Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kini Dibuka Kembali untuk Umum, Ini Fakta Menarik Istana Kepresidenan Yogyakarta

Kini Dibuka Kembali untuk Umum, Ini Fakta Menarik Istana Kepresidenan Yogyakarta

Kini Dibuka Kembali untuk Umum, Ini Fakta Menarik Istana Kepresidenan Yogyakarta

Istana itu hingga kini menjadi tempat menginap tamu-tamu besar yang berkunjung ke Yogyakarta

Melalui akun Instagram @kemensetneg.ri pada Rabu (8/5), Kementerian Sekretariat Negara kembali membuka Istana Negara untuk umum.

Dengan demikian gedung bersejarah itu bisa dimasuki semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

Lalu apa fakta menarik dari Istana Kepresidenan Yogyakarta? Berikut selengkapnya:

Pada awalnya, Istana Kepresidenan Yogyakarta merupakan rumah resmi seorang residen Belanda bernama Anthonie Hendriks Smissaert. Gedung itu didirikan pada bulan Mei 1824 oleh arsitek bernama A Payen.

Pecahnya Perang Jawa atau Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830 membuat pembangunan gedung ini tertunda. Pembangunan gedung itu kembali dilanjutkan pada tahun 1832 setelah perang usai.

Pada tanggal 10 Juni 1867, terjadi musibah gempa bumi di Yogyakarta sehingga rumah itu ambruk. Bangunan itu didirikan kembali dan rampung pada tahun 1869.

Bangunan inilah yang menjadi gedung induk Kompleks Istana Kepresidenan Yogyakarta yang samapi sekarang disebut Gedung Negara.

Gedung utama itu kemudian menjadi kediaman Gubernur Belanda di Yogyakarta hingga masa penjajahan Jepang. Gubernur Belanda yang pernah mendiami tempat itu antara lain J.E Jasper (1926-1927), PRW van Gesseler Verschuur (1929-1932), H.M de Kock (1932-1935), J. Bijilevel (1935-1940), dan L. Adam (1940-1942).

Pada masa pendudukan Jepang, istana ini menjadi kediaman resmi penguasa Jepang di Yogyakarta yaitu Koochi Zimmukyoku Tyookan.

Pada 6 Januari 1946, gedung itu resmi menjadi istana kepresidenan setelah Yogyakarta resmi menjadi ibu kota baru Republik Indonesia. Di gedung itu pula diselenggarakan Pelantikan Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar TNI ada 3 Juni 1947. Sejak tanggal 28 Desember 1949, gedung itu tidak lagi menjadi tempat kediaman presiden.

Sejak saat itu, Istana Negara biasanya dijadikan sebagai tempat menginap para tamu agung. Beberapa tamu agung yang pernah menginap di sana antara lain Raja Bhumibol Adulyadej dari Muangthai (1960), Presiden Ayub Khan dari Pakistan (1960), lalu Perdana Menteri Ferhart Abbas dari Aljazair (1961).

Pada tahun tujuh puluhan, yang berkunjung dan bermalam adalah Presiden D. Macapagal dari Filipina (1971), Ratu Elizabeth II dari Inggris (1974), serta Perdana Menteri Sirimavo Bandaranaike dari Sri Langka (1976).

Pada tahun delapan puluhan, tamu negara yang datang berkunjung adalah Perdana Menteri Lee Kuan Yew dari Singapura (1980) dan Yang Dipertuan Agung Sultan Bolkiah dari Negara Brunei Darussalam (1984).

Tamu-tamu penting lain yang pernah beristirahat di Gedung Agung, antara lain, Putri Sirindhom dari Muangthai (1984), Ny. Marilyn Quayle, Presiden F. Mitterand dari Perancis (1988), Pangeran Charles bersama Putri Diana dari Inggris (1989), dan Kepala Gereja Katolik Sri Paus Paulus Johannes II (1989).

Pada tahun sembilan puluhan, para tamu agung yang berkunjung ke Gedung Agung adalah Yang Dipertuan Agung Sultan Azlan Shah dari Malaysia (1990), Kaisar Akihito dari Jepang (1991), dan Putri Basma dari Yordania (1996).

Dibuka untuk Umum

Saat ini, Istana Kepresidenan Yogyakarta dibuka untuk umum. Siapa saja boleh masuk. Tapi ada syaratnya. Pertama-tama, calon pengunjung harus terlebih dahulu mengirimkan surat permohonan kunjungan yang ditujukan kepada Kepala Istana Kepresidenan Yogyakarta.

Setelah itu, pengunjung juga harus mematuhi peraturan kunjungan di antaranya berpakaian sopan, rapi, dan bersepatu, tidak boleh membawa makanan dan minuman, dilarang parkir di dalam istana, tidak boleh memotret di dalam istana, kunjungan akan didokumentasikan pihak istana, dan mengisi kuisioner dan penilaian.

Istana Ungkap Isi Pembicaraan Jokowi dan AHY Sambil Makan Gudeg di Yogyakarta
Istana Ungkap Isi Pembicaraan Jokowi dan AHY Sambil Makan Gudeg di Yogyakarta

Jokowi dan AHY sarapan bareng di Gudeg Yu Djum Wijilan, Kota Yogyakarta, Minggu (28/1) pagi.

Baca Selengkapnya
Wisata di Yogyakarta Terbaru, Sajikan Pemandangan Asri hingga Pengalaman Seru
Wisata di Yogyakarta Terbaru, Sajikan Pemandangan Asri hingga Pengalaman Seru

Wisata di Yogyakarta selalu menarik untuk dibahas.

Baca Selengkapnya
Istana soal Jokowi Gowes Bareng AHY dan Temui Sri Sultan HB X: Biasa Presiden Bertemu Tokoh Politik
Istana soal Jokowi Gowes Bareng AHY dan Temui Sri Sultan HB X: Biasa Presiden Bertemu Tokoh Politik

Jokowi bersepeda bersama AHY di Yogyakarta, Minggu (28/1), sambil menyapa masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jadi Istana Kepresidenan Tertua di Indonesia, Ini Fakta Sejarah Istana Cipanas
Jadi Istana Kepresidenan Tertua di Indonesia, Ini Fakta Sejarah Istana Cipanas

Banyak hal unik yang bisa ditemui di Istana Cipanas

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Saya Bersama Tom Lembong Siap Hadapi Luhut
Cak Imin: Saya Bersama Tom Lembong Siap Hadapi Luhut

Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menghadiri acara Rapat Umum Rakyat Yogyakarta di Purawisata, Kota Yogyakarta, Senin (29/1).

Baca Selengkapnya
Dulu Tinggal di Rumah Gubuk Kini Rumahnya Bak Istana, Ini Sederet Fakta Aty Kodong Yang Tak Diketahui Publik
Dulu Tinggal di Rumah Gubuk Kini Rumahnya Bak Istana, Ini Sederet Fakta Aty Kodong Yang Tak Diketahui Publik

Mengungkap sederet fakta Aty Kodong, Dulu rumah sederhana kini rumahnya bak istana

Baca Selengkapnya
Kabar Duka, Kepala LAN Adi Suryanto Meninggal Dunia
Kabar Duka, Kepala LAN Adi Suryanto Meninggal Dunia

Kepala LAN Adi Suryanto Meninggal Dunia pada hari Jumat di Yogyakarta

Baca Selengkapnya
Fakta Menarik UNU Yogyakarta, Bangunan Megah Sembilan Lantai dengan Fasilitas Modern
Fakta Menarik UNU Yogyakarta, Bangunan Megah Sembilan Lantai dengan Fasilitas Modern

Kampus UNU berdiri di lahan 7.478 meter persegi, dan mampu menampung 3.774 mahasiswa dan 151 dosen.

Baca Selengkapnya
Sejarah Bregada Prajurit, Sudah Ada sejak Zaman Mataram dan Terus Dilestarikan hingga Kini
Sejarah Bregada Prajurit, Sudah Ada sejak Zaman Mataram dan Terus Dilestarikan hingga Kini

Dalam sejarahnya, bregada Kraton Yogyakarta telah mengikuti beragam peperangan.

Baca Selengkapnya