Mengaji boleh, tapi menutup jalan haram
Merdeka.com - Beni tak sempat menghitung berapa kali dia balik arah memutar mobil akibat jalan ditutup karena pengajian. Lalu apakah dia marah dengan peserta pengajian, habib, atau kiai? Dia menjawab tidak. Namun sopir rumahan itu hanya kesal penutupan dilakukan tanpa informasi dan petugas pengatur lalu lintas kendaraan.
“Namanya mengaji tidak salah. Tetapi kalau menutup jalan sudah seharusnya diinformasikan dan yang penting ada petugas pengatur jalan biar tidak tambah macet,” kata dia ketika ditemui di Perumahan Kalibata, Jakarta Selatan, Senin malam pekan lalu.
Beni bersama bosnya sering melewati Jalan Raya Pasar Minggu. Dia sudah akrab dengan kemacetan jalan itu, terutama ketika pengajian Majelis Rasulullah asuhan Habib Munzir bin Fuad al-Musawa digelar di Masjid Al-Munawar. Sepanjang pengamatannya, pengaturan jalan saat pengajian dimulai semakin tertib.
Dulu, lanjut pria berkumis ini, Jalan Raya Pasar Minggu memang pernah lumpuh ketika pengajian dimulai. Penyebabnya, tidak ada petugas pengatur lalu lintas. Di sisi lain jamaah hadir membludak, plus keberadaan lapak pedagang di pinggiran jalan. Tapi sekarang sudah tertib, polisi dan panitia pengajian sudah turun mengatur jalan.
Sebagai sopir, bagaimana tanggapan soal fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta, bahwa pengajian mengganggu ketertiban umum itu haram? ”Masak pengajian haram. Tetapi kalau mengganggu orang lain, saya cuma berpendapat agar ditertibkan saja biar tidak mengganggu,” kata dia.
Sebelumnya, MUI DKI Jakarta mengeluarkan fatwa haram bagi pengajian mingguan mengganggu ketertiban umum. Misalnya pengajian menutup jalan tanpa berkoordinasi dengan pemerintah, polisi, perwakilan warga; rukun tetangga dan rukun warga, sehingga mengganggu pengguna jalan lainya.
Maman Imanulhaq Faqieh, pengguna jalan, mendukung fatwa haram penutupan jalan itu. Menurut dia, pengajian pada hakikatnya baik, namun bila mengganggu orang lain membuat pengguna jalan menggerutu, menjadi tidak baik. Mengaji, dia melanjutkan, adalah upaya mendekatkan diri kepada Alloh. Bila mengaji dilakukan dengan cara mengganggu orang lain menjadi tidak baik lagi.
Selama ini pengguna jalan sudah stres gara-gara jalanan di Jakarta macet. Bila ditambah kegiatan pengajian sambil menutup jalan, akan semakin macet lagi. ”Baru kali ini saya melihat fatwa cerdas dari MUI. Saya rasa para ustaz bakal menerima fatwa itu,” kata lelaki akrab disapa Kang Maman ini di kawasan Kalibata.
Koordinator Acara Pengajian Nurul Musthofa Abdulrahman meminta MUI memperjelas fatwa itu. Bila pengajian dengan menutup jalan sudah mengantongi izin dari pemerintah, polisi, dan warga, menurut dia tidak apa-apa. Tidak melanggar aturan. Sebaliknya, bila tanpa mengantongi izin, ”Saya sepakat dibubarkan saja. Mungkin yang haram seperti itu karena mengganggu,” dia menegaskan.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari jarak dekat, ada banyak hal menakjubkan pada makam sang nabi.
Baca SelengkapnyaBulan suci Ramadan rupanya tak membuat sebagian orang insaf dalam melakukan hal buruk.
Baca SelengkapnyaSituasi Masjidil Haram pada hati pertama pun nampak penuh dengan jamaah yang ingin menghabiskan waktu
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di balik kemegahannya, ternyata masjid tersebut merupakan gagasan dari ayah seorang pensiunan jenderal TNI Angkatan Udara.
Baca SelengkapnyaSebelum memasuki bulan puasa, terdapat sejumlah persiapan yang bisa dilakukan agar ibadah tersebut berjalan dengan aman dan nyaman.
Baca SelengkapnyaKompleks ini menunjukkan budaya Hindu dan Islam yang magis
Baca SelengkapnyaKapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal bangun tidur jam 03.00 WIB lalu mencari masjid ke Jalan Batu Ampar, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Jumat (5/1).
Baca SelengkapnyaDulunya masjid ini menjadi salah satu rumah ibadah terbesar di Minangkabau dan menjadi sentra pengembangan dakwah Islam.
Baca SelengkapnyaSebelum membangun masjid, para tukang harus dalam keadaan suci
Baca Selengkapnya