Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Awal Kisah Anak-Anak Citayam Fashion Week

Awal Kisah Anak-Anak Citayam Fashion Week Kawasan Zebra Cross Dukuh Atas. ©2022 Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Kalimat yang meluncur dari mulut Bonge (17) seadanya. Dia seperti enggan bercerita banyak soal latar belakangnya. Salah satu ikon Citayam Fashion Week (CFW) itu terkesan tidak terlalu peduli dengan popularitas meski namanya sedang banyak dibicarakan.

Siang itu, Jumat 29 Juli 2022, merdeka.com menemui pemilik nama asli Eka Satria Saputra itu di kediaman orang tuanya di Kampung Bojong Sempu, Cilebut, Bogor. Bonge alias 'Bocah Bojong Gede' nama populernya.

Warga sekitar sebenarnya tidak terlalu mengenal Bonge karena dia tinggal di Kampung Sudimampir, Bojong Gede. Sejak bapaknya meninggal, Bonge diasuh kakek dan neneknya. Sementara ibunya yang menikah lagi tinggal di Cilebut dan punya dua anak.

Bonge putus sekolah sejak kelas tiga SD. Saat itu, ibunya tak punya biaya. Dia kemudian menjadi pengamen di sekitar Stasiun Bojong Gede dan pasar. Soal gaya berpakaian, Bonge mengaku terpengaruh pergaulan. Tapi salah satu yang menjadi ciri khasnya adalah selalu memakai jaket.

"Beli di toko pakaian. Kalau ada yang bagus, saya beli," ucap Bonge.

Sang ibu, Erni Ernawati, menuturkan, awalnya risih anaknya dipanggil Bonge. "Pernah tanya, katanya singkatan bocah Bojong Gede. Cuma banyak diplesetin orang, bocah budek, bocah conge, biasalah. Kalau dulu risih ya karena Bonge, Bonge, kayak orang conge, bener aja," kata Erni yang ditemui di kediamannya.

Soal ciri khas Bonge yang kerap tampil berjaket, Erni mengatakan anaknya sejak kecil suka memakai jaket. Dia sempat memperingatkan agar Bonge tidak memakai baju atau jaket yang ukurannya terlalu besar.

"Kemarin itu pakai baju gede, sempet dilarang. Jangan pakai kayak gitu Bang, lihatnya gimana gitu, aneh terus gerah. Tapi tetap saja dipakai dan ternyata jadi trending di semua orang. Enggak nyangka ternyata style dia banyak orang yang suka," kata Erni.

Setelah anaknya viral, Erni menceritakan, Bonge berhenti mengamen. Penghasilannya banyak dari membuat konten. Sekali mempromosikan produk, Bonge dibayar Rp200.000. Erni menyebut, dalam sehari Bonge bisa terlibat dalam pembuatan hingga empat konten promosi.

Erni juga menceritakan saat istri Baim Wong, Paula Verhoeven datang beberapa waktu yang lalu dengan membawa koper berisi uang Rp500 juta. Duit itu, tegas dia, bukan buat Bonge, melainkan hadiah untuk pemenang CFW yang akan digagas oleh Baim Wong.

"Yang pegang (uang) Paula juga, dibawa balik lagi. Rame kan nyangkanya buat Bonge. Buat acara fashion week di SCBD, bukan buat di sini," ujarnya.

Awal Mula Nongkrong di Sudirman

Bonge menceritakan, dirinya bukan yang pertama kali nongkrong di kawasan Dukuh Atas. Dia mengaku tertarik karena beberapa temannya mengajak ke sana dan membuat konten TikTok.

Modal untuk nongkrong pun tidak banyak. Uang hasil mengamen dipakai untuk ongkos dan jajan. Dia naik KRL ke Stasiun Sudirman dan berjalan kaki ke kawasan Dukuh Atas. Tak berangkat sendirian, Bonge biasanya janjian bersama teman-temannya di Stasiun Bojong Gede.

"Enggak tentu, Rp50 ribu sampai Rp100.000," ujarnya.

Tidak ada kegiatan khusus yang dia lakukan bersama teman-temannya di pedestrian Jalan Tanjung Karang, Jakarta Pusat itu. Setelah puas nongkrong, Bonge dan kawan-kawan biasa pulang dengan menggunakan kereta terakhir saat tengah malam.

"Nongkrong, jajan, ngobrol-ngobrol aja," kata Bonge.

Bonge mengingat, kegiatan itu dia lakukan rutin sejak sekitar awal 2022. Hampir setiap hari Bonge dan kawan-kawan nongkrong di kawasan itu.

Setelah viral, Bonge kini selalu jadi incaran pembuat konten. Bersama Roy dan Jeje, dia jadi bintang iklan salah satu e-commerce. Dia juga menjadi model video klip yang syutingnya dilakukan di kawasan itu.

Nongkrong dan Ngonten

Tiga remaja tanggung duduk berdampingan di kawasan Dukuh Atas, Jumat (29/7) sore. Mereka berdandan rapi. Ada yang memakai jaket dengan penutup kepala, ada juga yang rambutnya dicat pirang. Ketiganya tak lagi bersekolah, mengandalkan hidup dari ajakan membuat konten dan mengamen.

Adit (15) Dendy (14) Rizky (15) sudah menjalani kegiatan itu beberapa bulan terakhir sejak kawasan itu ramai dikenal dengan sebutan Citayam Fashion Week. Mereka bukan warga Citayam, tapi anak Jakarta.

Adit dan Dendy mengaku putus sekolah saat SMP. Sementara Rizky tak melanjutkan ke SMA setelah lulus SMP. "Kita mah biasa nongkrong di sini. Saya kan tinggal di sini nih, Jalan Blora," kata Adit membuka percakapan.

Meski begitu, ketiganya kompak hanya sekadar nongkrong, tidak ikut-ikutan berlenggak-lenggok di zebra cross. "Enggak lah ngapain. Norak," cetus Dendy.

Salah satu kegiatan yang menghasilkan uang di kawasan itu adalah terlibat pembuatan konten dari produk tertentu. Biasanya mereka diajak untuk menjadi talent untuk mempromosikan barang dengan upah Rp100.000. Namun, kadang mereka hanya dibayar dengan produk bukan dengan uang. Seperti produk perawatan kulit yang ditunjukkan Rizky.

Setelah kawasan itu viral dan kini banyak didatangi orang terkenal, ketiganya tidak ambil pusing. Tidak ada perasaan terpinggirkan. "Ya apa yah, kita sama-sama hormatin ya, santai aja," kata Adit.

"Di sini kita kudu saling menghormati. Misalnya kita ketemu geng mana, ya salam-salam juga ya. Istilah katanya mah, lo baik gue juga baik. Lo songong ya kita lawan balik," imbuh Rizky.

Baik Rizky, Adit, dan Dendy mengaku tidak berminat lagi melanjutkan sekolah. Mereka kepincut menjadi pembuat konten atau menjadi talent karena menghasilkan uang. Bagi mereka, yang dibutuhkan saat ini adalah uang untuk kebutuhan sehari-hari, bukan belajar di sekolah.

"Bikin TikTok kayaknya, konten-konten," ujar Adit.

Viral dan Terkenal

Andy Tumere, seorang content creator tertarik dengan gaya pakaian sejumlah remaja saat melintas di kawasan Dukuh Atas. Penampilan mereka unik dan berbeda. Beberapa di antara mereka masih tampak belia tapi sudah menggandeng pasangan.

Ide membuat konten pun muncul. Saat akhir pekan, jumlah remaja yang nongkrong itu semakin banyak. Andy bersama timnya mewawancarai mereka. Isinya obrolan santai terkait kegiatan para remaja itu dan gaya pakaian mereka.

Salah satu remaja yang pertama kali dia wawancarai adalah Roy yang mengaku dari Citayam, Depok. Dandanannya nyentrik dan trendi. Roy juga selalu bersama cewek yang berbeda setiap kali nongkrong yang dia aku sebagai pacar.

"Roy, dia sangat identik dengan gonta-ganti pasangan," kata Andy dalam perbincangan dengan merdeka.com akhir Juli lalu.

Tak disangka, konten-konten yang dibuat Andy viral di TikTok dan Instagram. Dari puluhan konten yang dia tampilkan, nama-nama Bonge, Roy, Jeje dan Kurma menjadi viral. Tanggapan pun beragam. Tak sedikit yang mencibir, tapi banyak juga yang memuji penampilan para remaja itu.

Andy tidak menduga kontennya trending dan ditonton hingga puluhan juta kali. Semakin viral, muncullah kemudian istilah Citayam Fashion Week (CFW) meski para remaja yang nongkrong di kawasan itu tidak semuanya berasal dari Citayam.

Andy berharap, ruang publik seperti CFW juga bisa muncul di lokasi-lokasi lain. Dia juga ingin pemerintah daerah menambah fasilitas-fasilitas sehingga para remaja itu memiliki tempat berekspresi.

Sayangnya, setelah kawasan itu viral dan didatangi artis dan tokoh, Andy sekarang kesulitan membuat konten. "Justru keramaian ini membuat saya tidak bisa ngonten karena akan menimbulkan kerumunan saat kami syuting," keluhnya.

Meski begitu, Andy yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan IT di Jakarta itu tidak keberatan. Dia senang Roy, Bonge hingga Jeje terkenal dan mendapat pemasukan dari endorse atau dibayar untuk tampil di berbagai konten di media sosial.

"Yang tadinya buat makan mereka susah, semenjak CFW ini jadi trending, mereka mulai dihubungi oleh brand-brand product untuk dijadikan model atau talent. Saya sebagai salah satu content creator yang membuat mereka viral sangat bangga kepada mereka karena sudah berpenghasilan sendiri," tutur Andy.

Pernyataan Andy itu diamini ibunda Bonge. Penghasilan dari endorse dapat membantu perekonomian keluarga. Bahkan, Erni mendapat kejutan saat dibelikan motor bekas dan handphone.

"Dia yang milih, dia beli sama ayahnya bareng. Saya enggak tahu pas pulang bawa motor, dia bilang ini buat mama, Abang yang ini aja. Saya tanya beli di mana, udah mama tinggal pakai aja. Dia kadang-kadang gitu bikin kejutan," tutur Erni.

Erni juga menunjukkan perhiasan emas yang dipakainya. Cincin, gelang, anting dan kalung emas yang dibeli dari uang yang diberikan Bonge. Saat Bonge berkunjung, Erni selalu diberi uang belanja. "Buat masak. Ya sekitar Rp200 ribu," ujarnya.

Munculnya pro kontra terhadap para remaja CFW termasuk anaknya tak terlalu dipikirkan Erni. Dia hanya mengingatkan kepada Bonge agar tetap menjaga sopan santun. Erni khawatir Bonge salah ucap.

"Saya selalu ngajarin, jangan ngeluh sama hidup. Tetap kita jalani walaupun itu jalan susah. Bang kalau sama orang yang lebih tua kita harus hormat, jaga omongan jaga sikap," pesan Erni.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ibunya Meninggal, Anak SD ini Dirawat Bapaknya Selalu Dibawakan Bekal ke Sekolah, Menunya jadi Sorotan
Ibunya Meninggal, Anak SD ini Dirawat Bapaknya Selalu Dibawakan Bekal ke Sekolah, Menunya jadi Sorotan

Meski hanya diurus sang ayah, bocah tersebut terlihat terawat.

Baca Selengkapnya
Biasanya Datangi Sekolah Lain, Polwan Cantik ini Tiba-Tiba Kunjungan ke Sekolah Anak, Reaksi Sang Putra jadi Sorotan
Biasanya Datangi Sekolah Lain, Polwan Cantik ini Tiba-Tiba Kunjungan ke Sekolah Anak, Reaksi Sang Putra jadi Sorotan

Polwan cantik bagikan momen saat kunjungan ke sekolah sang anak. Seperti ini potret selengkapnya.

Baca Selengkapnya
Cerita Mucikari Anak Sekolah Tobat dan Langsung Mualaf Gara-gara Dapat Mimpi Berangkat ke Tanah Suci
Cerita Mucikari Anak Sekolah Tobat dan Langsung Mualaf Gara-gara Dapat Mimpi Berangkat ke Tanah Suci

Cerita Mucikari Anak Sekolah Tobat dan Langsung Mualaf Gara-gara Dapat Mimpi Berangkat ke Tanah Suci.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Perjuangan Bocah 11 Tahun di Palembang Hidupi 3 Adik Usia Balita Nyambi Jualan Keripik di Sekolah
Perjuangan Bocah 11 Tahun di Palembang Hidupi 3 Adik Usia Balita Nyambi Jualan Keripik di Sekolah

Setelah ibunya meninggal, Iky dan ketiga adik balitanya dan sang nenek mengontrak rumah. Ayahnya pergi meninggalkan mereka tanpa kabar.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Aneh Sebelum Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi
Peristiwa Aneh Sebelum Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi

Bocah tak berdosa itu tewas di tangan ibu kandungnya yang berinisial SNF (26) pada Kamis (7/3) pagi.

Baca Selengkapnya
Sempat Putus Sekolah hingga Berjualan Rokok dan Koran, Mantan Panglima ABRI Ini Terkenal Jujur Bersahaja
Sempat Putus Sekolah hingga Berjualan Rokok dan Koran, Mantan Panglima ABRI Ini Terkenal Jujur Bersahaja

Sosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan

Baca Selengkapnya
Dunia Memang Keras, Anak Usia 13 Tahun Jualan Bakso Keliling Dapat Komisi Segini Jika Dagangannya Habis
Dunia Memang Keras, Anak Usia 13 Tahun Jualan Bakso Keliling Dapat Komisi Segini Jika Dagangannya Habis

Rela merantau, ia setiap harinya harus menjual dagangan baksonya.

Baca Selengkapnya
Simpan Baju Terakhir Ibunya Sebelum Meninggal Dunia, Curhatan Pilu Pria Ini Bikin Terenyuh
Simpan Baju Terakhir Ibunya Sebelum Meninggal Dunia, Curhatan Pilu Pria Ini Bikin Terenyuh

Baju terakhir yang dipakai ibunya itu disimpan dan selalu dipeluknya ketika ia merindukannya.

Baca Selengkapnya
Kisah Siswa Kelas 5 SD di Palembang Jualan Keripik demi Hidupi 3 Adik dan Nenek
Kisah Siswa Kelas 5 SD di Palembang Jualan Keripik demi Hidupi 3 Adik dan Nenek

Tanggung jawab itu dipikul Iki setelah ibunya sakit lalu meninggal dan ayahnya minggat dua tahun lalu.

Baca Selengkapnya