Banyumas Disebut Daerah Endemis Rayap, Ini Penjelasan Ahli Biologi
Dosen Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Hery Pratiknyo mengatakan bahwa Kabupaten Banyumas merupakan daerah endemis rayap. Menurutnya, pernyataan itu berdasarkan pada penelitian yang ia lakukan di kawasan lereng Gunung Slamet sisi selatan, timur, dan barat.
Dari hasil penelitian itu, ia mendapatkan 11 spesies rayap dengan spesies paling dominan adalah Schedorhinotermes sp atau rayap kayu.
Selanjutnya, ia meneliti persebaran rayap tersebut dari daerah dataran tinggi hingga rendah untuk mengetahui apakah ada perbedaan persebaran di masing-masing wilayah.
"Meskipun yang paling dominan itu Schedorhinotermes, tapi di wilayah yang lebih rendah kecenderungannya sudah berubah. Yang dominan justru sama dengan yang di utara Gunung Slamet, yaitu Macrotermes gilvus, Microtermes insperaturs, dan Odontotermes javanicus," kata Dr. Hery.
Dr. Hery menjelaskan persebaran jenis rayap di Banyumas berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain.
Hery melanjutkan penelitian untuk mengetahui pengaruh atau daya serang tiap spesies rayap terhadap rumah-rumah warga. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mereka punya sebaran yang berbeda.
berita untuk kamu.
Hery mengatakan bahwa Macrotermes gilvus paling dominan persebarannya di Banyumas. Diketahui sebanyak 31 desa di Banyumas memiliki spesies rayap tersebut. "Macrotermes gilvus adalah rayap yang menjadi laron. Ini merupakan salah satu spesies rayap paling banyak yang menyerang kayu-kayu di perumahan," kata Hery.
Menurut Hery, serangan Macrotermes gilvus tidak hanya terjadi di rumah-rumah warga di perkampungan, namun juga warga perumahan. Oleh karena itu, ia merekomendasikan ada perlakuan khusus apabila hendak mendirikan bangunan baru, khususnya terhadap tanah yang menjadi lokasi pembangunan, guna mengantisipasi serangan rayap.
- Shani Ramadhan Rasyid
Kemenkes telah menebar jentik nyamuk Wolbachia di lima kota endemis dengue di Indonesia sepanjang 2023. Nyamuk ini diyakini mampu menurunkan kasus DBD.
Baca SelengkapnyaSpesies kodok terbaru ini ditemukan di daerah pegunungan di India.
Baca SelengkapnyaIdham mengaku 100 persen persen karyawan pabrik Menarina di Indonesia adalah warga negara asli Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ikan ini sudah diperjualbelikan di kalangan pecinta ikan hias sejak tahun 2000, tapi secara ilmiah spesies ini tidak dikenal.
Baca SelengkapnyaMenurut Nadia, hasil penelitian menunjukkan bakteri wolbachia tidak menginfeksi manusia atau vertebrata lain.
Baca SelengkapnyaAlumnus Fakultas Biologi UGM, Rania Naura Anindhita, menyulap air lindi (cairan yang keluar dari sampah) menjadi sesuatu yang bernilai guna.
Baca SelengkapnyaPolisi telah mendatangkan saksi ahli teknis dari Universitas Soedirman Purwokerto dan Dinas Pekerjaan Umum Banyumas.
Baca SelengkapnyaIkan Belida, salah satu jenis hewan endemik asal Sumatra Selatan yang saat ini sudah terancam punah.
Baca SelengkapnyaPujian itu disampaikan saat Prabowo bertemu SBY di Pacitan.
Baca Selengkapnya