantas, bagaimana cara mengatasi kecemasan tersebut? Yuk, simak caranya!
Baca Selengkapnya