Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kalau perempuan memimpin, lebih komprehensif

Kalau perempuan memimpin, lebih komprehensif Ketua Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah. (merdeka.com/Islahuddin)

Merdeka.com - Perempuan harus tahu dalam Undang-undang Pemilihan Umum Legislatif, jatah kursi parlemen buat kaum hawa berjumlah sepertiga. Bahkan dalam dalam Undang-undang Partai Politik juga disebutkan sekurang-kurangnya 30 persen keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai tingkat pusat sebagai salah satu syarat menjadi peserta pemilu.

Sayangnya hingga kini banyak partai masih kesulitan menjaring calon anggota legislatif perempuan, terutama yang memiliki kapabilitas memadai. Meski selama ini jaminan persamaan kedudukan laki-laki dan perempuan, khususnya di bidang politik, pemerintahan, dan hukum sudah ada, tapi sejatinya sistem dan nilai-nilai mengacu pada peran lelaki belum hilang. Kalaupun ada perempuan dalam bidang-bidang yang didominasi pria, tapi belum sampai pada pengambilan keputusan tertinggi.

Bagaimana pandangan Ketua Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah, menanggapi persoalan ini, terutama menyangkut kesetaraan dalam bidang politik dan pemerintahan. Berikut ini penuturannya saat ditemui Muhammad Taufik dan Islahuddin dari merdeka.com di kantornya, Kamis (19/4):

Bagaimana keterwakilan perempuan di bidang politik?

Hak berpolitik itu tidak harus dalam mekanisme formal, reprensentasi parlemen, selalu fokusnya di situ. Padahal politik itu ranahnya banyak sekali.

 

Bukan hanya kekuasaan simbolik, tapi juga kekuasaan politik strategis. Makanya saya tidak pernah mau ambil pusing berapa persen karena perempuan-perempuan di Minangkabau dalam tradisinya, simbolnya, caranya tidak menguasai kita, tapi menjalin kekuatan mengatur semuanya. Sehingga kemudian berkuasa tanpa kekuasaan, memang kalau di parlemen tetap penting, tapi dalam prakteknya sebetulnya membangun kekuasaan perempuan untuk menguasai bidang-bidang kebijakan menjadi penting.

Bukankah dengan makin banyak perempuan di parlemen, kepentingan perempuan lebih bisa terakomodir?

Bisa saja begitu. Tapi meletakkan perempuan berjenis kelamin saja itu tidak cukup. Harus dibarengi orang berjenis kelamin perempuan dan punya perspektif kesetaraan gender. Keadilan gender itu adalah keadilan kemanusiaan, jadi perempuan juga meperhatikan pihak-pihak lain. Posisi perempuan dalam politik itu, porsi tidak cukup, tapi juga perlu posisi dan fungsi.

Menurut Anda, perempuan Indonesia sudah pantas jadi presiden?

Sejarah tradisional kita sudah membuktikan itu. Raja dan pemimpin dari perempuan sudah banyak. Dalam masyarakat adat kita juga menemukan hal itu dan itu bagus. Ketika perempuan memimpin, dia bukan hanya memimpin manusia, tapi dia bisa merawat lingkungan, alam, dan kehidupan. Dari situlah kualitas manusia akan ditentukan. Kepemimpinan perempuan lebih komprehensif.

Terus dalam praktek politik di Indonesia, kita pernah punya presiden perempuan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Masyarakat kita memiliki sejarah panjang, misalnya sejarah perjuangan pemimpin perempuan sejak pra-kemerdekaan. Tetapi karena masyarakatnya agamis, restu dari agamanya jauh tertinggal dari praktek politik yang telah dilalui. Ini bisa dilihat dengan berdirinya NU pada 1997, yang baru membuat hak politik untuk perempuan, kemudian Muhammdiyah lebih awal dari NU. Padahal kegiatan-kegiatan perpolitikan perempuan itu lebih lama.

Jika dianggap berjalan sudah lama, kenapa belum banyak perempuan berpolitik?

Itu terjadi karena ada kemandekan selama Orde Baru. Selama itu depolitisasi sangat luar biasa. Juga adanya trauma setelah kejadian 65 (pemberontakan PKI). Pasca itu gerakan perempuan tidak boleh lagi ikut kegiatan politik, dibatasi dalam kegiatan keagamaan saja, sehingga setelah itu tidak punya jejak, seperti apa bentuk gerakan perempuan sebelumnya. Kemudian sekitar 1990, gerakan perempuan sudah mulai mencari pola cara mengembalikan gerakan perempuan. Kemudian dimulai lagi perserikatan, kumpulan massa perempuan kecil-kecilan. Itu adalah bentuk negosiasi sejarah.

Siapa kira-kira perempuan Indonesia pantas menjadi Presiden untuk pemilu ke depan?

Saya belum bisa menyebut nama. Komnas Perempuan tidak bisa menyebut nama karena kita non partisan.

Seperti apa Anda melihat anggota parlemen perempuan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan?

Ada sejumlah perempuan sangat serius, kalau kita lihat UU PRT, kerja rumah tangga sangat subtantif, sangat penting, sampai sekarang penolakan atau diskusinya masih perlu waktu panjang. Itu menunjukkan perspektif keberpihakan terhadap perempuan masih kurang. Itu salah satu barometer untuk melihat kontribusi keberpihakan terhadap perempuan. Memang ada beberapa orang yang serius mengawal itu, tapi yang lain ke mana?

Menurut Anda, pantaskah artis menjadi politikus yang hanya memanfaatkan popularitas?

Buat saya artis dan tidak artis tidak soal. Non artis juga banyak bagus-bagus, artis mungkin lebih diperkuat. Kapital itu jenisnya banyak, ada kapital sosial, jaringan-jaringan sosial. Kalau ada artis punya jaringan luas dan itu digunakan, sah-sah saja. Siapa pun dia dengan latar belakang apa pun, yang penting dia memahami mandatnya sebagai anggota parlemen seperti apa, dia membawa amanat untuk kita, membuat hak perempuan terperjuangkan. Kalau itu tidak dipegang, mau artis atau tidak itu harus kita soal.

 

               

(mdk/fas)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sempat Berseteru, Hubungan Persahabatan Sederet Artis Ini Kembali Akrab dan Saling Memaafkan
Sempat Berseteru, Hubungan Persahabatan Sederet Artis Ini Kembali Akrab dan Saling Memaafkan

Saat mengalami masalah ini, ada yang mudah memaafkan, ada juga yang butuh waktu beberapa lama untuk saling memaafkan dan kembali akrab.

Baca Selengkapnya
Bocah Ini Pegang Pesan Sang Ayah 'Orang Miskin Jangan Lawan Orang Kaya, Orang Kaya Jangan Lawan Pejabat', Tak Disangka Kini Punya Posisi Top
Bocah Ini Pegang Pesan Sang Ayah 'Orang Miskin Jangan Lawan Orang Kaya, Orang Kaya Jangan Lawan Pejabat', Tak Disangka Kini Punya Posisi Top

Pria yang menghabiskan masa kecil di Belitung ini pegang pesan sang ayah. Kini punya jabatan mentereng.

Baca Selengkapnya
Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali
Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali

Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
40 Kata-kata Pemilu Lucu, Lawakan Ringan yang Penuh Makna
40 Kata-kata Pemilu Lucu, Lawakan Ringan yang Penuh Makna

Kata-kata pemilu lucu ini bisa jadi hiburan menghadapi suasana politik yang seringkali tegang dan serius.

Baca Selengkapnya
Kaesang: Politik Menjadi Satu Bagian yang Seru dan Indah
Kaesang: Politik Menjadi Satu Bagian yang Seru dan Indah

Dengan politik seseorang bisa menerapkan kebijakan baik untuk kepentingan rakyat banyak.

Baca Selengkapnya
Beda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu
Beda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu

Para pelawak itu bersaing memperebutkan suara dari daerah pemilihan masing-masing dengan kolega satu partai maupun partai politik lain.

Baca Selengkapnya
Apa Arti Pemilu? Ketahui Prinsip dan Tujuannya
Apa Arti Pemilu? Ketahui Prinsip dan Tujuannya

Apa itu Pemilu penting diketahui setiap warga negara.

Baca Selengkapnya
45 Kata Bijak Politik Lucu, Mengandung Makna Penting hingga Sindiran
45 Kata Bijak Politik Lucu, Mengandung Makna Penting hingga Sindiran

Kumpulan kata bijak politik ini juga dapat membuka pandangan baru akan politik itu sendiri. Tak ayal apabila kata bijak politik ini sangat menarik.

Baca Selengkapnya
Cara bagi Orangtua untuk Tumbuhkan Jiwa Kreatif dan Artistik pada Anak
Cara bagi Orangtua untuk Tumbuhkan Jiwa Kreatif dan Artistik pada Anak

Kreativitas dan rasa artistik yang dimiliki oleh anak bisa dipupuk dan dikembangkan oleh orangtua melalui berbagai cara.

Baca Selengkapnya